Caca Cantika berniat membalas dendam pada Julie Abraham yang telah mengkhianati kakaknya Baim sampai sang kakak meninggal karena gantung diri.
Tak rela Julie berbahagia di atas penderitaan keluarganya, Caca pun berniat merebut suami Julie, Azhar Malik.
Berbagai cara Caca lakukan demi membalas dendamnya, namun sayangnya Caca malah benar-benar jatuh hati dengan Azhar. Bagaimana kelanjutan kisah Caca?
Dukung karya ini dengan add favorit, like, komen dan ⭐⭐⭐⭐⭐
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Silahkan, Mas!
Azhar merasa bosan seharian meeting. Ia merindukan Caca yang sejak tadi belum ia temui. Ia tak sabar untuk bertemu dengan Caca secepatnya.
"Sabar ya! Meeting masih belum selesai." isi pesan yang Azhar kirimkan.
"Oke!" jawab Caca singkat.
Kening Azhar berkerut membaca balasan pesan Caca yang hanya satu kata saja. Padahal Azhar mengharapkan Caca membalasnya dengan kalimat panjang dan diakhiri kata-kata romantis, namun Azhar harus menerima kekecewaan.
Huft.... Azhar menghela nafas berat. Bosan sekali dan ia ingin segera ke kantor dan mengakhiri meeting mereka yang penuh basa basi ini.
"Masih lama meetingnya? Aku pulang duluan ya! Aku tunggu Mas di apartemen. Mau aku masakkin apa?" sebuah pesan masuk dari Caca membuat senyum di wajah Azhar mengembang.
"Apa saja. Yang penting kamu yang buat!" balas Azhar.
"Oke! Semangat bekerja ya Mas. Aku tunggu kamu di rumah! Luv u."
Azhar masih tersenyum lebar, melupakan kalau dirinya sedang meeting bersama rekan bisnisnya.
"Wah rupanya Bapak Azhar sedang berbahagia nih! Sampai senyum-senyum sendiri." sindir pemilik perusahaan Panca Group.
"Maklum, pengantin baru. Masih mesra-mesranya. Dari tadi saya perhatiin Pak Azhar ini gelisah sekali. Bisnis jadi nomor dua ya kalau sudah menyangkut cinta ha...ha...ha...." ledek Richard Kusumadewa.
"Ah Bapak Richard dan Bapak Panca bisa saja! Tau sendiri 'kan rasanya rindu yang tak kuasa untuk ditahan?" jawab Azhar sambil tertawa.
"Rindu atau 'anu'?" ledek Richard yang membuat ketiganya tertawa terbahak-bahak.
"Sudah... Sudah! Kita sudahi saja meeting kita hari ini! Saya juga jadi ingin ketemu istri saya nih!" ujar Panca.
"Kok sama sih? Saya juga kangen sama My Adel. Kangen meluk istri tercinta!" sahut Richard.
"Oke! Karena kita semua sudah kangen istri, jadi meeting kita akhiri ya!? Kesepakatan kita sudah deal ya!" Azhar mengulurkan telapak tangannya.
"Deal!" jawab Richard dan Panca kompak seraya menyambut uluran tangan Azhar. Ketiganya tertawa bersama. Benar-benar meeting yang berakhir baik.
****
Caca sudah selesai memasak untuk Azhar. Ia memasak udang asam manis dan tumis kangkung. Menyontek menu di warung seafood pinggir jalan.
Caca lalu membersihkan tubuhnya yang berkeringat sehabis masak dan pulang kerja. Ia sengaja luluran dan menyabuni tubuhnya beberapa kali. Ia tahu, malam ini akan menjadi malam pertamanya. Tak mungkin ia bisa hindari kalau melihat Azhar yang sejak tadi begitu berhasrat melihatnya.
Caca menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Memakai body butter dan vitamin rambut. Benar-benar wangi dari atas sampai kaki.
Suara password pintu ditekan membuatnya beranjak dari meja rias dan berjalan ke depan untuk menyambut suaminya datang. Caca mengenakan kaos kerah V dengan hotpants. Terlihat simple namun polos dan menggoda.
Azhar masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum, Mas!" sambut Caca sambil tersenyum lebar.
"Eh, waalaikumsalam." jawab Azhar kikuk. Biasanya ia hanya masuk saja ke dalam rumah tanpa salam.
Caca mendekat dan mengulurkan tangannya untuk salim. Azhar memberikan tangannya dan hendak memeluk Caca namun urung ia lakukan. "Aku mandi dulu ya baru peluk kamu!"
"Enggak mau makan dulu?" tawar Caca.
Azhar menggelengkan kepalanya. "Masih kenyang dan agak kembung karena banyak minum. Minum es kopi loh ya, bukan minum-minuman keras. Maklum, kita meeting di restoran hotel jadi sambil meeting sambil ngemil dan nongki ganteng!"
Caca tersenyum mendengar perkataan Azhar. "Yaudah. Mandi saja dulu. Aku siapkan baju untuk kamu ya!"
"Oke, siap!" sambil bersenandung ringan, Azhar masuk ke dalam kamar mandi. Hatinya begitu riang bisa bersama istri keduanya. Lebih tenang dan nyaman. Beda jika bersama istri pertama yang kadang membuatnya merasa sesak karena terlalu banyak permintaan.
Azhar tiba-tiba teringat sesuatu. Saat menikah dengan Caca, ia tak membelikan Caca banyak hadiah. Azhar berencana akan membelikan Caca hadiah ketika mereka ada waktu nanti. Hari ini Azhar mau mereka berduaan melanjutkan kemesraan mereka tadi pagi.
Azhar yang sudah selesai mandi lalu keluar dari kamar mandi dan melihat Caca yang sedang menyiapkan makanan. Caca menaruh lauk yang ia masak ke atas piring dan hendak menatanya di meja makan.
Baru saja menaruh satu sendok udang asam manis ke atas piring, sebuah pelukan dari belakang mengagetkannya. "Ya ampun, Mas! Kamu ngagetin aku tau enggak!" Caca memukul pelan tangan kekar Azhar yang memeluknya dengan erat dan manja.
"Aku kangen sama kamu!" Azhar membenamkan wajahnya di leher Caca, membuat sensasi geli dirasakannya.
"Aku lagi nyiapin makan buat kamu, Mas." Caca menaruh piring yang ia kenakan di atas kitchen set. Tak mau sampai jatuh karena tubuhnya bereaksi lebih kala Azhar menyentuhnya.
"Aku masih kenyang. Ada yang lapar tapi bukan perut aku." Azhar masih asyik menciumi wangi tubuh Caca yang membuatnya begitu kecanduan.
"Apa dong?" tanya Caca yang mulai bereaksi karena merasakan panas nafas Azhar di lehernya. Tubuhnya sudah mengalirkan listrik ke otak dan meletupkan gejolak gairah ke seluruh tubuhnya.
Azhar menyisipkan anak rambut Caca ke belakang telinganya dan mencium pipi Caca yang harum dan halus. "Adik aku yang lapar ingin menyentuh kamu!"
Deg deg.. deg deg... deg deg....
Degup jantung Caca bertalu dengan kencang. Bak barisan marching band yang sedang mengikuti pawai. Dirinya yang masih polos dan lugu tak siap menerima gombalan mesum seperti itu.
Sebelah tangan Azhar lalu menyentuh buah sintal Caca, membuat Caca membeku karena kaget dan rasa berbeda yang ia rasakan. "M-Mas..." bahkan menyebut nama Azhar saja Caca sampai terbata.
"Hmm...." Azhar masih menciumi leher Caca. Memberikan beberapa tanda kepemilikan sambil menyentuh area sensitifnya.
Azhar membalik tubuh Caca. Menatap Caca dengan lapar akan sesuatu yang ingin dipuaskan. Caca baru membuka mulut hendak bicara ketika Azhar menutup mulutnya dengan ciuman yang penuh gairah.
Caca melingkarkan tangannya di leher Azhar. Takut kakinya tak kuat menopang tubuhnya yang lemas karena kini kedua tangan Azhar terus menyentuh dua buah sintal miliknya.
Azhar tahu Caca mulai tak kuat dengan sentuhan yang ia berikan. Ia pun demikian. Ia mau memiliki Caca malam ini, dengan kesadaran penuh. Tidak seperti malam itu yang sampai sekarang tak pernah ia ingat.
Azhar lalu mulai mengangkat Caca dan menggendongnya memasuki kamar. Azhar tetap tak melepaskan ciuman mereka. Benar-benar percintaan panas bak film Hollywood sampai Azhar menjatuhkan Caca di atas tempat tidur.
Kaos yang baru saja Azhar kenakan ia lepas dan dilemparnya ke sembarang tempat. Kini terpampar pemandangan indah di depan mata Caca.
Tubuh kekar, otot yang menyembul dan perut rata yang terlihat begitu indah. Benar-benar pemandangan yang membuat mata Caca enggan berpaling. Azhar lalu tersenyum dengan mata siap menerkam. "Aku mau kamu malam ini!"
Caca tersenyum seraya membuka kedua tangannya, "Silahkan, Mas!"
***
Yuk silahkan vote novel ini ya 🥰🥰🥰
daripada panjang bertele tele
juli boleh la😊
yg di dukung😅