Jodoh Yang Tertunda

Flo kembali ke hotel menggunakan taksi, dia ingin segera beristirahat karena kepalanya sedikit berdenyut sakit. Mungkin karena dia telat makan atau terlalu banyak pikiran.

"Nona? Di mana tuan Kai?" Heran Sekertaris Roy yang melihat kedatangan Flo, saat ini Sekertaris Roy dan Sekertaris Harun sedang berada di depan pintu kamar Sekertaris Roy.

"Dia ada acara dengan nona Laura" Balas Flo dengan tersenyum dan langsung masuk kedalam kamarnya.

"......." Mereka berdua saling pandang kemudian menaikkan kedua bahunya acuh.

Di dalam kamar, Flo mengganti pakaian nya dengan piyama. Setelah selesai Flo merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan pikiran yang berkecamuk.

"Apakah Kai sudah berubah menjadi laki-laki nakal karena sudah sembuh dari penyakitnya?" Pikir Flo dengan heran.

"Astaga! Apa yang kau pikirkan, harus nya kau senang karena dengan begitu laki-laki gila itu tidak akan mengganggu mu!" Kesal Flo namun jauh dari lubuk hatinya dia merasa tidak nyaman sama sekali.

Flo terus saja uring-uringan di atas ranjang dengan segala pikiran nya yang sedang kacau, hingga dia terlelap karena kelelahan berbicara.

•••

Di sebuah tempat yang tak jauh dari air mancur, Kai dan Laura duduk di sana. Meskipun begitu, perhatian dan pandangan Kai tak pernah lepas dari sosok Flo yang berada di seberang sana.

Kai melihat Flo membeli dagangan anak kecil, Kai tahu bahwa yang anak jual itu sebuah bunga dandelion. Awalnya Kai ingin marah saat anak itu dengan lancang memeluk Flo namun semua itu langsung dua urungkan setelah melihat raut wajah sedih Flo.

"Tuan Kaisar?" Panggil Laura dengan lembut.

"Ehh ya?" Tanya Kai dengan terkejut.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Laura dengan cemas.

"Ya" Angguk nya.

"Oh ya, apa kamu ada acara besok?"

"Saya disini bukan untuk berlibur tapi bekerja" Datar Kai membuat Laura terkejut.

"Ahh ya, jika kau luang aku akan mengajak mu pergi melihat-lihat kota ini" Jelas nya dengan tersenyum penuh harap.

"Sebaiknya anda jaga sikap nona, kalau begitu saya permisi." Ucap Kai dan langsung pergi setelah melihat Flo yang sudah memasuki taksi.

"Tapi...." Cegah Laura namun Kai tidak peduli dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Laura yang nampak kesal.

"Kaisar! Kau pikir aku tidak tahu jika kau menyukainya? Memang cantik, tapi kau harus sadar bahwa dia sudah memiliki kekasih yang tak kalah hebatnya dari mu" Ucap Laura dengan tersenyum sinis.

"Aku akan berusaha untuk melupakan gadis itu dari pikiran mu dan menggantikan nya dengan diriku, ahhh aku sudah tidak sabar melihat mu bertekuk lutut di hadapan ku" Senang nya.

"Terlebih, penyakit tidur mu belum sembuh? Sangat mudah! Hahah" Entah apa yang Laura pikirkan yang jelas itu bukanlah hal yang baik.

•••

Kai membuntuti taksi itu hingga berhenti di depan hotel yang mereka pesan, dia melihat Flo yang nampak lelah dan lemas. Kai juga melihat Flo yang memijat pelipisnya sambil berjalan, Kai ingin sekali menghampiri nya namun segera ia urungkan. Ia tidak ingin membuat Flo risih dengan nya oleh karena itu Kai sedikit memberikan jarak di antara mereka.

"Tuan?" Kaget Sekertaris Roy saat melihat sosok Kai yang datang setelah Flo masuk kedalam kamar nya.

"Ada apa?" Heran Kai.

"Bukankah Tuan pergi bersama nona...... Ahhh saya lupa, yang jelas dia wanita" Ucap Sekertaris Roy.

"Apa Flo yang mengatakan nya?" Heran Kai.

"Ya tuan, terlebih saya lihat nona Flo sedang tidak baik-baik saja. Mungkin nona Flo sakit"

"....." Kai terdiam karena dia pun berfikir seperti itu.

Tanpa menunggu apa-apa lagi, Kai langsung masuk kedalam kamar nya dan bersiap untuk membersihkan diri. Namun pikiran nya selalu saja mengarah pada Flo yang menurut nya sedang sakit.

"Apa dia sakit?" Gumam Kai dengan mengeringkan rambutnya menggunakan handuk dan duduk di pinggir ranjang.

•••

Pagi hari Flo keluar dari dalam kamarnya dengan wajah yang sedikit pucat hingga membuat Sekertaris Harun khawatir namun Flo mengatakan bahwa dia tidak apa-apa.

"Nona, sebaiknya nona Istirahat. Biar saya panggilkan dokter untuk anda" Ucap Sekertaris Harun dengan cemas.

"Saya tidak apa-apa Harun, jangan terlalu cemas Seperti ini" Balas Flo dengan santai dan berlalu pergi meninggalkan Sekertaris Harun yang terus cemas dengan kondisi Flo.

Flo berpapasan dengan Kai yang baru saja keluar dari kamarnya, Kai tersenyum dan Flo hanya mengangguk dengan sedikit senyuman tipis.

"Apa kau sakit?" Tanya Kai dengan menyentuh kening Flo namun wanita itu langsung menepisnya karena ia tidak suka di sentuh oleh nya.

"Saya baik-baik saja Kai" Balas Flo santai.

"Jika kau sakit kita bisa mengundurkan waktu nya, kau istirahatlah biar aku panggilkan dokter untuk mu" Terdapat raut wajah cemas dari wajah Kai.

"Tidak perlu, saya hanya sedikit pusing saja. Mungkin sebentar lagi juga akan hilang sakit nya"

"Tapi....."

"Lebih cepat lebih baik" Sela Flo membuat Kai menghela nafas berat.

Mereka segera turun ke lantai dasar, di sana sudah menunggu Sekertaris Roy dengan mobilnya yang terparkir di depan hotel. Mereka segera memasuki mobil tanpa banyak bicara, hingga mobil tersebut melaju dengan kecepatan sedang.

"Sepertinya cuaca pagi ini sedikit tidak mendukung" Ucap Sekertaris Roy dengan melihat ke luar jendela mobil.

"Ya, Seperti nya akan turun hujan" Balas Sekertaris Harun.

Flo dan Kai tidak menanggapi ucapan mereka karena sibuk dengan pikirannya masing-masing, Flo menyandarkan kepalanya di jok mobil dengan memejamkan matanya sejenak. Hal itu membuat Kai resah dan khawatir namun dia tidak bisa memaksakan Flo untuk istirahat karena dia bukan siapa-siapa.

Hingga akhirnya Flo tertidur dengan pulas, helaan nafasnya terasa lembut namun panas. Mungkin benar bahwa Flo sedang sakit namun wanita itu terus mengelak nya.

"Tuan......" Ucap Sekertaris Roy pada Kai.

"Tidak apa-apa, biarkan Seperti ini. Badan Flo nampak panas karena demam" Jawab Kai dengan menyenderkan kepala Flo di pundaknya agar membuat wanita itu nyaman.

"Baik tuan"

Mobil tersebut sudah berhenti di sebuah resort mewah yang berada di dekat pantai, Sekertaris Roy dan Sekertaris Harun segera keluar untuk bertemu dengan pekerja di sana. Karena Kai masih menunggu Flo bangun dari tidurnya.

Kai merapihkan rambut Flo yang menjuntai menutupi wajah cantiknya, Kai juga mengelus pipi Flo dengan lembut dan penuh perasaan.

Cup

"Aku akan berusaha membuat mu nyaman dengan ku, maaf karena sudah membuat mu benci padaku" Ucap Kai lembut dengan mencium kepala Flo.

Flo tidak merasakan hal itu karena dia benar-benar terlelap, mungkin karena dia sedang sakit hingga membuat kewaspadaan nya sedikit menurun.