Novel Noda Merah Pernikahan adalah webseries Novel Pertama yang tayang di Genflix dengan judul "Cinta Albirru" yang dibintangi oleh Michelle Joan dan Kiki Farel.
Zeya gadis yatim piatu yang terpaksa karena keadaan membuat dirinya terjun ke dunia hitam menjadi seorang wanita penghibur.
Suatu hari tanpa di duga ia bertemu dengan seorang pria yang bernama Albirru anak seorang ustad.
Tak lama berkenalan Albirru mengajak Zeya menikah, Zeya yang memang ingin bebas dari dunia hitam menerima tawaran Albirru untuk menikah dengannya walaupun hanya secara siri.
Belum genap setahun pernikahan mereka, Zeya harus menerima kenyataan jika suami yang ia harap dapat membimbingnya menjadi wanita yang lebih baik ternyata telah menikah lagi dengan jodoh dari kedua orang tuanya.
Apakah yang akan Zeya lakukan. Apakah ia bisa menerima pernikahan suaminya.
Siapkan sapu tangan dan tisu. Novel ini akan banyak menguras air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Apakah wanita itu Zeya?
Azril melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju klinik tante Febby.
Sampai di klinik ia meminta Zeya segera masuk. Azril menurunkan semua barang kebutuhannya melahirkan.
Azril melakukan itu atas permintaan Zeya. Ia pernah mengatakan tidak ingin bertemu suaminya sebelum ia melahirkan.
Maafkan aku Albirru, aku terpaksa menyembunyikan istri dan anakmu. Aku tau apa yang aku lakukan ini salah. Tapi terkadang cinta perlu keegoisan. Karena aku tak mau nanti jika Zeya bertemu kamu, semua rencanaku berantakan. Suatu saat aku pastikan, aku sendiri yang datang padamu mengatakan tentang anak-anakmu. Tapi tidak untuk saat ini. Maafkan kali ini aku egois ....
"Selamat pagi, tante," ucap Azril begitu melihat tante Febby.
"Selamat pagi, mami mana. Kemarin katanya mau temani Zeya lahiran."
"Aku antar Zeya dulu, setelah ini aku akan jemput mami."
"Oh, gitu. Zeya, apakabar? Nyenyak tidurnya tadi malam."
"Begitulah tante, mana bisa tidurnya nyenyak banget jika perut udah segede ini."
"Tapi yang terpenting jangan banyak pikiran. Kamu bisa istirahat di ruang rawat inap buat kamu nantinya. Tante ada operasi juga pagi ini. Maaf, tante tak bisa menemani kamu. Nanti setelah operasi selesai, tante akan minta bidN periksa kamu."
"Baik, tante."
"Azril, kamu antar Zeya ke kamar 105. Kamu minta lantai satu, kan."
"Iya, tante. Zeya, aku antar kamu dulu. Setelah ini aku mau jemput mami."
Azril mengantar Zeya hingga ke kamar rawat inap. Setelah itu ia pamit akan menjemput maminya.
Sementara di hotel, Albirru bertanya apakah ada yang menyewa kamar dengan nama Zeya.
Awalnya resepsionis tak mau memberitahukan nama-nama orang yang menginap, tapi setelah di desak dan diberi uang barulah ia buka suara.
"Maaf pak, setelah saya periksa tak ada nama Zeya yang menginap di hotel ini!"
"Mas, mungkin Zeya menggunakan nama lain. Coba mas lihatkan fotonya pada resepsionis itu."
Albirru memperlihatkan foto Zeya yang masih tersimpan di galeri ponselnya.
"Apa wanita ini ada menginap semalam."
Wanita yang duduk di meja resepsionis itu mengamati foto yang Albirru tunjukkan. Di hotel ini mempekerjakan dua orang untuk resepsionis. Mereka berdua saling memandang.
"Nggak ada, pak. Tapi emang kemarin ada wanita menginap di hotel ini dengan wajah yang mirip dengan yang bapak lihatkan. Tapi wanita itu memakai hijab, dan sedang hamil besar."
"Hamil .... "
"Ya, lagi hamil. Dan sepertinya udah hampir lahiran."
"Mas, bukankah mbak Zeya juga telah memakai hijab," ucap Zahra.
"Tapi wanita itu hamil," ujar Albirru. Setelah tak mendapat kepastian keberadaan Zeya, Albirru mengajak Zahra meninggalkan hotel. Ia membawa Zahra menuju salah satu kafe.
Sampai di Kafe, Albirru memilih duduk di sudut ruangan itu. Tampak sekali wajah kecewanya.
"Mas sedih ya tak dapat bertemu Mbak Zeya."
"Tentu saja, Zahra. Aku ingin menemuinya dan memohon maaf. Aku bukan saja menyia-nyiakan seorang istri tapi juga seorang yatim piatu. Zeya itu tidak memiliki siapa-siapa lagi. Aku telah tanyakan pada temanku, ia pastikan jika itu emang posisi Zeya mengirimkan pesan. Apakah wanita hamil itu emang, Zeya," gumam Albirru.
"Maksud mas, apa?"
"Apakah saat ini Zeya telah menikah lagi dan sedang hamil."
"Jika emang mbak Zeya akan menikah lagi, itu tidak akan bisa tanpa kata talak dari mas."
"Tapi abi dan Umi juga pernah melihat orang yang mirip Zeya, dan juga wanita itu sedang hamil."
"Aku tak tau, mas. Tapi aku kurang yakin jika mbak Zeya telah menikah. Coba mas hitung. Mbak Zeya baru pergi meninggalkan rumah sekitar tujuh bulan lebih. Dan anggap ia emang menikah. Tak mungkin ia langsung menikah ,bukan. Kalaupun ia menikah, pasti setelah beberapa bulan pergi dari rumah. Dan jika tiga bulan setelah pergi dari rumah baru ia menikah, berarti kandungan mbak Zeya pasti sekitar empat atau memasuki bulan ke lima."
"Kamu benar, Zahra."
"Resepsionis tadi mengatakan jika ia sempat mendengar jika wanita yang mirip mbak Zeya itu akan melahirkan. Berarti kandungannya telah sembilan bulan."
"Apakah Zeya pergi dari rumah dalam keadaan hamil," gumam Albirru lagi.
"Apakah tidak ada petunjuk apapun dikontrakkan saat mas ke sana."
"Tidak ada."
"Jika memang itu mbak Zeya, sudah dipastikan ia pergi dari rumah dalam keadaan hamil. Apakah berita kehamilan itu yang ingin mbak Zeya katakan saat malam terakhir mas bertemu dengannya," lirih Zahra
"Entahlah, Zahra. Semakin aku memikirkan itu semakin besar rasa bersalahku. Jika Zeya pergi dalam keadaan hamil, aku pasti tidak akan memaafkan kesalahan diriku. Kenapa aku tak peka terhadap dirinya. Pasti ia sangat sedih saat meninggalkan rumah dalam keadaan hamil."
"Apakah ini juga peringatan bagi kita yang telah kehilangan buah hati?"
"Mas tak mengerti maksud kamu, Zahra."
"Mbak Zeya pergi dari rumah dengan rasa sedih karena merasa mas mengabaikannya dan hanya mementingkan aku, makanya Allah peringatkan kita dengan mengambil buah hati kita. Apakah ini karma bagiku karena merebut mbak Zeya dari mas?"
"Jangan berkata begitu, kamu pasti tau dalam agama kita tidak ada istilah hukum karma."
"Aku tau, mas. Apakah ini merupakan peringatan karena tanpa sengaja kita telah menzalimi mbak Zeya."
"Kita tidak punya urusan dengan karma, tapi yang harus kita yakini adalah setiap yang kita lakukan kita harus pertanggung jawabkan dan ada balasannya dari Allah. Kalau itu kebaikan maka akan dibalas kebaikan, kalau itu keburukan akan mendapatkan balasan dari Allah. Kalau seseorang berbuat dzalim pada seseorang, dosa di hadapan Allah, biarpun tidak terkena balasan di dunia di akhirat akan dituntut balasan ada sudah."
"Semoga kita dipertemukan segera dengan mbak Zeya, aku akan meminta maaf atas sikapku yang selama ini tanpa sengaja melukai hati dan perasaannya."
"Sebaiknya kamu habiskan makanannya. Kita akan mencoba mencari di beberapa rumah sakit, siapa tau itu memang Zeya."
Setelah menghabiskan makanan mereka Albirru mengajak Zahra untuk mencari Zeya di setiap rumah sakit yang ada di kota tersebut.
...............
Di tempat lain, Azril telah menjemput maminya. Dan saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju klinik tante Febby.
Udah lima belas menit mereka berjalan. Perjalanan. dari rumah mami ke tempat tante Febby menempuh jarak satu jam perjalanan.
"Kenapa wajahmu tampak cemas. Apakah kamu mencemaskan Zeya?"
"Iya, mi."
"Yakinlah tante kamu akan melakukan yang terbaik buat Zeya."
"Aku bukan hanya mencemaskan kelahiran bayi Zeya aja, mi."
"Apa lagi yang kamu cemaskan."
"Mi, apa aku salah menyembunyikan keberadaan Zeya dan calon bayinya dari bapak kandungnya."
"Tentu saja salah. Bapak kandungnya berhak tau keberadaan anak-anaknya."
"Tapi aku tak mau nanti Zeya akan berubah pikiran setelah bertemu suaminya. Atau suaminya yang tak akan menjatuhkan talak pada Zeya."
"Kau sangat mencintai Zeya."
"Sangat, mi. Dari awal aku bertemu.Aku telah mengenalnya sebelum ia menikah."
"Mami tau apa yang kamu lakukan ini salah. Tapi mami juga bisa memahami kekuatiran kamu. Mami hanya peringatkan kamu, bagaimana pun kamu sembunyikan suatu saat pasti akan ketahuan juga. Jadi sebaiknya kamu beri tau secepatnya."
"Akan aku bicarakan dulu pada Zeya, mi. Karena ia juga menginginkan semua ini dirahasiakan dulu."
"Terserah pada keputusan kalian berdua, tapi tetap kalian harus beritau kebenaran ini. Ayah kandungnya berhak tau keberadaan anak-anaknya."
"Baiklah, mi. Akan ada waktunya semua kebenaran ini aku sendiri yang akan mengatakannya."
"Bagus, mami tak mau kamu jadi pria pengecut apa lagi pecundang."
Azril mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju klinik tante Febby. Hatinya telah sedikit tenang.
Bersambung
**********************
Terima kasih
Hari ini mama ingin perkenalkan karya teman litetasi mama, sambil menunggu karya ini update kalian bisa mampir kesini.