Kesetiaan yang dibalas dengan pengkhianatan, membuat Bianca rela menyamar menjadi pembantu di rumah wanita yang menjadi istri siri suaminya tercinta.
" Bersiap-siaplah mas, tertawalah sepuas mu. Kau dan gundikmu itu akan membayar rasa sakit dari pengkhianatan ini ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gevha Jeany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Luar Kota
Happy Reading
💞
Tama yang baru keluar dari kamar mandi melihat istrinya duduk termenung di meja rias. Dia tidak menyadari kalau suaminya berdiri tepat dibelakangnya.
Manisha tersentak ketika Tama memberi kecupan singkat di kepalanya. "Apa yang membuat wajah istriku ini terlihat murung, hemm?". Tama menyenderkan kepala Manisha di dada telanjangnya.
"Acha, Pah. Aku mengkhawatirkannya" ucap Manisha lirih.
Tama menatap manik mata istrinya yang mulai berembun. "Ssstt...dia akan baik baik saja sayang, jangan ragukan itu. Dia wanita yang kuat persis sepertimu" hibur Tama.
"Tetap saja, sekuat apa pun putrinya seorang ibu pasti akan sedih melihat hati putrinya babak belur" Manisha tak lagi dapat membendung tangisnya. Dia berbalik dan membenamkan wajahnya pada dada Tama.
Tama lemah mendengar suara tangis pilu istri tercintanya. "Sayang, jika aku mau sekarang juga baj*ngan itu bisa ku habisi dengan tanganku. Tapi ini permintaan putri kita. Kita akan membantu jika sudah dimintanya. Jangan sedih lagi, kalau tidak aku akan mengingkari janjiku pada Acha. Tapi resikonya dia akan marah padaku, tolong jangan tempatkan aku diposisi sulit sayang". Tama memberi penjelasan agar Manisha mengerti.
Manisha mendongakkan kepalanya, Tama lega saat melihat senyuman wanitanya itu pertanda dia paham. Dia pun menghapus sisa air mata Manisha dengan kedua ibu jari tangannya.
"Mas seksi" bisiknya malu malu. Wajahnya kini sudah merona kemudian memandang kearah lain karna tak bisa menolak pesona suaminya yang mampu membuat jantungnya berdegup kencang.
Tama tersenyum genit. Meski kini usia mereka tak lagi muda namun perasaan cinta itu tetap bergelorah. Bahkan makin hari makin cinta.
"Sayang...!" panggil Tama seraya mencengkram lembut dagu Manisha agar menoleh padanya.
"Apa sih mas" ucapnya malu melihat suaminya sedang menaik turun kan alisnya seolah memberi kode.
"Aaww" ringis Tama mengelus bekas cubitan istrinya.
Manisha mendelik "Menantumu yang nikah lagi, malah kamu yang ingin malam pertamaan, mas..mas". Tama terkekeh kecil kemudian menggendong istrinya ke ranjang
"Aku sudah siapkan hadiah malam pertama yang indah untuknya" ucap Tama penuh arti.
🌹
Rumah yang tadi ramai kini menjadi sepi tak bersisa. Kini hanya tinggal sepasang kekasih yang baru melangsungkan pernikahannya dan wanita bertubuh gempal yang sedari tadi tak berhenti mengomel.
"Kamu menipuku mas, kamu menghadiahkan berlian palsu untukku" Nora melemparkan tatapan tajam pada pria yg baru sah menjadi suaminya itu.
"Itu bukan berlian palsu Nora, harus berapa kali ku jelaskan. Aku membelinya di toko yang pernah kita datangi. Kamu liat sendiri kan ada surat tokonya juga harganya tertera disitu".
"Tapi mereka semua menghinaku, mempermalukanku. Mereka mengatakan itu palsu mas"
"Sudah...sudah, diam!!! Besok kita kesana kita cek keasliannya bila perlu kita kembalikan minta ganti rugi" lerai Ningsih.
Nora terus terisak "Harusnya hari ini menjadi kenangan indah tak terlupakan tapi yang kudapat kesialan yang gak akan bisa ku lupakan. Memakai kebaya tambalan yang udah ketinggalan jaman, berlian palsu, huhuhu...komplit semuanya. Aku sangat malu"
"Kamu pikir aku gak malu. Kamu juga udah dibeliin kebaya mewah tapi yang dipakai malah kebaya jadul. Mau taruh dimana muka ku. Baru kali ini aku merasa terhina" emosi Yuga pun terpancing.
"Kebaya itu sobek. Waktu udah mepet aku harus apa? Batalin pernikahannya??"
"Bagaimana bisa?"
"Kesempitan. Tadi sewaktu aku memakainya kancingnya pada gak nyampek trus aku paksain jadinya sobek"
"Kan dibutik kamu coba ngepas kok.
Atau jangan jangan karna...." mata Yuga mengarah pada perut Nora.
"Mas!!!" tegur Nora memberi kode agar tidak membeberkan kehamilannya apa lagi Ibunya sedang duduk disampingnya mendengarkan perdebatan mereka.
"Jangan jangan karna apa, Ga?" tanya Ningsih penasaran.
"Hemm... gak apa Bu, maksud mas Yuga ketukar sama yang lain" Nora memberi alasan.
Ningsih manggut manggut.
Suara nada dering ponsel Yuga berbunyi. Dia menyambar ponselnya di atas meja. Seketika wajahnya terlihat panik menatap nama yang tertera dilayarnya
Kemudian dia menatap istri dan mertuanya bergantian. "Aku keluar dulu" tanpa menunggu jawaban Yuga pergi keluar mengangkat ponselnya.
Dari kejahuan Nora memperhatikan wajah suaminya yg tampak serius dan tegang sesekali dia meraup wajahnya kasar.
Tak berapa lama kemudian dia melangkah gontai masuk kembali mendapati istri dan mertuanya.
"Ada apa mas, wajahmu terlihat tegang? tanya Nora
"Mas harus keluar kota sekarang"
Nora tertegun.
"Jangan becanda dong mas ini malam pengantin kita, masa kamu ninggalin aku sendiri" Nora merengut kecewa karna tidak bisa menghabiskan malam romantis seperti yang diangankannya.
"Aku gak lagi bercanda, Ra. Ini masalah perusahaan aku harus segera kesana. Soal honeymoon kita akan atur jadwal setelah masalah disana selesai ya.Terserah kamu saja mau kemana"
"Apa gak bisa kerjaannya diwakilkan? Apa gunanya kamu punya bawahan?" cerca Ningsih.
"Gak bisa Bu, aku harus turun tangan langsung".
Mau tak mau Nora terpaksa mengiyakan.
"Ya udah aku pergi dulu" dia pamit pada Nora dan mencium tangan ibu mertuanya itu.
Nora mengantar Yuga ke depan pintu. Saat Yuga hendak membuka pintu mobil, dia berbalik dan memeluk Nora kemudian mendongakkan kepalanya melihat ke belakang, setelah memastikan Ibu mertuanya tak ada dia sedikit menunduk dan mendekatkan wajahnya pada perut Nora lalu mengecupnya.
"Papa pergi dulu ya sayang, jaga Mama baik baik dan jangan nakal. Oke" ucapnya sambil mengelus perut Nora.
"Iya papa" ucap Nora menirukan suara anak kecil. "Mas pergi dulu jaga diri baik baik". Yuga masuk ke mobil setelah meninggalkan kecupan singkat dikening Nora.
🌹
Dalam pekerjaan keluar kota ternyata bukan hanya Yuga saja yang pergi namun Farel juga ikut serta.
Sesuai perintah ayah mertuanya, mereka berangkat dari perusahan pusat. Farel meminta agar Yuga yang mengemudi.
Selama menyetir selama itu pula ponsel Yuga tak lepas dari genggamannya. Karna itu dia terkena teguran dari kakak iparnya.
"Bisa gak matamu fokus ke depan. Kamu mau kita celaka?".
"Iya mas, maaf. Aku hanya ingin memberi kabar pada Bianca agar dia gak kecarian" jawabnya bohong.
"Masa dari tadi tukaran kabar. Yang ku tau Bianca cukup sekali membalas pesan. Dia akan hitung waktu perjalanan kapan sampainya baru dia akan kirim pesan lagi.
Karna dia type orang yang lebih mendahulukan keselamatan". Farel tau sejak tadi Yuga asik berkirim pesan pada istri simpanannya itu bukan pada adiknya.
"Iya mas ini udah kok" jawab Yuga kikuk. Dia memasukkan ponselnya kedalam saku celana.
"Biar kamu puas, aku akan telpon dia. Mungkin setelah mendengar suaranya kamu bisa tenang". Yuga ingin mencegah namun terlambat, panggilan telpon sudah tersambung.
"Hallo kak" sapa Bianca. Farel sengaja memperbesar volumenya agar terdengar oleh Yuga.
"Hallo sayang, kamu sedang apa dek?" ucap Farel tersenyum sinis pada Yuga yang mulai tegang.
"Aku lagi mendesign nih. Tumben kakak nelpon aku?"
"Kakak mau bilang, jangan ganggu terus suami mu soalnya dia nyetir nanti kami bisa celaka"
"Nyetir?? Kalian mau kemana?"
"Lho kamu gak tau kami mau keluar kota, perusahaan cabang lagi ada masalah"
"Mas Yuga gak ada bilang apa apa. Aku bahkan gak tau kalian pergi"
"Lho tadi Yuga bilang lagi bertukar pesan denganmu makanya dia gak fokus nyetir" Farel melirik Yuga mulai salah tingkah.
"A anu mas, pesannya belum sampai makanya dari tadi aku liat ponsel terus" jawab Yuga gugup.
"Mas gak lagi bohongkan? Nanti mas ngrimin kabar bukan untuk ku tapi sama orang lain" ucapan telak dari Bianca membuat Yuga makin berkeringat dingin.
Yuga merasa terpojok. "Gak sayang, beneran tadi mas kirim pesan ke kamu tapi belum masuk. Kendala di kuota berarti".
"Hmm ya udahlah. Kamu hati hati disana dek. Kakak tutup telponnya ya" Farel sengaja mengakhiri karna tak tega melihat wajah adik iparnya itu memucat.
💞
😭😭