NovelToon NovelToon
MY SWEETIE BOYFRIEND

MY SWEETIE BOYFRIEND

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: renita april

Follow IG : renitaria7796
Sekuel dari novel Jangan Salahkan Aku Selingkuh.

Dion sendiri tidak tahu apa yang ia sukai dari wanita yang berumur lebih tua. Ia tertarik pada Dila Alberto Pratama yang merupakan ibu dari sahabatnya sendiri, yaitu Reyhan. Perjalanan cinta tidak mulus seperti apa yang diharapkan. Dion harus berjuang mendapatkan Dila dari tangan sang ayah dan restu dari Reyhan sendiri. Kisah yang manis akan dimulai antara Dion dan Dila. Simak kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERI PELAJARAN

"Bastian ... apa kamu marah padaku?" tanya Dila.

Dila meminta kepada Dion untuk meninggalkan dirinya bersama dengan Bastian. Wanita itu menginginkan bicara empat mata mengenai masalah hubungan mereka yang sempat merenggang.

"Tentu Dila. Aku merasa kecewa karena kamu malah memilih Dion daripada diriku, dan aku merasa sakit hati. Kamu tentu tahu, meski aku bermain dengan banyak wanita, kamu selalu tetap di hatiku," tutur Bastian.

Dila tersenyum penuh arti. "Tidak, Bas. Hanya ada dia di dalam hatimu. Aku mungkin hanya mirip dengan mendiang istrimu."

Bastian terdiam beberapa saat atas kata-kata yang Dila ucapkan. Memang benar sampai saat ini Bastian belum melupakan mendiang istrinya, bahkan tidak akan pernah bisa untuk melupakan sosok wanita yang ia cintai.

Namun Dila punya tempat tersendiri di dalam hati Bastian. Pria itu mencintai dan menyayangi Dila dengan caranya tersendiri. Bastian memang seorang casanova, karena sebagai seorang pria, ia tidak munafik. Dirinya juga butuh belaian seorang wanita, dan sayangnya itu tidak ia dapatkan dari Dila.

"Dila ... kamu sudah memikirkan ini matang-matang? Kalian berbeda umur," ujar Bastian.

"Aku mencintai Dion. Biarlah aku dan dia menjalani kehidupan ini. Untuk masalah yang akan datang, aku akan serahkan pada pemilik takdir," ucap Dila.

Bastian mengangguk. "Semoga kalian berdua bahagia."

Bastian beranjak dari duduknya, pergi meninggalkan Dila untuk memanggil Dion yang berada di ruang baca.

"Sudah selesai?" tanya Dion.

"Ya," jawab Bastian. "Kapan kalian akan menikah?"

"Secepatnya. Mungkin bulan depan," ujar Dion.

Bastian menepuk pundak Dion. "Beritahu Papa jika kamu membutuhkan sesuatu."

"Terima kasih, Pa," ucap Dion sembari merangkul Bastian. "Kalau begitu, Dion langsung pamit pulang."

"Kamu hati-hati di jalan," pesan Bastian.

Dengan rasa bahagia, Dion melangkah menghampiri Dila yang masih duduk di sofa ruang keluarga.

"Sayang ... ayo kita pulang," ajak Dion.

Dila bangkit dari duduknya. "Sudah pamitan?"

"Sudah ... kita pulang. Hari sudah malam." Dion memegang tangan Dila. Keduanya berjalan beriringan bersama keluar dari rumah.

...****************...

Keesokkan harinya, Dion mengajak Dila membeli segala perlengkapan untuk pernikahan mereka. Keduanya sudah berjanji akan bertemu di pusat perbelanjaan pada jam makan siang.

Dila sengaja datang dengan diantar oleh supir taksi online, sebab sudah pasti nantinya ia akan pulang bersama Dion.

Dila menunggu Dion di sebuah restoran yang menyediakan aneka menu udon dan tempura. Dirinya bahkan sudah memesan makanan karena ketika Dion datang, pria itu tinggal makan saja.

Dion melambaikan tangan ketika ia melihat Dila yang duduk di kursi meja nomor sembilan. Senyuman manis Dila berikan ketika sang kekasih menghampirinya.

"Aku sudah pesankan makanan," ucap Dila ketika Dion sudah duduk di sampingnya.

"Kebetulan aku sudah lapar. Kita makan dulu, setelah itu baru belanja," tutur Dion.

Selesai makan siang bersama, Dila dan Dion menuju ke toko yang menjual perhiasan. Keduanya memilih cincin nikah serta perhiasan lainnya.

"Yang ini bagus?" tanya Dion dengan menunjukkan cincin polos putih, tapi dibagian tepi lingkarannya terdapat berlian.

"Bagus, tapi aku mau kita memesan saja. Bagaimana kalau memakai inisial nama kita berdua," usul Dila.

"Pilihan yang bagus, Sayang," sahut Dion.

Dua pelayan penjaga toko perhiasan merasa aneh dengan kedekatan Dion dan Dila. Tadinya mereka mengira, jika Dila adalah ibu dari Dion. Namun mereka malah kaget saat Dion menyebut Dila dengan kata sayang.

"Mbak, kami bisa pesan cincin pernikahan?" tanya Dion.

"Bi-bisa, Tuan," jawab pelayan toko yang memiliki tubuh ramping serta rambut dikucir kuda dengan gugup.

"Boleh lihat contohnya?" tanya Dila.

"Tentu saja." Pelayan memberikan katalog cincin kepada Dila serta Dion. "Silakan."

Dila dan Dion mulai memilih bentuk cincin yang mereka inginkan, lalu memesan design sesuai dengan nama inisial mereka berdua.

"Dua minggu lagi Tuan dan Nyonya bisa mengambilnya," ujar Si pelayan toko bertubuh ramping.

"Baiklah, kami akan bayar uang muka terlebih dulu. Setelah barang jadi, akan kami lunasi." Dion memberikan kartu debit miliknya.

Setelah selesai dengan segala pembayaran, Dion dan Dila melanjutkan acara belanja mereka ke toko pakaian.

"Dion," seru seorang pria

Dion dan menoleh ke belakang. Ada dua pria serta dua wanita yang melambaikan tangan ke arah sepasang kekasih itu.

"Kalian ... kebetulan bisa bertemu di sini," ucap Dion.

"Kami habis makan siang bersama," sahut Pria berjas kuning yang tadi memanggil nama Dion.

"Oh, ya, Sayang ... kenalkan, mereka teman-temanku. Kami dulunya satu kampus, Rey juga mengenal mereka," tutur Dion. "Kalian semua ... kenalkan, dia kekasihku, Dila."

Dila tersenyum. "Hai semuanya."

Keempat orang itu memperhatikan Dila dari atas sampai bawah. Mereka tersenyum tipis, sebab mengetahui jika selera Dion masih tetap sama seperti dulu.

"Seleramu masih sama, Dion. Tidak ada yang berubah," celetuk seorang wanita bermata bulat serta berkulit putih.

Ketiga teman Dion terkikik geli, sebab merasa lucu karena selera rendah Dion. Mereka bahkan geleng-geleng kepala, menyayangkan tingkah Dion yang menyukai wanita dewasa.

Dila menundukkan kepala, pegangan tangannya yang berada di lengan Dion terlepas. Wanita itu menyadari, jika teman-teman Dion pasti merasa sangat aneh akan hubungan mereka.

"Sudah selesai tertawanya?" tanya Dion dengan tatapan tajam. "Apa yang menurut kalian lucu? Apa wajahku serta wajah kekasihku sangat lucu hingga kalian tertawa?"

Sontak keempat orang itu terdiam dengan pertanyaan Dion. Mereka menelan saliva melihat wajah amarah yang Dion tunjukkan.

"Maaf, Dion. Kami hanya bercanda saja. Lagian kamu tidak seperti biasanya," ujar Pria berbaju kuning.

"Kalian bilang bercanda? Menertawakan seseorang tanpa sebab, kalian bilang bercanda?" geram Dion.

"Kami hanya heran saja, kamu tidak berubah dari dulu. Masih saja menyukai tante-tante," ujar Wanita bermata bulat serta berkulit putih.

"Apa masalahmu? Apa masalah kalian? Ini hidupku. Kenapa kalian pada risih?" Dion malah semakin kesal dibuatnya.

Pertengkaran adu mulut itu, mengundang perhatian pengunjung mall. Mereka memperhatikan dan mulai bertanya-tanya dengan apa yang terjadi.

Dila merasa malu karena mereka menjadi pusat perhatian. "Dion ... ayo kita pergi. Kita sudah membuat keributan."

"Tunggu, Sayang. Mereka sudah sangat keterlaluan. Berani sekali mereka menertawakan kita. Apa kita tidak bisa saling hidup bersama karena perbedaan umur?" Dion kembali menatap teman-temannya. "Aku tidak pernah mencampuri urusan kalian. Lalu kenapa kalian semua menertawakan hubunganku?"

"Dion ...maafkan kami. Kita sudahi saja hal ini. Kami minta maaf, karena tanpa sadar telah melukai hati dan perasaan pasanganmu," tutur Pria berbaju kuning.

"Mama," seru Rey.

Dila menoleh pada suara Rey yang memanggil namanya. "Reyhan."

Rey serta Diki memang berada di sana, tapi mereka tidak janjian pada Dila. Rey dan Diki tengah mengadakan pertemuan clien di salah satu restoran.

"Kenapa ramai sekali? Apa yang terjadi?" tanya Rey.

"Ini mamamu, Rey?" tanya Pria berbaju kuning.

"Ya, kenapa?" tanya Rey.

Keempatnya menelan saliva. Mereka telah berurusan dengan orang yang salah kali ini. Dion dan Diki masih bisa bersikap santai, tetapi Rey, tidak menerima toleransi.

"Ma-mamamu pacaran dengan Dion?" tanya Pria itu kembali

"Lebih tepatnya calon istri," jawab Reyhan.

"Hei, Bung. Keempat temanmu tadi menertawakan ibumu," seru pengunjung yang sedari awal mendengar perdebatan Dion dan keempat temannya.

Rey tersenyum miring. "Diki ... catat nama mereka. Beri pelajaran yang pantas buat orang-orang yang tidak menghargai hubungan orang lain."

"Siap," sahut Diki.

Bersambung.

Dukung Author dengan vote, like dan koment.

1
Nia Malik
seru cerita nya ...Dion mmng lelaki setia sho sweett.
Febri Personal
buapaaakkk sama anak sama aja seleranya 🤣🤣🤣
Septi Bklu
akhir yg mengharu kn
yn
🤣🤣🤣🤣🤣
yn
lucu sedih romantis jadi satu semuany
yn
seharian aq ketawa aja baca tulisanmu....🤣🤣🤣🤣🤣
yn
dion kamu harus tanggung jawab karena membuatku gila tertawa terbahak bahak malam malam.... setress nya minum sirup merah yg byk2 ya dion..... bagus dion good job
yn
ini kisah romantis atau kisah komedi.... mau sedih tapi kok aq jadi ketawa terbahak bahak ya.... sakit perut aq..🤣🤣🤣
Umiati Ati
Istighfar Dion
Ikhlaskan Dila
Dila pun pasti sedih melihatmu terpuruk
Yanti Suwanti Tjia
baca nya aja meleleh.
pen punya stokan kaya dion, satu aja
Lilinana
Luar biasa
Umiati Ati
bibit pelakor di singkirkan
Umiati Ati
aamiin
Umiati Ati
tenang Dion ..zaman canggih ini ..
semua ada solusinya
Umiati Ati
baru kali ini ,baca novel yg bikin hatiqu puas
Umiati Ati
sedah limit suami macam ini...
bukan tidak ada
Umiati Ati
😭😭🥰🥰 ..berasa ngupas bawang
Umiati Ati
Syukur Alhamdulillah...sampai nangis AQ .. padahal ini cuma novel..
tq Thor 😭😭😭
Umiati Ati
Aah .si Dion So Sweat banget
Umiati Ati
Semoga Dila bisa hamil Thor...
Tetanggaku hamil umur 50 thn..,melahirkan Caesar,bayi dan ibunya selamat Alhamdulillah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!