NovelToon NovelToon
Jadi Janda Karena Berondong

Jadi Janda Karena Berondong

Status: tamat
Genre:Romantis / Berondong / Cintamanis / Tamat
Popularitas:3.6M
Nilai: 5
Nama Author: Poel Story27

Kehidupan rumah tangga Riana baik-baik saja, sampai suatu malam dia tak sengaja bertemu dengan Almeer. Seorang pemuda yang hadir ke dalam hidupnya dan membuat biduk rumah tangganya menjadi kacau.

Rumah tangga Riana tak dapat lagi diselamatkan, setelah suaminya mengetahui Riana sedang mengandung anak dari pria lain.

Bagaimana lika-liku percintaan Riana dan Almeer?
Akankah mereka menemukan kebahagiaan?
Salahkah apa yang Riana lakukan?

Ikuti kisah selengkapnya.

Follow IG : @poel_story27

Cover By : @wnc_design_didesc

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poel Story27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa Kehilangan

Almeer mengurai pelukannya, lalu membawa adiknya itu untuk duduk ke sofa ruang tamu.

"Memangnya kenapa dengan daddy dan mommy?" tanya Almeer.

"Tadi aku pulang ke mansion, setelah Zian bilang kalau Abang dikeluarkan dari kantor. Aku mengutarakan penolakanku pada daddy, tapi mommy malah merendahkan suamiku lagi. Hatiku sakit, Bang!" Aeyza terisak.

"Kamu ini, seperti tidak tahu watak mommy saja, Za. Sudah jangan diambil hati perkataan mommy!" Almeer mengusap puncak kepala adiknya.

"Kalau terus didiamkan, maka mommy akan seumur hidup menghina Zian. Bagaimana jika anakku nanti sudah besar, dan mendengar ayahnya direndahkan oleh omanya?"

"Lagi pula biar daddy tahu rasa, biar dia mengurus sendiri hartanya. Jangan seenaknya memperbudak suamiku," imbuh Aeyza denga nada kesal.

"Maksud kamu, Zian juga keluar dari kantor?" Almeer mengernyitkan dahi.

"Balum, Bang. Tapi aku akan memintanya untuk keluar dari kantor. Mungkin kami akan pulang ke kampung orang tuanya Zian setelah ini."

"Jangan gitu dong, Za. Kamu juga harus memikirkan masa depan anakmu!" Almeer tidak setuju rencana adiknya.

"Nggak, Bang. Aku sudah memikirkan semuanya, ini lebih baik daripada Zian harus terus-terusan dihina mommy. Setidaknya dengan tinggal di kampung, anakku nanti nggak akan kekurangan kasih sayang, seperti yang kita rasakan selama ini," sahut Aeyza.

Almeer menatap adiknya dalam-dalam. "Kamu sudah yakin dengan keputusan ini, Za?"

Aeyza mengangguk, dia sudah benar-benar muak dengan sikap orang-tuanya, yang bahkan sampai saat ini tidak terbesit keinginan untuk melihat cucu pertama mereka.

Ditambah lagi orang-tuanya yang masih saja merendahkan suaminya. Bulat sudah keinginan Ayza untuk memiliki kehidupan sendiri, tanpa bayang-bayang keegoisan orang-tuanya.

"Sebenarnya Zian sudah sejak lama ingin mengajakku tinggal di kampungnya, Bang. Tapi aku masih menahannya karena berharap keluarga kita bisa menerima Zian dengan baik, sayangnya semakin ke sini tetap tidak ada perubahan, mommy tetaplah mommy yang dulu. Jadi lebih baik aku ikut Zian untuk pindah ke kampungnya," jawab Aeyza lirih.

Mungkin dengan menjauh, kedua orang-tuanya itu akan mengerti arti rindu. Dan tidak lagi berlaku semena-mena kepada anaknya, begitu pikir Aeyza.

Almeer terdiam, dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Karena selama ini adik iparnya itu memang selalu direndahkan oleh mommy dan daddynya.

"Ya, udah, ya, Bang. Aku pulang dulu, nanti aku bakal kabarin Abang kalau udah mau berangkat," pamit Aeyza.

Almeer menghela napas dalam, rasanya berat untuk berjauhan dengan saudari satu-satunya itu. Tapi harus bagaimana lagi, posisinya juga sedang tidak baik. Saat ini dia tidak memiliki kemampuan untuk menahan adiknya agar tetap di sini.

Almeer mengantar adiknya ke pintu apartemen.

"Sampaikan salam abang pada Zian dan Zico, ya Za. Jangan lupa kabarin abang saat mau berangkat," pesannya.

Aeyza mengangguk dan lantas beranjak pergi. Sedangkan Almeer terus memandangi adiknya yang semakin menjauh dengan perasaan tak menentu.

Almeer menghela napas berat, yang dia tahu kehidupannya menjadi semakin rumit setelah ia beranjak dewasa.

***

"Tante ngelamunin apa sih?" Suara Kurnia tiba-tiba mengagetkan Riana yang tengah bergelut dalam pikirannya sendiri.

Sejak terakhir kali memberinya sebuah cincin, Almeer tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya.

Ke mana menghilangnya pria itu? Mengapa dia tidak muncul? Apa semua ungkapan perasaan yang keluar dari mulutnya itu hanyalah rangkaian kata-kata yang semu?

Ada begitu banyak pertanyaan yang berkutat di kepala Riana. Sementara dia sendiri tidak tahu ke mana harus mencari jawabannya.

"Tante lagi mikirin om Al, ya!" Kurnia mendudukkan diri di samping Riana, dia menatap tantenya itu dengan mimik wajah menggoda.

Riana menggelengkan kepala. "Nggak, siapa juga yang mikirin Almeer," elaknya.

"Terus mikirin siapa, hayoo?" Kurnia semakin frontal menggoda tantenya itu. "Udah jelas Tante jadi banyak melamun akhir-akhir ini," cibirnya.

"Tante nggak mikirin siapa-siapa, Nia!" sanggah Riana dengan nada sedikit kesal.

"Ngaku aja, kenapa? Lagian kan rindu sama orang itu nggak dosa, walau agak berat sih, hehe ...." Kurnia menyeringai lebar, memamerkan barisan gigi putihnya.

"Kamu bisa diem, nggak!" Riana melotot, karena semakin kesal terus-terusan digoda keponakannya itu.

Riana merasa akhir-akhir ini dia terlalu moody, dan lebih sensitif daripada biasanya. Entah itu bawaan janin yang dikandungnya, atau karena suasana hatinya yang merasa kehilangan, dia tidak tahu.

"Mungkin om Almeer lagi ke luar kota untuk urusan bisnis. Soalnya barusan aku dari kantor Rahadi grup, di sana nggak om Al, kak Dino juga nggak ada," ujar Kurnia.

Riana diam saja, benarkah pria itu sedang berada di luar kota? Tapi mengapa dia tidak memberi kabar sama sekali?

Rasanya Riana ingin menghubungi Alneer terlebih dulu, tapi dia masih belum mau menurunkan harga dirinya, bisa-bisa nanti pria itu semakin besar kepala dan merasa dibutuhkan, pikir Riana.

Kurnia meninggalkan Riana di ruang keluarga, dia pergi ke kamarnya untuk mandi. Setelah itu dia pergi ke dapur untuk mengecek kebutuhan pokok.

Gadis itu kembali ke ruang keluarga untuk menemui Riana. "Tante, aku mau ke supermarket sebentar, Tante mau ikut, nggak?"

"Nggak deh, kamu aja!" sahut Riana malas.

"Ya udah, aku pergi dulu!" pamit Kurnia seraya melangkah meningalkan Riana.

***

"Bukannya itu om Al!" Kurnia melihat sosok Almeer berada tak jauh darinya.

Pria itu tampak sedang berbelanja kebutuhan pokok di supermarket yang sama, dan kini sedang mengantri di kasir.

"So sweet banget sih! Dia pasti baru pulang, terus mau ketemu tante Ana, pake repot-repot bawain belanjaan lagi," gumam Kurnia sembari tersenyum tipis.

Kurnia memang sudah tidak asing dengan Almeer yang membelikan kebutuhan pokok untuk Riana, itu sebabnya dia yakin Almeer berbelanja untuk dibawa ke rumahnya.

Kurnia mempercepat gerakannya untuk mengambil belanjaan yang dia butuhkan, dia berniat untuk menumpang pulang. Agar lebih hemat, pikirnya.

Setelah selesai membayar belanjaannya, Kurnia bergegas mengejar Almeer. Tapi sayangnya mobil pria itu sudah lebih dulu meninggalkan parkiran.

Kurnia berdecak kesal, dia gagal menghemat beberapa puluh ribu. Dan dengan terpaksa dia harus pulang dengan taksi lagi.

"Terimakasih, pak!" Kurnia membayar ongkos taksinya, lalu turun dari mobil.

Dahinya berkerut, karena tidak ada mobil Almeer yang terparkir di halaman rumahnya. Buru-buru gadis masuk ke rumah untuk menemui tantenya.

"Om Al nggak ke sini Tante?" tanya Kurnia bingung.

"Astaga, Nia. Kamu pikir tante bakal ngumpetin laki-laki apa? Mana ada dia di sini!" sahut Riana jengkel.

Sejak tadi keponakannya itu terus membahas tentang Almeer, dan itu semakin membuat suasana hatinya memburuk, karena semakin merindukan pria tersebut.

"Bukan gitu maksud aku. Tadi itu aku ngelihat om Al sedang belanja di supermarket. Jadi aku pikir dia sengaja belanja sebelum datang ke sini!"

"Kamu nggak bohong?" Riana bertanya dengan tatapan berbinar. Riana tidak mampu terus-terusan membohongi dirinya yang memang merindukan pria tersebut.

Bersambung.

Jangan lupa like, dan komentarnya, ya.

Terimakasih.

1
Sri Puryani
buat keajaiban thor, stlh almeer tdk sibuk jd punya anak thor
Sri Puryani
kau nanti akan menyesal orang tua
Sri Puryani
ortu yg kejam....
Sri Puryani
meskipun zian mengundurkan diri, dia kan sdh punya tab.byk hidup di luar msk naik bus?
Sri Puryani
ortu al kok gt ya, anak perempuannya melahirkan gk bsk , gk lht cucunya jg.....kok ada ya ortu spt itu....parah .
Sri Puryani
tanya kbr dl jg gpp kali riana
Sri Puryani
yg diusir kan almeer kenapa dino jg dipecat? kshan dino kan
Sri Puryani
ambil uang tab.buat usaha sdr lg
Sri Puryani
bagus almeer, pertahankan wanitamu & anakmu
Sri Puryani
pancing seolah" tau ansk dr riana
Sri Puryani
tega ya taslim sama istrinya ..
Sri Puryani
kenapa dino gk deketin nia utk tanya tentang riana
Sri Puryani
klo gk slh sblmnya dikasih tau umur almeer 28 ya ...kok jd 25,
Safa Almira
jangan keneraka dong bang almer
Safa Almira
bagus banget
nuning 29
saya hamil umur 42 tahun. selama tidak ada apa2, in syaa Allah aman.
semangaaaat semua perempuan
Sri Indayani Indah
semoga cepat sehat ya thoor tetep semangat ya
Sri Indayani Indah
thoor kayanya Kurnia cocok tuh sama si asisten Dino
Nurdiwa Ainun
Taslim seharusnya kamu senang. karena kekuranganmu tidak di umbar Riana.
@shiha putri inayyah 3107
Al gercep banget...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!