Gian Aksa Abi Manyu,putra tungg keluarga Abi Manyu,dia mempunyai seorang adik sepupu dari adik sang ayah,di mana ayah dan ibu adik sepupu nya meninggal dunia dalam kecelakaan.
Anindita Putri Handoko putri semata wayang dari keluarga Handoko. Tepaksa menikah dengan orang yang supel dan sedikit konyol.
Anin terpaksa menikah karna sebuah peristiwa yang mengharuskan mereka menikah.
Akan kah pernikahan itu akan berjalan dengan lancar,atau akan berakhir dengan penderitaan.
Ayo jangan lupa untuk mampir melihat kelanjutannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus indrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30
"Maafkan aku Pi,semua nya berantakan gara-gara anak ****** sialan itu"ucap Vero geram.
"Dasar bodoh,melakukan itu saja tidak becus"ucap Ramon marah.
"Ta....tapi pi.."ucapan Veronika terputus karna sang papi mematikan tlfon sepihak.
"Akhhhhh....sial..sial,kenapa semua jadi begini,dan papi kenapa sekarang seperti sedang ada masalah,tidak seperti biasa nya,yang selalu lemah lembut saat berbicara padaku"gumam Veronika memikirkan pembicaraan nya sebentar tadi yang membuat nya bingung.
waktu berlalu malam terlampau i hingga matahari muncul dari ufuk timur,dengan warna cerah karna menandakan tidak ada awan yang menutupi nya.
Pagi ini keluarga besar Abi Manyu dan Albino,telah berada di sebuah bandara,karna keluarga itu hendak kembali ke kota T,karna sebelum nya Robert mendapat kabar bahwa papa Anindita telah sadarkan diri dari koma setelah kecelakaan beberapa waktu yang lalu, mengakibatkan istri nya meninggal di tempat.
"Anin sayang,duduk sama mama"ucap mama Aksa.
"Ma..mama?"ucap Anin sempat ragu.
"Ya sayang,mulai dari sekarang panggil mama dan papa,seperti Aksa memanggil"ucap mama Stevani.
Dengan sedikit canggung Anin pun duduk bersama mama Stevani.
"Ma,kenapa bisa begitu,biar Anin duduk sama Aksa,Anin kan calon istri Aksa"ucap Aksa protes.
"Itu hukuman buat kamu,yang sudah buat anak mama jadi seperti ini"ucap mama Stevani dengan enteng membuat Aksa semakin kesal.
"Ma,itu semua di luar kendali Aksa ma,jika tau kaya gini juga Aksa nggak bakal ngelakuin nya"ucap Aksa kesal.
"Itu sih derita kamu,sudah sana mama mau ngobrol dulu sama mantu mama"ucap Stevani yang masih enggan melepas kan tangan nya di lengan Anin.
"Pa,ayolah bujuk mama supaya pindah"ucap Aksa meminta sang papa untuk membujuk.
"Sudah lah Sa,biarkan saja,lagian cuma sebentar"ucap papa Baskoro.
"Hai..hai,ayo semua persiapkan diri kalian semua,karna kita sebentar kita akan melangsungkan perjalanan"ucap Robert yang baru saja masuk,setelah memberi arahan kepada anak buah nya.
"Sa,ada apa dengan mu,dan kenapa bisa kamu berdiam diri di situ,ayo duduk"ucap Robert heran melihat Aksa seperti menahan kesal.
"Baiklah,ayo aku akan duduk bersama mu"ucap Aksa mengikuti langkah Robert.
Melihat tingkah sang anak Stevani dan Baskoro hanya bisa menggelengkan kepala nya.
Dan Anin yang melihat sisi kekanak-kanakan nya Aksa hanya bisa mengulum senyuman,bahwa Sanya,Aksa selalu berwajah datar jika di lingkungan luar keluarga nya.
"Apakah kamu kurang nyaman sayang?"tanya Stevani pada Anin.
"Tidak Tan...mama,Anin baik-baik saja"ucap Anin.
"Baiklah,kalau ada yang kurang nyaman katakan pada mama"ucap mama Stevani.
"Baik ma,terima kasih"ucap Anin berkaca-kaca,karna dia mengingat mendiang sang mama.
"Ada apa sayang,apakah ada yang sakit,kenapa kamu menangis?"tanya Stevani panik.
"Ma...bolehkan Anin memeluk mama?"tanya Anin yang sudah menangis,air mata nya.
"Tentu sayang,sini mama peluk"ucap mama Stevani menarik Anin dalam pelukannya.
"Kamu kenapa tiba-tiba nangis Nin,apakah ada ucapan mama yang salah"tanya mama Stevani setelah Anin merasa lebih tenang.
"Anin kangen sama mama Anin ma"ucap Anin.
"Sayang dengerin mama,mungkin mama baru mengenal mu,tapi mama Stevani mengenal mama mu dengan baik,karna papa Baskoro,mama Fida dan mama Stevani adalah sahabat sekaligus Kaka buat mama kamu,karna di antara kami,mama kamulah yang termuda,kamu tau,mama Felisa itu orang yang sangat baik dan lemah lembut sekali,jadi mama harap kamu jangan buat mama Felisa sedih karna melihat keadaan kamu saat ini,do'akan mama Felisa,tunjukan pada mama Felisa bahwa kamu akan bahagia di dunia bersama kami,dan kamu bisa anggap mama Stevani,sebagai mama kamu,sama seperti mama Fida, mengerti..??"ucap mama Stevani.
"Anin mengerti ma"ucap Anin sudah duduk seperti sedia kala.
Tak lama kemudian,semua keluarga besar itu sampai di bandara,dimana mereka tuju,dan kini keluarga albino ingin langsung menuju rumah sakit albino,karna saat akan kembali sudah di kabar kan bahwa pak Frans Handoko telah sadar.
"Om,Tante,Aksa,maafkan kami tidak bisa mengantar kalian pulang,karna kami akan kerumah sakit terlebih dahulu"ucap Robert.
"Kak,kenapa ke rumah sakit,apa ada yang terjadi dengan papa"tanya Anin.