Hati Kayna

Matahari mulai keluar dari peraduannya. Kayna mulai siap-siap ke kantor dia menyiapkan beberapa bekal untuk dia bawa ke kantornya. Kayna membawa Radith dan Rhiana ke kantor setiap hari karena mereka adalah mood booster Kayna.

"Kamu setiap hari bawa mereka ke kantor, Kay? " Kayna mengangguk sambil menyiapkan pakaian kembar.

"Apa mereka tidak mengganggumu Kay? "

"Tidak Oppa, mereka sangat tidak mengganggu. Nana dan Hani selalu menjaga mereka jadi aku tidak kewalahan jagain mereka. "

"Mereka itu mood booster aku, Oppa. "

"Baiklah awas jangan sampai mereka kelelahan dan kamu juga hati hati. "

"Siap Oppa ku sayang. " kata Kayna yang memberi hormat.

Kedua kakak beradik itu pergi ke kantor masing-masing. Nino yang ingin pergi ke kantor membelokkan mobilnya ke arah kantor Alif. Dia ingin sekali menghajar laki-laki br*******k itu.

Setelah sampai di kantor Alif, Nino langsung masuk ke ruangan Alif meski Mila sekretaris Alif melarangnya.

Brak....

Pintu terbuka dengan keras membuat Alif kaget dan menatap kedatangan kakak iparnya.

"Maaf Pak, saya sudah melarangnya tapi bapak ini memaksanya masuk. "

"Tidak apa, Mil. Kamu kembali bekerja. "

"Baik, pak. Permisi. " Mila keluar dan menutup ruangan Alif.

"Ada apa, kak Nino? "

"Kamu sebagai suami bagaimana.Mana tanggung jawabmu sebagai seorang suami dan ayah bagi anak-anakmu.!!! " teriakan Nino yang terdengar hingga ke luar.

"Kak Nino Alif bisa jelaskan semuanya. " kata Alif yang menarik tangan Nino mencoba menenangkan kakak iparnya itu.

"Lebih baik kamu pilih Anita atau Kayna. Aku tidak ingin melihat adikku terus kamu sakiti. "

"Alif tidak akan menceraikan Kayna, Kak. Sampai kapanpun Alif gak akan! "

"Tapi kamu sudah berbuat tidak adil padanya. Apa salahnya sehingga kamu tega menyakitinya? "

"Disini Alif yang salah, kak. Alif nyesal kak. "

"Dasar kamu memang b*******n."

Bugh

Nino menghajar wajah Alif hingga sudut bibir nya mengeluarkan darah. Alif yang tersungkur jatuh di sofa mengelap darah di bibirnya dengan jarinya.

Nino menara kerah kemeja Alif dan mengangkatnya.

"Ingat ya, jika kamu masih menyakiti adikku akan kupastikan nyawamu taruhannya. Aku gak peduli seberapa besar kekuasaan orang tuamu. Yang aku tau mereka juga pasti akan mendukungku. Ingat kamu punya anak laki-laki dan perempuan. " Nino melempar Alif seperti barang dan Alif terjatuh, kemudian dia keluar dari kantor Alif.

"Aku tau kak, aku salah tapi bagaimanapun juga aku tidak akan pernah menceraikan Kayna. " kata Alif yang duduk di sofa sambil mengendorkan dasinya.

Sedangkan di kantor Kayna. Alby masih bermain dengan Radith dan Rhiana.Mereka tak henti-hentinya tertawa. Alby sering menggelitik perut Radith dan mengacak-acak rambut Rhiana.

Dari kejauhan Kayna memandangi mereka dengan tersenyum. Sungguh tak pernah mereka merasakan kasih sayang seorang ayah.

"Ayah abi, boy au eli es klim. "

"Boy, mau es krim. Oke siap bos ayo kita berangkat. " Alby yang menggendong Radith dan menggandeng Rhiana. Sementara Hani dan Nana mengikuti dari belakang.

Kayna yang masih sibuk dengan laptopnya tak menyadari Alif berdiri di depan mejanya. Satu jam Alif berdiri di depan Kayna yang masih sibuk dengan laptopnya.

"Eehmmm.. " Alig berdehem sontak Kayna mendongakkan kepalanya.

"Mas Alif? Sejak kapan? "

"Sudah satu jam aku berdiri sepertinya kamu sibuk. "

"Sedikit mas, ada beberapa dokumen yang belum saya buat untuk meeting besok. "

"Mana Radith dan Rhiana? "

"Mereka sedang ke supermarket bersama Alby. "

"Sepertinya mereka sangat akrab ya dengan Alby. Kayna. "

"Begitulah mas,Alby sudah seperti ayah bagi mereka. "

"Kamu menyindir aku nih. "

"Kamu kan sibuk sama istrimu, jadi anak-anak merasa kehilangan sosok seorang ayah. "

"Kayna, aku tidak ingin kehilangan kamu dan anak-anak. "

"Sampai kapan, mas? "

"Sampai Anita melahirkan dan aku akan menceraikannya. "

"Mas, kamu tega bagaimana nasib anakmu? "

"Aku gak peduli aku gak mau pisah dari kamu, Kay. "

"Dasar b*******n! "

Bugh

Nino menghajar Alif dan Alif tersungkur di depan kaki Kayna.

"Oppa...!! " teriak Kayna yang memegang lengan Alif.

"Aku sudah bilang jangan sakiti adikku! "

Alif berdiri dulu bantu Kayna.Nino hendak menghajar Alif tapi tangannya di cekal Alby.

"Sabar, Oppa. Ingat disini ada anak-anak jangan sampai anak-anak bertanya macam-macam. " bisik Alby.

"Sebelum saya marah keluar dan jangan kamu dekati adikku lagi! "

"Kayna istriku, kak. Dia masih sah istriku Alif bebas bertemu dia kapan saja. "

Tak lama Nino berdebat dengan Alif Radith dan Rhiana masuk kedalam.

"Abi.... " teriak mereka berdua dan berlari memeluk kaki Alif.

"Abi beldalah, apa bi? " tanya Rhiana yang melihat sudut bibir Alif berdarah.

"Oh... Ini Abi tadi di gigit serangga, sayang. " kata Alif yang menggendong putrinya.

Kayna yang langsung menggendong Radith pun hanya tersenyum melihat Rhiana menciumi luka Abinya.

"Bial cepet sembuh ya bi. "

Nino duduk di sofa menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Abi... " Radith menarik tangan Alif minta di gendong juga.

"Sayang, Abi pasti cape Radith sama Rhiana main dulu ya sama mba. "

"Nda au, boy au na ma Abi. "

"Gel juga au ama Abi anen."

"Sayang main sama ayah Alby aja yuk. " ajak Alby sontak membuat Alif kaget dengan sebutan 'ayah'

"Ayah... " batin Alif. "Sejak kapan mereka menganggap dan memanggil Alby ayah. "

Akhirnya dengan bujuk rayu Alby Radith dan Rhiana bisa lepas dari pelukan Alif dan keluar dari ruangan Kayna.

Sementara Nino masih duduk di sofa. Sorot matanya sangat membuat orang yang melihatnya pasti ketakutan.

"Kak, Alif minta maaf. " ujar Alif yang bersujud di depan Nino.

"Minta maaf buat apa, hah... "

"Alif tau salah sudah membuat Kayna dan anak-anak menderita. Tapi Alif juga tidak bisa meninggalkan anak yang ada di dalam kandungan Anita, kak. "

" Oppa, Kayna tidak keberatan dengan kondisi Kay sekarang ini. Mas Alif sudah bertanggung jawab dengan hidup Kay dan anak-anak. Walaupun hanya sebulan sekali harus berkunjung. "

"Kak... Kak Nino pasti juga bingung jika kak Nino ada di posisi seperti Alif sekarang. "

"Alif gak bisa pisah dari Kayna dan juga anak-anak."

"Oppa, Kay juga gak mau pisah dari Mas Alif bagaimana anak-anak mereka pasti mencari Abi nya. "

"Ada Alby yang masih bisa mereka anggap sebagai ayah nya. "

Deg

Jantung Alif terasa berhenti mendengar Nino berkata seperti itu. Tadi saja ketika Alby membawa anak-anak dan mereka memanggil ayah pada Alby membuat perih di hati.

"Oppa, biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Anak-anak masih kecil untuk mengerti tentang Abi dan Ummi nya. "

"Tapi Alif tidak membuatmu bahagia, Kay? "

"Kay, sudah bahagia. Radith dan Rhiana adalah kebahagiaan Kayna, Oppa. Tolong Oppa jangan seperti ini lagi. "

Nino tak kuasa melihat airmata yang menetas di pipi adiknya itu. Di peluknya Kayna oleh Nino dan Alif hanya diam mematung melihatnya...