NovelToon NovelToon
TUMBAL

TUMBAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Tumbal
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Its Zahra CHAN Gacha

Prayitno, seorang pria miskin yang nekat merantau ke kota besar demi mencari ibunya yang hilang, justru terperangkap dalam kehidupan penuh penderitaan dan kesuraman. Setelah diusir dari kontrakan, ia dan keluarganya tinggal di rumah mewah milik Nyonya Suryati, yang ternyata menyimpan rahasia kelam. Teror mistis dan kematian tragis menghantui mereka, mengungkap sisi gelap pesugihan yang menuntut tumbal darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pohon beringin

Langit di atas rumah tua Nyonya Suryati tampak gelap meski belum masuk waktu malam. Awan menggantung berat, seolah menyimpan sesuatu yang akan segera jatuh dari langit. Udara di sekeliling rumah itu begitu pengap, dan burung-burung enggan berkicau.

Sementara itu Aryo merasakan tubuhnya bergetar bukan karena dingin, melainkan karena firasat buruk yang mencengkeram hatinya.

“Ini belum berakhir,” bisiknya.

Di dalam rumah, Nenek Mariani duduk bersila di tengah ruangan rahasia, wajahnya kembali keriput seperti kemarin, dan tubuhnya terlihat melemah. Di sekelilingnya, lilin-lilin hitam menyala, asap kemenyan mengepul, dan suara mantra memenuhi ruangan.

Nenek Mariani membuka matanya perlahan. “Tumbal terakhir belum diberikan sepenuhnya. Jiwa sang anak masih terikat dengan dunia. Ia belum menyerah. Kau harus membawa Aryo kembali.”

“Tapi anak itu bukan anak biasa. Ia memiliki kekuatan yang mumpuni dan di lindungi!” jawab Nyonya Suryati panik.

Nenek Mariani menatap tajam. “Kalau kau tidak bisa membawanya, maka semua akan sia-sia. Kita berdua akan binasa . Seluruh kemegahan yang kita miliki akan hancur. Pesugihan tidak mengenal kegagalan, Suryati.”

Malam mulai merayap perlahan, menyelimuti taman kota yang siangnya ceria dengan selimut kelam dan sepi. Angin bertiup pelan, menerbangkan daun-daun kering yang menari di jalur pejalan kaki. Suasana berubah. Tak ada lagi suara tawa anak-anak, hanya gemerisik dedaunan dan lolongan anjing dari kejauhan.

Entah kenapa Aryo selalu ingin mendatangi taman itu. Rasa penasaran membuat ia kembali ke sana. Ia berdiri di depan patung wanita tua di tengah taman.

Sekarang ia tak sendiri. Seorang wanita paruh baya berdiri di sampingnya, mengenakan kerudung kelabu. Wajahnya pucat, matanya sembab. Wanita itu adalah Murni, mantan pembantu rumah tangga yang dulu bekerja di rumah Suryati sebelum menghilang secara misterius.

Aryo terkejut saat melihatnya. Ia mengira wanita itu adalah hantu, hantu tumbal pesugihan nenek Mariani.

Wanita itu membuka kerudungnya saat melihat Aryo ketakutan dan menghindarinya.

Netra Aryo membelalak saat melihat wajah wanita itu. Ia bisa mengenalinya dari foto-foto yang terpajang di dinding rumah tua itu. Ia menatap lekat sosok wanita dihadapannya. Memastikannya ia manusia atau hantu.

Namun saat melihat sandal yang di pakai Murni, kini ia yakin wanita itu masih hidup, dia bukan hantu atau korban dari pesugihan Mariani.

“Aku pikir kau sudah tiada,” bisik Aryo

Murni mengangguk pelan.

“Semua mengira aku mati. Tapi aku diselamatkan seseorang. Seorang dukun tua di perbatasan hutan. Ia menolongku setelah aku melarikan diri malam-malam dari rumah itu. Tapi aku tak bisa kembali sampai sekarang.”

Danang menatapnya penuh tanya.

“Kenapa sekarang kamu kembali?”

Murni menggenggam kerah bajunya erat. “Karena kutukan itu belum selesai. Energi rumah itu masih menyerap nyawa. Taman ini, bukan sekadar taman. Ini adalah perangkap. Aku bisa merasakannya. Dan jika tak dihentikan, akan lebih banyak jiwa terhisap ke dalamnya.”

Aryo menggertakkan gigi. “Tapi rumahnya sudah hancur. Mariani dan Suryati hanya roh. Mereka tak bisa menyakiti siapa pun lagi.” sangkal Aryo

Murni menatap Danang, tajam.

“Kau salah. Arwah mereka bukan arwah sembarangan. Mereka adalah bagian dari perjanjian pesugihan tua. Tubuh mereka bisa mati, tapi kekuatan gaib yang mengikat mereka berasal dari akar tanah ini sendiri. Dari pohon beringin tua yang dulu tumbuh di belakang rumah, yang masih berdiri di sana, bahkan sekarang, di pojok taman ini.” Murni menunjuk ke sebuah pohon besar di pojok Taman

Danang menoleh cepat. Di sudut taman, memang ada pohon besar. Sekilas pohon itu tampak biasa bagi orang awam, tapi kini Aryo sadar, pohon itu adalah kunci dari semua ini.

Aryo juga bisa merasakan ada kekuatan gaib yang sedang mengincarnya. Sebuah kekuatan yang ingin menjadikannya sebagai tumbal terakhir.

“Aku harus membakarnya,” gumamnya.

Murni menggeleng.

 “Tidak bisa. Semuanya tak semudah yang kau pikirkan anak muda. Pohon itu dilindungi oleh kekuatan gaib yang begitu besar. Kamu butuh ritual pemutusan dan persembahan untuk menghancurkannya," jawab Murni

“Persembahan?” tanya Aryo penasaran

“Darah dari keturunan orang yang terikat pada perjanjian. Dan... kau adalah cucu Ningsih, yang dulu dijadikan tumbal. Garis darahmu masih terikat pada tanah ini.”

Aryo terdiam. Tubuhnya bergetar. Semua ini terlalu banyak untuk diterima. Tapi ia tahu, ini bukan saatnya mundur. Jika ia tidak menyelesaikan ini, taman itu akan terus menjadi tempat yang menyamar, menjebak siapa pun yang tak tahu apa-apa.

“Apa yang harus aku lakukan?” tanyanya pelan.

Murni menyodorkan sepotong kain putih berisi bubuk abu hitam dan segumpal rambut yang tampak kering.

“Campurkan ini dengan darahmu dan taburkan di sekitar akar pohon. Tapi ingat, setelah kau mulai, arwah mereka akan bangkit dan mencoba menghentikanmu.”

Aryo menggenggam kain itu erat.

“Kalau begitu, aku takkan berhenti sebelum selesai.”

Malam itu, langit gelap tanpa bintang. Di bawah pohon beringin tua, Aryo menggali sedikit tanah dengan tangan kosong, mencampurkan bubuk dan rambut dalam segenggam darah dari luka yang ia goreskan di telapak tangannya sendiri. Ia mulai menaburkan campuran itu ke sekeliling akar pohon sambil melafalkan mantra yang diberikan Murni.

Tiba-tiba angin berputar kencang. Suara tertawa melengking terdengar dari atas pohon, dan dua sosok muncul dihadapan mereka.

Dia adalah Nyonya Suryati dan Nenek Mariani, wajah mereka membusuk, mata membara merah darah.

“Berani kau mengganggu perjanjian ini, anak haram!” teriak Suryati.

Pohon bergetar hebat. Akar-akar menjulur keluar seperti ular, mencoba melilit tubuh Aryo.

 Ia jatuh terdorong angin, tapi terus menyelesaikan taburannya. Tubuhnya tergores, darah menetes lebih banyak, tapi mantra terus ia bacakan meski bibirnya gemetar.

Mariani melayang turun, mencoba merasuki tubuhnya, tapi Murni muncul dari balik bayangan, menaburkan garam di sekitar Danang, membentuk lingkaran pelindung.

 “SELESAIKAN!” teriaknya.

Dengan napas tersengal, Aryo menutup lingkaran terakhir dan meletakkan telapak tangan berdarahnya di batang pohon sambil melafalkan kalimat terakhir.

Seketika pohon itu mengeluarkan suara menggelegar. Daunnya layu seketika, batangnya membelah, dan cahaya putih menyilaukan muncul dari dalam. Dua arwah wanita tua itu menjerit keras. Jeritan yang menggema ke seluruh taman, sebelum menghilang dalam pusaran cahaya itu.

Saat semuanya reda, Aryo tersungkur lemas. Pohon itu kini hanya batang mati. Taman terasa sunyi, tapi lebih ringan. Energi kelam itu telah menghilang.

Murni berlutut di sampingnya, menangis.

 “Akhirnya kita bebas.”

Aryo menatap langit malam yang kini tampak cerah kembali. Ia tahu, perjalanannya belum selesai. Tapi malam ini, satu kutukan besar telah ia hancurkan.

Ia merasa lega, setidaknya kekhawatirannya sudah mulai berkurang meskipun ia tahu bahaya lain sudah menunggunya.

1
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
tetep aja pasti akan ada orang yang kepo dengan mistik keluarga Suryati
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
akhirnya jiwa Prayitno gak penasaran lagi setelah kutukan di hancurkan
Zuhril Witanto
ternyata Prayit belum sepenuhnya meninggal
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
pasti ada bekasnya walaupun tempat itu udh hilang
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
apakah tugas Prayit sudah selesai lantas kemana kah Rika akan pergi
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
selesai sudah tugas prayitno yaaa dan rika juga tp kemana aryo
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh gtu yaa jd krn raga prayitno udh g ada jd dia kek roh gtu yaa
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: holow man
Ai Emy Ningrum: samar bayangan...👀
total 2 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
kalian kerja sama aja biar gak ada korban lagi
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
ini ceritanya cashback ya bunga
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh pnjg juga prjlanan pesugihan ya
jd ngeri
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
apa bnr Maria bakalan hidup lagi
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
Prayitno masih hidup🤔
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
jd aryo yg harus memutus kan itu yaa
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hahhhh ternyata masih lnjut
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
km harus bisa aryo buat membasi mereka
Zuhril Witanto
Prayitno?
Zuhril Witanto
bener2 mencekam
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
basmi semuanya aryo
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
akhirnya berkat Aryo semua tali di putus biar gak ada korban lagi
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
jagoan pasti menang permisa 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!