Pesona Penggoda Nakal
Caca Cantika adalah seorang gadis cantik yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di Yogyakarta. Di hari kelulusannya, Caca mendapat kabar kalau Kakaknya Baim, akan segara menikahi kekasihnya Julie Abraham.
Tentu saja Caca yang selama ini tak pernah melihat calon kakak iparnya, harus pulang dan menghadiri pernikahan kakaknya tersebut. Caca pulang ke rumah disambut dengan senyum hangat dan pelukan dari Mama dan Papa.
Caca ingin segera menemui kakaknya, Baim. Masih teringat jelas dalam memori Caca bagaimana Baim sering menelepon dirinya dan menceritakan tentang kisah cintanya bersama Julie. Bagaimana kakaknya tersebut sangat mencintai dan menyayangi Julie Abraham dengan sepenuh hati.
Menurut cerita Baim, dirinya dan Julie hanya berkenalan selama 6 bulan dan langsung memutuskan untuk berpacaran. Baim yang sudah cinta mati dengan Julie langsung melamar Julie di 3 bulan masa pacaran mereka. Julie menerima lamaran Baim dan setuju kalau mereka akan menikah secepatnya.
Dua hari lagi, hari yang dinantikan oleh Baim akan segera tiba. Ia akan menikahi Julie dan hidup bahagia selamanya, seperti kisah di dalam dongeng tentu saja. Caca sangat mengharapkan kakaknya berbahagia. Baim adalah kakak yang sangat sayang pada Caca. Satu-satunya saudara Caca yang ada di dunia ini.
Sayangnya Baim tak pernah Caca temui sejak ia pulang. Keluarga Caca pun mencari keberadaan kakaknya. Ibu bilang, terakhir kali melihat Baim, Baim pergi terburu-buru.
Setiap menghubungi Baim, tak pernah dijawab. Keluarga Caca semakin panik saja. Takut terjadi apa-apa dengan Baim.
"Bagaimana, Ca? Sudah buat laporan di polisi?" tanya mama saat melihat Caca pulang dari kantor polisi.
"Sudah, Ma. Kita tunggu saja ya sambil terus berdoa semoga Kak Baim cepat ketemu!" jawab Caca dengan sorot mata sedih dan khawatir.
Namun Baim tak juga ada kabarnya. Pernikahan pun terpaksa dibatalkan. Para tetangga sudah membicarakan keluarga Caca.
Mama menangis terus menerus. Firasatnya sebagai seorang ibu mengatakan kalau anaknya tidak baik-baik saja.
Sampai dering telepon rumah membuat keluarga Caca menaruh secerca harapan Baim akan ditemukan. Polisi yang menghubungi dan meminta keluarga Ibrahim Budiman datang ke Hotel XX.
Hotel XX adalah hotel dimana Baim rencananya akan menghabiskan waktu berbulan madu. Caca dan kedua orang tuanya pun pergi ke Hotel XX. Mereka lalu diminta ke kamar nomor 1111.
Hati Caca mencelos saat melihat ada garis polisi di depan pintu kamar. Mama sudah lemas dan tak kuat menopang kakinya. Caca dan Papa yang memapah Mama berjalan memasuki kamar.
Di kamar yang seharusnya menjadi tempat bahagia Baim, Caca melihat tubuh kaku kakaknya tergantung tak bernyawa.
"Astaghfirullah Baim! BAIM!! YA ALLAH BAIM!" Mama pun ambruk dan pingsan.
Polisi bergerak cepat membawa Mama ke rumah sakit. Papa yang menemani. Lalu Caca?
Caca hanya terduduk lemas dengan sorot mata kosong. Ia amat syok melihat kakaknya tersayang sudah tak bernyawa.
Caca memberanikan diri menyeret tubuhnya dan menghampiri jenazah kakaknya yang sudah diturunkan oleh polisi dan direbahkan di atas lantai. "Kak... Bangun, Kak!"
Air mata pun mulai menetes di wajah Caca. "Kak Baim! Bangun, Kak! KAK BAIM HUAAAA....." tangis Caca pun pecah.
"JANGAN TINGGALIN CACA, KAK! HUAAAA...." Caca memeluk tubuh kakaknya dan mengguncangkannya. Berharap Baim akan hidup kembali.
"KAK BAIM! HUAAA... KAK BAIM!!" polisi mencoba memisahkan Caca namun Caca tetap memeluk kakak tersayangnya. Sampai Caca merasakan ada sesuatu yang jatuh dari saku baju Baim.
Caca pun berhenti menangis dan melihat kalau yang jatuh adalah sebuah undangan yang sudah terlipat dan kusut. Dengan tangan gemetar, Caca membuka undangan yang tertulis dengan jelas siapa yang menikah.
Julie Abraham menikah dengan Azhar Malik. Tertulis jelas waktu pernikahan mereka. Waktu yang bersamaan dengan seharusnya Baim dan Julie menikah.
Caca pun menangis karena rasa amarah dan benci yang tiba-tiba menyeruak begitu besar dalam dirinya. Ia sedih dan tak terima kakaknya diperlakukan seperti itu oleh wanita sejahat Julie Abraham.
Caca dan Papa harus mengurus jenazah Baim. Menguburkannya dengan layak di tengah terpaan bisik-bisik tetangga yang terus membicarakan keluarga mereka. Mama terlalu shock sampai harus dirawat di rumah sakit.
Tak banyak yang menghadiri pemakaman Baim. Semua ketakutan karena Baim meninggal gantung diri. Bahkan tak ada yang berani mendekat ke rumah Caca karena dianggap menyeramkan karena ada keluarga yang meninggal bunuh diri. Miris sekali sanksi sosial terhadap keluarga Caca. Bukan mendapat simpati malah dijauhkan.
****
Caca menatap kosong makam kakaknya, Baim. Hari di mana seharusnya Baim berbahagia karena memulai hidup baru bersama Julie Abraham, malah menjadi hari ditemukannya jenazah Baim yang sudah dua hari menghilang.
Caca tak menyangka, kakaknya yang suka datang menjenguk dirinya saat kuliah di luar kota sambil membawakan makanan serta selalu memberinya uang jajan tersebut, kini hanya tinggal nama. Bahkan kakaknya tak meninggalkan pesan sebelum kepergiannya sama sekali.
Caca dan keluarga sangat terpukul dan tidak terima dengan kematian Baim. Hasil penyelidikan polisi menunjukkan kalau tak ada yang bertemu dengan Baim di hotel. Dengan demikian, Baim memang mengakhiri hidupnya sendiri karena keputusan yang ia buat. Penyelidikan pun ditutup.
Tak ada berita tentang kematian Baim di surat kabar maupun portal berita online. Semua ditutupi dan dirahasiakan oleh pihak manajemen hotel demi nama baik hotel bintang lima mereka.
Caca menertawai kejamnya realita hidup yang terjadi pada keluarganya. Bahkan kematian Baim pun tak bisa diberitakan. Kakaknya meninggal dan Julie berbahagia dengan lelaki lain.
****
Sepulang dari rumah sakit, Mama terus melamun. Matanya terlihat kosong dan pikirannya berkelana entah kemana.
Air mata terus menetes dari mata Mama. Tubuhnya terlihat kurus dengan wajah pucat. Mama tak mau makan dan hanya meratapi foto Kak Baim.
"Ma!" panggil Caca. Dibenarkannya mukena yang Mama kenakan. Mama bahkan tak sadar sudah memakai mukena terbalik.
"Makan dulu yuk, Ma." bujuk Caca.
Sayangnya, Mama tetap bersikap acuh. Tak dipedulikannya Caca dan terus meneteskan air mata dengan mata kosongnya.
"Ma... Nanti Mama sakit... Makan ya Ma walau sedikit." mohon Caca sambil mengusap air matanya sendiri.
Caca menyerah karena Mama tak kunjung meresponnya. Ia meninggalkan piring berisi makanan dan menghampiri Papa yang juga sedang melamun di ruang tamu.
Berbeda dengan Mama yang terus menangis, Papa hanya melamun namun sesekali mengusap wajahnya. Terlihat beban penyesalan yang mendalam ada dalam dirinya. Merasa gagal sebagai orang tua sehingga anaknya mengakhiri hidupnya sendiri.
"Pa, makan dulu ya!" ajak Caca.
Papa menggelengkan kepalanya. "Papa kenyang, Ca."
"Papa belum makan. Nanti Papa sakit." bujuk Caca.
"Nanti Papa akan makan kalau Papa lapar." tolak Papa.
Caca bisa apa?
Caca menghela nafas berat. Sampai kapan keluarganya hancur seperti ini hanya karena seorang Julie?
"Ya, semua yang terjadi pada keluargaku karena wanita jahat itu. Wanita yang sudah membuat kakakku meninggal dan kedua orang tuaku tak punya semangat hidup lagi!" batin Caca.
Caca menatap foto Julie Abraham yang ada di kamar Kak Baim. "Kak, jika Julie sudah mengkhianati Kakak, maka aku akan membuat suaminya mengkhianati Julie. Akan aku buat hidup Julie lebih menderita melebihi penderitaan keluarga kita, Kak. Aku akan hancurkan pernikahannya! Apapun akan aku lakukan untuk membuatnya menderita!"
****
Yuk dukung novel ini dengan like, komen, add favorit, vote dan tentunya ⭐⭐⭐⭐⭐ ya 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
ani surani
udh kutebak, kalo Caca akan dendam dgn Julie 😁
2024-11-17
0
lucky gril
👍
2024-08-13
0
Nanda Lelo
tega bgt Julie nih
2023-05-15
1