Mengisahkan tentang perjuangan hidup seorang gadis bernama Anindyta Kailila .
Dalam menggapai cita-citanya dengan
keadaan hidup yang sederhana.
Bekerja sebagai asisten seorang model papan atas, merupakan batu loncatan baginya untuk mengais rupiah dengan tetap harus pintar membagi waktu mengurus ayahnya yang sakit.
Jangan tanyakan tentang kisah cintanya.
Sebab semenit saja, otak dan hatinya tak pernah kosong, karena perintah dari sang model yang selalu datang bertubi-tubi.
Namun, apalah dayanya jika ternyata kegigihannya bekerja justru mempertemukannya dengan seorang CEO yang ternyata kekasih sang model.
Bahkan perasaan mereka tidak dapat di bendung untuk saling jatuh cinta.
Mungkinkah seorang asisten mendapatkan cinta seorang presdir bahkan kekasih bosnya sendiri...?
Ikuti ceritaku " Di Balik Layar"
Semoga di sukai pembaca.
Salam santun
salam sehat untuk semua
🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmeLBy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29 : MELAKUKAN PROYEK KONYOL
Lama Anin merenung dengan hal yang baru saja Felysia perintahkan padanya. Otaknya hampir gila memikirkan cara melakukan proyek konyol ini. Apa yang ada di pikiran Felysia, sampai sampai menyuruhnya sebagai Felysia untuk merayu.
"Kenapa ga buat aku aja coba. Secara dari awal jumpa ini ku dah klepek-klepek liat pria sempurna itu. Dan sekarang aku harus merayunya. Apa ga baper akunya, ntar!!" Anin bermonolog dalam hatinya.
Seolah buntu, bahkan gitar yang dari tadi di peluk pun hanya dipegang. Tanpa ada ide untuk memetiknya walau hanya untuk satu buah lagu.
Walau bingung... Anin tetap lah Anin seorang yang pantang menyerah, walau perintah itu terasa aneh, tetap saja ia melakukan yang Felysia minta. Dalam pikirannya berkata, mungkin ia bisa mulai dari perhatian kecil akan mengingatkan Darel makan. Atau...ah...!!! nanti lah di pikirkan tergantung jawaban dari sana saja.
Sambil mulai mengerjakan kebaya Milik Winda dan baju pengantin buat Jovan. Anin memikirkan bagaimana caranya memulai obrolan dengan Darel.
"Siang Darel... Ini aku Felysia. Maaf sengaja aku pakai nomor baru untuk menghubungimu. Ini hanya untuk orang spesial." Anin mengetik dengan tidak bernafas karena gugup. "A**pakah ini norak?" tanyanya sendiri di dalam hati.
"Oh Hai Fel. Apa kabarmu. Maaf kemarin aku kecapean, saat pulang dari Villa. Jadi tidak mampir ke apartemen mu." Balas Darel. Seolah percaya itu benar benar Felysia... sebab Anin sudah menyeting pic di kontak itu dengan wajah Felysia tentunya. Dan di hape itu hanya ada kontak Darel. Agar Anin tidak kacau, jika harus menggunakan ponsel secara bersamaan.
"Tidak apa - apa, aku tau kamu cape nyetir sendiri waktu itu. Darel lagi apa, sibuk?" Ketik Anin, mulai aksinya.
"Tidak juga, ini baru selesai meeting. Sedang menunggu pesanan makananku tiba. Kamu lagi di mana Fel?"
"Aku lagi di Jakarta, ada bisnis baru yang sedang ku rintis." Bohong Anin.
"Wah... udahan donk bisnisnya. Ntar kali kamu makin kaya aku ga kuat ngejar kamu." Canda Darel.
"Ih... ngejar apaan?"
"Kamu tau Fel, sejak kamu tolak aku menjadi terobsesi jadi orang kaya dan sukses."
"Maafkan atas semua yang ku lakukan di masa lalu ya Darel. Aku menyesal pernah menghinamu, aku khilaf saat itu." (Ciiihh khilaf... emang tabiat sejak orok kali)
Batin Anin meronta.
"Ah..sudah lah yang sudah. Aku juga akhirnya bersyukur atas penolakan mu, setidaknya itu jadi cambuk untukku bisa seperti sekarang." Jawab Darel bijak.
"Jadi apakah kamu sudah memaafkan ku?"
"Jauh sebelum kamu minta, aku sudah memaafkanmu. Kamu cinta pertamaku Fel. Sulit untuk aku membuang begitu saja perasaan cinta itu."
Entah kata itu jujur atau tidak, yang pasti ada hawa panas menjalar di hati Anin. Merasakan begitu besarnya rasa cinta Darel pada Felysia. (patah hati😭)
"Kalau begitu.... apakah kita bisa memulai lagi hubungan kita yang dulu bahkan belum sempat kita mulai?" tembak Anin semakin berani, toh itu adalah Felysia bukan dirinya. Anin sudah kehilangan rasa untuk sekedar Ja-Im, karena dia hanya sekedar bermain peran, orang di balik layar.
"Mengapa tidak??" jawab Darel segera
"Baiklah..kita mulai darimana?" ujar Anin makin berani terbawa suasana.
"Sebentar, aku memang telah berniat memulainya lagi denganmu. Tapi, aku lupa bertanya. Apakah kamu memang masih sendiri,Fel."
"Tentu saja. Jika aku telah termiliki oleh orang lain, mana berani aku mendekatimu lagi. Sejak pertemuan kita di acara reuni itu, aku tidak pernah berhenti memikirkan mu, Darel." Ketik Anin sambil mencebikkan mulutnya.
"Syukurlah... asal kamu tau Fel. Tidak ada wanita manapun yang mampu menggantikan posisimu dalam hatiku, sejak dulu." Darel dengan polos dan jujurnya mengakui semuanya.
"Aku tersanjung Darel. Terima kasih sudah menjaga hatimu untukku." Jawab Anin dengan suasana hati sedih membaca pengakuan itu.
"Fel... boleh kita bertemu. Aku tiba - tiba merindukanmu."
"Segera setelah aku pulang, oke?" jawab Anin
"Sekarang pun aku ingin Video Call kamu, boleh?" kata - kata itu sontak membuat Anin gelabakan.
"Oh... maaf Darel. Aku sedang di toilet. Tidak sopan." Jawab Anin segera.
"Baiklah ... baiklah lain kali saja kita VC. Fel, maaf makananku bahkan sudah habis sedari kita chat pertama. Sekarang aku akan melanjutkan pekerjaanku."
"Baiklah... selamat bekerja Darling." Balas Anin serta menyematkan emotion love di akhir chat itu.
Di balas emotion cium dari Darel.
Segera Anin mengirim pesan pada Felysia... "Boleh ku telpon?"
"Chat saja." Balas Felysia
Lalu Anin mengirim screenshoot semua obrolannya dengan Darel. Tanpa ada yang tertinggal.
"Good Job, Anin." Balasnya singkat.
Entah apa alasan Anin melakukan proyek ini. Rasa kemanusiaan terhadap Felysia yang haus kasih sayang kah? Atau penasaran dengan perasaan Darel yang sesungguhnya pada Felysia kah? Atau Anin memang terobsesi dengan mobil mewah yang di janjikan Felysia padanya kah? Buru - buru Anin mengambil air untuk berwudhu, ia hampir saja melewatkan sholat Asar karena sibuk chating dengan Darel tadi.
Kemudian Anin tenggelam pada pekerjaannya yaitu melanjutkan pekerjaannya memasang payet untuk baju pengantin pria milik Jovandra kakaknya.
Jovan dan Winda sudah kembali ke desa mereka. Sehingga rumah pun kembali sunyi. Hanya Anin dan ayahnya lagi yang berada di rumah itu.
"Ayah, bulan depan kita ke Jakarta lagi ya..., kita menuntaskan pengobatan, agar saat hari pernikahan Kak Jovan dan mbak Winda, ayah sudah dalam kondisi yang fit." Ujar Anin membuka pembicaraan saat mereka berdua tengah makan malam.
"Apa kamu punya uang sebanyak itu Anin Kondisi ayah begini saja, ayah sudah merasa jauh lebih sehat Nak." Jawab Ayah sungkan.
"Tenang saja ayah, penjualan pakaian yang Anin desain beberapa bulan lalu, selalu menghasilkan uang. Pengeluaran kita berdua untuk makan pun irit, karena Anin selalu memasak sendiri. Jadi, untuk masalah uang, ayah jangan khawatir."
"Asalkan tidak menambah beban mu, ayah terima saja semua yang kamu jadwalkan, toh semua ini juga demi kebaikan ayah dan kita semua." Ujar ayah Anin.
"Iya ... ayah. Anin ingin ayah sehat di hari pernikahan kak Jovan. Bahkan sampai Anin menikah nanti."
"Apa anak ayah sudah punya calon suami, hmm...?" tanya ayah sambil tersenyum penuh harap.
"Sekarang sih belum, tapi nanti pasti ada. Makanya, ayah sehat terus yaa." Pinta Anin pada Ayahnya.
"Amin, pasti Anin. Jodoh mu pasti ada. Dan ingat, orang baik jodohnya selalu yang baik juga, Allah selalu memberikan pasangan yang sepadan, bagi hambaNya yang taat mematuhi perintah Nya, dan menjauhi larangan Nya."
"Amiiin."
Bersambung
...Bagaimana reader......
...Ada yang patah hati...
...bareng Anin Ga?...
...Saat tau hati Darel hanya untuk Felysia seorang sejak dulu....
...___________ 🌼🌼🌼 ___________...
...Mohon dukungannya 🙏...
...Komen kalian sangat autor harapkan lho...
...Kasih 👍💌✍️🌹...
...seikhlasnya yaa...
...Biar makin semangat...
...Terima kasih...
selamat membaca yaaak