Anugrah adalah anak laki-laki yang miskin dengan kehidupan yang pas pasan dari ayah yang kenah PHK dan akhirnya menjadi pengemudi becak Mesin sedangkan ibunya sudah lama meninggalkannya sejak dia Sekolah Dasar. Kehidupan serba susah membuat dirinya terus di ejek dan di bully oleh kawan-kawan sekolahnya apalagi ketika dapat beasiswa bersekolah di sekolah elit di kotanya hingga caci maki bahkan bully terus dia terima dan dia terima dengan kuat dengan pembuktian dia tidak gampang menyerah hingga suatu hari semuanya berubah ketika dia tanpa sadar di bawa ke alam astral yang mempertemukan dengan arwah ibunya yang membuka takbir siapa dirinya sesungguhnya yang memiliki kemampuan luar biasa sebagai penguasa langit yang di takuti semua orang namun kehidupan belum berhenti ketika dia harus membuktikan jatih dirinya dan mengangkat martabat keluarganya dengan segala pembuktian kemampuannya, sanggupkah Anugrah membuktikan dirinya? Sanggup kah Anugrah mengangkat Martabat keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Uang Ayah
Anugrah hanya bisa menerima apa yang terjadi pada dirinya saat ini hingga dia berjalan dengan baju kotor oleh pecahan telur yang bauk amis dan harus segera dia cuci bajunya ini karena besok harus dia pakai lagi
"Aku harus cepat pulang untuk mencuci baju ini"
Anugrah mempercepat langkah kakinya hingga beberapa menit kemudian yang di hitung sekitar 15 menit, Anugrah sudah sampai di rumahnya
"Aku harus keluarkan kunci dari celana ku ini"
"Klik"
Anugrah membuka pintu rumahnya dan mengeluarkan buku-buku yang ada dalam tasnya karena tas kain dari celananya ini juga terkenah pecahan telur dan harus di cuci kalau tidak maka baju dan tasnya yang terbuat dari kain ini akan bauk amis dari telur yang pecah di tubuhnya dan mengenai tas kainnya
"Aku rendam saja dulu baju dan tas ku ini"
Anugrah melepaskan bajunya dan meletakan ke dalam ember hitam dan juga tas hitam ke dalam satu ember dan langsung menimba air yang ada dalam sumur dan langsung menyiram ke baju yang akan di rendamnya dalam ember hitam ini
"Sudah selesai dan pecahan cangkang telur juga sudah ku bersihan sekarang aku tinggal mandi untuk membersihkan tubuhku"
Anugrah langsung mandi sambil membersihkan badannya walaupun tidak pakai sabun namun bauk amis di tubuhnya bisa hilang juga setelah dia siram beberapa kali hingga akhirnya dia merasa cukup bersih dan berganti dengan baju yang biasa dia pakai di rumah
"Aku bilas saja dulu baju dan tas ku ini"
Anugrah coba membilas beberapa kali namun bauk amisnya juga tidak mau hilang
"Adu bagaimana ini, bauknya tidak hilang ni sedangkan besok aku harus pakai baju ini lagi apalagi baju ini adalah baju yang dipinjamkan Azka padaku"
Anugrah merasa serba salah hingga akhirnya dia keluar dari kamar mandinya dan berpikir untuk beli deterjen agar bauk amis dari telur itu bisa hilang
"Apa yang harus ku lakukan? atau aku harus ngebon ke warung depan ya untuk beli deterjen dan mungkin sabun mandi atau odol gigi serta sikat gigi untuk diriku dan ayah sedangkan aku dan ayah sudah lama tidak sikat gigi pakai odol gigi sedangkan aku mandi saja sudah lama tidak pakai sabun tapi apa aku di kasih untuk ngebon sedangkan bagaimana aku harus membayarnya?, apa ayah tidak marah?"
Anugrah terdiam sendiri hingga tiba-tiba dia teringat dengan kata-kata ayahnya
"Nak, kalau mau beli nasih ketika kau lapar tapi ayah belum pulang juga maka ambil saja uang di laci lemari ini ya, kuncinya ada di kamar ayah dan di gantung"
"Iya Yah"
Anugrah masih ingat kata-kata itu dan itu sudah terlalu lama di ucapkan ayahnya padanya tapi dia lupa dan tidak pernah mengingat-ingatnya lagi hingga saat membutuhkan seperti saat ini
"Apa kunci itu masih ada?"
Anugrah langsung berlari menuju kamar Ayahnya dan melihat kunci tergantung di gantungan kunci di kamar Ayahnya
"Apa ini kunci di maksud Ayah ya?, tapi kenapa baru teringat sekarang padahal kata-kata itu sudah ada tiga tahun sejak ibu meninggalkan mereka selamanya dan Ayah mengingatkan dia kalau pagi hari sebelum Ayah kerja mengemudi Becak Motornya dan kemudian Ayah tidak pernah mengulang kata-kata itu lagi"
Anugrah berpikir-pikir hingga dia mengetuk kepalanya sendiri
"Adu sakit"
Anugrah mengelus kepala yang dia pukul sendiri
"Artinya aku tidak perlu kelaparan setiap harinya karen setiap hari Ayah meninggalkan uang buatku untuk makan siang ketika ku pulang sekolah dan aku bisa beli sabun mandi bila habis tapi kenapa ku tidak ingat kata-kata Ayah"
Anugrah langsung lari dari kamar Ayahnya menuju lemari yang ditunjuk Ayahnya di ruang makan yang berisi piring dan gelas yang pernah di susun oleh ibunya namun tidak pernah dia dan Ayahnya gunakan sejak ibunya meninggal dan kini Anugrah melihat laci lemari yang masih terkunci dan diatasnya ada bolongan seperti celengan untuk memasukan uang
"Apa uangnya masih ada atau tidak ya?, apa Ayah juga sudah menggunakan uang di dalam laci lemari ini juga tapi ku coba lihat saja"
Anugrah coba membuka laci lemari yang mirip locker di sekolahnya yang di berikan kepada masing-masing siswa-siswi yang ukuran 50 centimeter kali 30 centimeter yang kini dia coba untuk di buka
"Cklik"
Pintu laci lemari ini yang mirip locker inipun terbuka hingga tiba-tiba duit yang ada di dalamnya berhamburan terjatuh kebawah
"Waduh, ini uang banyak kali"
Anugrah melihat uang yang berjatuhan dari laci lemari yang mirip locker di kelasnya
"Oh Tuhan, berarti uang ini sudah lama kali tersimpan di sini sejak tiga tahun lalu dan aku tidak pernah ingat kata-kata Ayah dan baru sekarang ingatnya bila di hitung-hitung bila Ayah sisihkan 20.000 sampai 50.000 kali 300 hari saja berarti ada 6.000.000 pertahunnya dan artinya bisa jadi 15.000.000 pertahunnya atau 45.000.000 selama tiga tahun ini"
Anugrah coba-coba dia hitung secara hitungan kasar hingga dia pelan-pelan merapikan uang yang berjatuhan untuk dia susun dengan rapi dan akhirnya dia hitung setelah bersusun rapi dan dia kembalikan ke laci lemarinya
"Jumlahnya ada 60 juta lebih, ini seperti membuka tabungan yang sudah lama tersimpan dan artinya aku harusnya dulu tidak perlu hidup susah seperti ini"
Anugrah geleng-geleng kepala hingga dia mengetuk kepalanya seperti baru sadar sambil mengambil uang 50.000 untuk dia belanja kan kebutuhan deterjen, sabun mandi, odol gigi dan nasi bungkus untuk dia makan siang hingga dia keluar dari rumahnya menuju warung depan rumahnya untuk belanja kebutuhan yang sudah dia catat dan beli nasi bungkus yang agak jauh sedikit dari rumahnya tapi tidak terlalu jauh namun sebelum dia pergi dari rumah, dia sudah mengunci kembali laci lemari tabungan Ayahnya dan mengembalikan kunci ke kamar Ayahnya bahkan dia memeriksa beberapa kali hingga dia keluar dan mengunci rumahnya bahkan memeriksa beberapa kali karena kali ini sudah punya uang dan dia takut kalau ada orang jahat yang mengintai rumahnya walaupun dia dulu tidak sekuatir sekarang tapi sejak dia tahu kalau uang Ayahnya begitu banyak maka dia tidak berani meninggalkan rumahnya begitu saja tanpa mengecek benar-benar hingga akhirnya dia kembali ke rumah setelah keperluan yang dia sudah catat sudah terbeli
"Ah lega rasanya"
Anugrah kembali membuka rumahnya dan mengunci kembali rumahnya dengan baik dan kini dia membaca petunjuk penggunaan deterjen
"Berarti aku harus buang air ini dulu dan selanjutnya merendam cucian ini pakai deterjen dan kira-kira 15 menit aku akan cuci baju ini"
Anugrah menyelesaikan semua hingga dia memasang baterai jam yang sudah lama di isi baterai dan ternyata masih bisa berjalan bagus
"Syukurlah, sekarang aku makan siang dulu"
Anugrah langsung memakan nasi bungkus yang dia beli dengan lahap karena dia sangat lapar dan kemudian mencuci bajunya yang tadi dia rendam dan akhirnya semua selesai
"Syukurlah sudah selesai dan untungnya hari ini panas dan mudah-mudahan cucian ku bisa kering dan aku bisa menyetrikanya tapi listrik di rumah sudah lama padam tapi apa masih bisa di gunakan ya?"
Anugrah berpikir-pikir lagi hingga dia teringat dengan Om pemilik warung di depan yang baru saja dia belanja tadi
"Bukankah Om itu tahu tentang listrik, baiknya ku tanya saja"
Anugrah langsung datang ke warung itu dan menemui Om pemilik warung tapi sebelum dia menemui Om pemilik Warung tiba-tiba ada suara orang yang sebayanya mengejek dirinya
"Mau ngapain kau Nugrah?, mau ngebon atau minta-minta?"
ttp semangat yaa💪💪😍