NovelToon NovelToon
Cherish My Love!

Cherish My Love!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen Angst / Keluarga
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Writle

Masa remaja, masa yang penuh akan rasa penasaran, rasa ingin mencoba dan juga rasa yang sulit dimengerti bernama Cinta.
Ini adalah kisah Cinta enam orang remaja SMA, dengan segala problematika mereka yang beragam rasanya.
Pahit, asam dan manis seperti rasa Jeruk, Blueberry dan juga Cherry.

Yuk ikuti keseruan cerita mereka di sini. 🐢

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Writle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cherry Kiss

...🍒🍒🍒...

Ara tengah duduk sendiri, beralaskan karpet piknik berwarna merah tua, di atas rerumputan di sebuah taman kota, di bawah pohon cherry yang tengah mekar berbunga.

Gadis bernama lengkap Shahara Konayuki itu kini menatap sendu ke depan sana, di mana teman-temannya sedang asyik berfoto tanpa dirinya.

Ara adalah siswi kelas 6SD, ia anak yang pintar itulah kenapa ia ditempatkan di kelas 6A yang merupakan kelas unggulan. Lantas mengapa ia seolah diacuhkan?

Seperti yang kalian ketahui Shahara Konayuki merupakan nama yang tidak biasa untuk orang Indonesia kebanyakan, hal itu karena Ara adalah seorang gadis berdarah campuran, Ayahnya orang jepang.

Memiliki seorang ayah yang berasal dari negeri sakura membuat temen sekelasnya tak mau berteman dengan Ara, maka dari itu sekarang Ara duduk sendirian saja, sedangkan teman-temannya berfoto bersama.

“Kita nggak mau main sama anaknya penjajah!”

Begitulah kata teman-temannya, entah mereka tahu istilah penjajah dari mana, yang pasti hal ini membuat Ara menjadi sosok yang pemalu dan tidak percaya diri.

Ara bahkan memanjangkan poni depan rambutnya agar tidak ada yang bisa melihat wajahnya yang terlihat sangat mirip dengan sang Ayah.

Padahal jika poni rambutnya tersingkap, kalian akan bisa melihat wajah manis dengan pipi bulat merah berseri, bibir kecil sewarna buah cherry, serta iris mata berwarna hitam keunguan yang berbinar, dengan bulu mata panjang nan lentik membuat wajahnya terlihat cantik.

Hari ini sekolah Ara tengah melakukan pembagian rapor kelas enam semester pertama, di sebuah taman kota, seperti acara piknik begitu konsepnya.

Hanya saja wali kelas Ara sedikit terlambat hadir, maka dari itu anak-anak kelas 6A berfoto bersama untuk menunggu kedatangan sang wali kelas.

Ara yang dilarang ikut berfoto lebih memilih memperhatikan dari jauh, sambil memeluk lututnya, ia sesekali meminum susu cherry yang ia bawa dari rumah sebagai bekal makan siangnya.

Sampai sebuah suara mengusik ketenangan Ara. “Permisi”.

Ara mengangkat kepala, untuk melihat siapa pemilik suara asing yang ia dengar barusan.

Mata Ara membulat, orang yang mengajaknya bicara itu adalah seorang anak laki-laki yang bukan teman sekelasnya, dan si anak laki-laki itu berjongkok dekat sekali dengan Ara, Ara spontan menunduk terkejut, mundur meberingsut.

Panik, anak lelaki itu kembali bersuara “Eh, jangan takut, aku cuma mau nanya”

“Nanya Apa?” Ara masih menundukkan kepala saat menjawab pertanyaan anak itu

“Lihat anak kelas 6C nggak? Tadi aku dari toilet, pas keluar udah nggak ada siapa-siapa, cuma ada kelas 6A lagi foto-foto disana.” Kata anak laki-laki itu cepat sambil menunjuk ke arah teman-teman sekelas Ara.

Shahara Konayuki terdiam sejenak, dan ia ingat ia sempat mencuri dengar jika anak-anak kelas sebelah sudah memutuskan untuk berfoto studio dengan wali kelas mereka,

“Ke studio foto.” jawab Ara masih dengan menunduk, ia tidak berani menatap anak laki-laki itu.

“Yah ditinggal dong aku,” raut wajah anak lelaki itu berubah lesu.

 Tapi tak lama senyum lebar kembali menghiasi wajahnya seolah ia mendapat ide brilian di kepala “Pinjem hp dong hpku lowbatt, mati,” pintanya pada Ara.

“Aku nggak punya handphone,” jawab Ara cepat.

“Yah kok bisa nggak punya sih” sahut si anak lelaki, raut wajahnya kini berganti keheranan. Ara sedikit terkesan oleh betapa ekspresifnya anak lelaki di depannya itu.

Bocah lelaki berjaket kuning itu kemudian tampak sedang berpikir dalam-dalam, terlihat dari kedua alisnya yang hampir bertautan, lalu dengan tiba-tiba menoleh ke Ara, Ara yang masih diam-diam memperhatikan wajah si lawan bicara segera mengalihkan pandangannya.

Namun yang terjadi selanjutnya kedua bahu Ara digenggam, dipaksa melihat ke depan, kini mereka berdua bersimpuh saling berhadapan, sekitarnya sedikit terhalang bebatuan dan pohon Cherry,

“Pinjemin aku hp ke temen kamu please,” dengan mata memohonnya dan nada manja, lelaki itu merengek meminta Ara.

“Nggak mau.” Ara menoleh kesamping tak mau berhadapan langsung, jarak mereka teramat dekat.

“Please-”

“Pinjem aja sendiri!”

“Aku murid baru, nggak kenal temen-temenmu.”

“Tapi aku nggak mau!” Ara menggelengkan kepala, dengan pipi bulatnya yang menggembung lucu, angin sepoi kembali menerbangkan helaian rambut anak perempuan itu.

Bocah lelaki yang melihat poni halus itu beterbangan pelan sedikit terkagum, sebelumnya ia tidak begitu bisa melihat wajah Ara, tapi sekarang posisi mereka terlalu dekat hingga poni Ara tidak mampu lagi menyembunyikan wajahnya.

Kemudian seulas senyum jahil tercetak di wajah si anak laki-laki, “Pinjemin atau kucium nanti,” ancamnya dengan senyum yang masih terpatri.

Ara menatap lawan bicaranya gugup.

“Emang berani?” meskipun takut ia tetap menantang si bocah lelaki.

Hening, laki-laki itu tidak mengira kalau anak perempuan di depannya berani membalas ancamannya.

“Jangan nangis ya”

Maka setelah itu ia mulai mendekatkan wajahnya pada Ara, Ara yang kaget setengah mati refleks memejamkan mata, Ara merasakan hidung mereka bersentuhan, membuat jantungnya berdebar tak karuan.

Hembus hangat berbau cotton candy yang awalnya Ara rasa di depan bibirnya perlahan berpindah ke samping telinganya.

*Cup!

Pipi tembamnya dikecup pelan, tidak lebih dari 2 detik

Sang pemilik pipi membelalakkan mata, refleks memegang pipi kirinya, ia pikir si lelaki tidak akan senekat itu, mereka baru kelas 6 SD dan itu ciuman pertamanya.

Pikiran Ara sudah kemana-mana

‘Aduh nanti kalau aku hamil gimana?’

Namun ternyata belum berhenti sampai sana

*Cup!

Anak itu mencuri kecupan lagi di pipi kanan Ara.

“Ih iyaa, yaudah aku pinjemin” Ara akhirnya mengalah dengan mata yang agak berkaca-kaca.

Ara tidak mau si anak laki-laki  melakukan hal yang lebih gila lagi kepadanya.

Namun seolah tidak mendengar perkataan Ara, dengan tatapan mata seolah terpana, anak itu malah mengelus pelan rambut Ara, menghapus air mata yang hendak mengalir di pipi kemerahan si perempuan, mendekatkan kepala, hendak mencuri kecupan lain, kali ini di bibir Ara.

Ara hanya mampu berpasrah diri, menerima apa yang akan terjadi, konsekuensi dari dia yang sok berani tadi.

Hidung mereka kembali bersentuhan, hembus napas berbau cotton candy itu kembali Ara rasakan, hatinya semakin tidak karuan, tangannya yang bebas berusaha mendorong bahu lelaki di depannya namun tenaganya entah hilang ke mana, tangannya malah menyandar di sana sambil Ara kepalkan, beberapa milimeter sebelum bibir mereka bersentuhan.

Sepertinya Ara akan kehilangan ciuman pertamanya hari ini, terlalu dini, tapi mau bagaimana lagi?

“Syam?!”

Namun tidak sampai terjadi, karena suara yang menginterupsi.

Seolah mendapatkan kembali tenaganya, Ara mendorong laki-laki di hadapannya, dan menoleh ke sumber suara.

Ia melihat wali kelas 6C berdiri di sana menatap mereka

“Kalian ngapain” tanya bu Ranti penuh selidik

“Tadi aku nanya sama dia bu, eh matanya kelilipan jadi aku tiup” anak lelaki itu menjawab setengah jujur setengah beralasan

Sang wali kelas menganggukan kepala lantas kembali berbicara.

“Yaudah, ayo Syam, udah ditungguin yang lain di depan dari tadi” katanya sambil kembali berjalan mendahului.

“Iya bu”

Anak itu menatap Ara sekilas, pipi Ara yang bulat masih terlihat bersemburat kemerahan, sewarna buah dari pohon cherry di atas kepala mereka.

Tanpa disangka Ara ikut membalas tatapannya, membuat wajah si bocah pria ikut memanas, gadis itu kelihatan semakin gemas.

Ara hendak bangkit untuk menjauh dari sana, namun lengannya digenggam oleh si bocah lelaki, dibawa kembali bersimpuh berhadapan.

*Cup!

Dikecupnya bibir Ara secara tiba-tiba.

“Rasa Cherry,” Katanya sambil terpesona pada bibir Ara, seolah bibir itu adalah sebuah permen jelly berperisa Cherry.

Ara masih terpaku di tempatnya, rona dipipinya semakin menjalar ke telinga

“Nggak ditinggal aku hehe, masih ditungguin ternyata, Makasih ya,” kata si bocah lelaki lagi, sambil bangkit berlari melambaikan tangan, menyusul bu Ranti wali kelas 6C yang sudah berjalan jauh di depan.

Ara menyentuh bibirnya sendiri, ciuman pertamanya telah dicuri, dan ia bahkan tidak tahu siapa nama si Pencuri, Ara hanya tahu kalau si lelaki dari kelas 6C dan dipanggil “Syam” oleh  Bu Ranti.

“Mama gimana kalau aku hamil?” gumam Ara terisak.

Kelas 6SD belum sampai pada materi reproduksi, membuat Ara berpikir sentuhan fisik yang lebih dari sekedar berpegangan tangan akan menimbulkan efek seperti berhubungan badan.

... 🍒🍒🍒...

Dari semenjak dijemput Ibunya dari sekolah untuk pulang dan hingga tiba di rumahnya, Ara menangis tersedu-sedu, sampai membuat bingung sang Ibu.

“Ara kenapa nak?”

Hana khawatir, karena sang anak yang memang agak pendiam itu kerap kali dijauhi dan dirundung temannya. Hana tahu itu, tapi ia tidak bisa apa-apa, pihak sekolah pun tidak mendengar keluhannya.

Ara masih tertunduk dan menangis namun tanpa suara.

Hana ibunya Ara menaruh segelas susu rasa cherry kesukaan sang putri.

“Udah nangisnya, mama bawa susu cherry  kesukaan Ara.”

Dan itu berhasil mengambil perhatian si gadis kecil, tangan mungilnya menghapus air mata dari pipinya dan mulai meneguk minuman asam manis favoritnya.

Setelah susu cherry tampak tandas tak bersisa, Hana kembali menanyai putri kesayangannya.

“Ara, kenapa sayang, cerita sama mama.”

“Ara hamil” dengan suara seraknya Ara menjawab demikian.

Hana kaget bukan main mendengar pengakuan putrinya, bagaimana mungkin anaknya hamil.

“Siapa yang bilang begitu sayang?”  Tanya Hana sambil mengelus rambut Ara, berusaha selembut mungkin pada anaknya.

“Ara udah ciuman ma.” Timpal Ara, lalu kembali menangis

“Hah?” Hana bingung bukan main.

“Iya ma, cowo itu, cowo itu cium bibir Ara, pasti sekarang Ara Hamil.”

“Pffttt, hahahaha.” Hana menertawai keluguan sang anak

“Ih mama malah ketawa.” Kata Ara dengan hidung memerah dan mata berkaca-kaca

“Siapa cowonya, Ara kenal?”

“Nggak, dia anak kelas sebelah.”

“Cherry Milknya mama belum tahu ya, ciuman nggak bikin hamil.” Jelas Hana pelan.

Hana bingung karena s*x education itu penting, namun ia rasa anaknya masih terlalu dini untuk tahu hal itu.

“Ara sudah kelas 6, nanti deh di SMP Ara pasti diajarin soal proses kehamilan gimana, sekarang udahan ya nangisnya, Ara nggak hamil sayang.” Lanjut Hana pada akhirnya

“Jadi Ara nggak hamil?”

“Iyaa nggak, sayang.” Hana memeluk putri satu-satunya itu.

“Ada-ada saja kamu ini.” Hana tertawa, Ara tersenyum di pelukan mamanya.

Begitulah, Ara melanjutkan bangku sekolah dasarnya tanpa bertemu lagi dengan orang yang menciumnya, di Sekolah menengah pertama ia mempelajari materi reproduksi dan yup, ia merasa malu pada dirinya sendiri.

Waktu seolah berlari, hari berganti, namun memori itu tak kunjung pergi, Ara masih tetap mengingat dengan lekat wajah si pencuri ciuman, yang kelak mungkin akan ia mintai pertanggungjawaban.

...♡🍊🫐🍒♡...

1
Mr.sun
🫣
moodbooster🐝
menarik, penggunaan bahasa sangat bagus dan penulisan sangat rapih👍🤍
Writle 🐢: Terimakasihh. 🤍🐢
total 1 replies
Mada Rabka
ceritanya baguss, unik, menceritakan dua pasangan yang berbeda, mantapp 👍🏼semangatt tor 🐢♡
Qaidarra: salken kak
Writle 🐢: Terimakasihh. ♡🐢
total 2 replies
Mr.sun
masih lucu aja 😆
Writle 🐢: Tidak kepikiran jokes lain. 😌☝🏻
total 1 replies
Mr.sun
🤭
Mr.sun
Pepet terus jangan kasih kendorr
Mr.sun
nyaman bangett keliatannya
Mr.sun
semangattttt 🤍
Writle 🐢: Terimakasihh lagii. 💚🐢
total 1 replies
Abu sidiq
Sudut pandang utamanya sering berubah-ubah dan banyak penggunaan bahasa asing jadi sedikit membingungkan, tapi masih lumayan untuk dibaca saat gabut.
Mr.sun
hampir ke Isekai oleh truk Kun
Writle 🐢: Truck chan~
total 1 replies
Mr.sun
kewwreen
Mr.sun
semangattttt🫶🏼
Writle 🐢: Terimakasihh. 💚🐢
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!