NovelToon NovelToon
My Ustadz My Husband

My Ustadz My Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Sudah Terbit / perjodohan / Poligami / patahhati
Popularitas:21.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: SkySal

(DALAM TAHAP REVISI!)

Di pertemuan pertamanya dengan Ustadz pembimbingnya yang bernama Bilal, putra kiai Khalil pemilik pondok pesantren Al Hikmah di Jakarta. Asma Azzahra hanyalah gadis remaja yg manja, ceria dan ke kenak kanakan sekalipun ia adalah putri dari seorang kiai pemilik yayasan Ar Rahman di desa nya. Asma menjadi dekat dengan Ustadz yg membantunya menyelesaikan ujian kelulusannya itu.
Dan beberapa hari setelahnya, Sang Ustadz memperkenalkan istri nya yang bernama Khadijah, wanita dewasa yg anggun. Asma menyambut perkenalan itu dengan senang hati.
Namun di hari berikutnya, sebuah kenyataan yg tak pernah ia bayangkan menghantam nya, saat sang Ayah mengatakan Bilal adalah suaminya dan Khadijah adalah madunya.

Ig @Skysal
Fb SkySal Alfaarr

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29

Bilal meluangkan waktunya untuk mengajak Asma keluar rumah, karena selama ini Asma tak pernah mau keluar rumah, Khadijah sering membujuknya untuk sekedar pergi makan atau belanja, tapi gadis itu selalu berkata 'malas'. Bahkan saat Khadijah mengajaknya pergi menghadiri pengajian, Asma juga menolak nya.

Dan seperti biasa, jika Bilal yg sudah meminta nya, maka Asma tidak akan punya pilihan lain. Hari ini, Bilal membawa Asma berziarah ke makam Kakek nenek nya, setelah itu, ia membawa Asma makan siang di sebuah restaurant yg tak jauh dari rumah nya, Bilal menghabiskan waktu seharian bersama Asma, karena Khadijah lebih memilih mengikuti pengajian bersama Mila.

"Gimana perasaan mu setelah keluar rumah? Apa kamu engga sumpek seharian di rumah?" tanya Bilal sembari memarkirkan mobilnya di depan sebuah mini market.

"Biasa aja" balas Asma ketus, Bilal sudah terbiasa rasanya dengan ke ketusan Asma, dan ia justru menyukai nya. Menggemaskan, fikir nya.

"Mau ikut turun atau tunggu di mobil?" tanya Bilal yg hendak membeli minuman.

"Aku tunggu di mobil "

"Mau aku belikan sesuatu?"

"Cokelat, sama permen "

"Cokelat dan permen apa?"

"Masak engga tahu cokelat sama permen?" Asma balik bertanya dengan nada kesal.

Bilal hanya bisa menahan senyum dengan kelakuan Asma yg masih tidak juga berubah. ketus, mudah kesal, dan kadang memandang Bilal seolah ingin menguliti nya hidup hidup.

Sambil menunggu Bilal, Asma memperhatikan sekitarnya, hari sudah senja. Sebentar lagi masuk waktu maghrib. Seorang kakek yg sedang menjajakan ikan hias menarik perhatian nya. Tanpa fikir panjang Asma segera turun dari mobil dan menghampiri nya, terlihat sekali kakek itu begitu letih, keriput di wajahnya, bibir nya yg kering dan pucat, dan ia bahkan berjalan sangat perlahan, membuat Asma merasa kasihan dengan kakek ini. Ia berfikir, di usia nya yg sekarang, tidakkah seharusnya dia dirumah saja? Tapi Asma tahu, ada banyak orang di luar sana yg masih harus bekerja keras di usia nya yg sudah lanjut, tuntutan hidup, tentu saja.

"Assalamualaikum, Kek" sapa Asma dengan senyum rumahnya.

"Waalaikumsalam, Nak. Mau beli ikan?" Asma melihat masih ada 3 plastik dan satu plastik nya berisi 3 ikan hias yg masih kecil.

"Iya, Kek. Aku mau beli semuanya" mendengar ucapan Asma, kakek itu tampak sangat bahagia seolah mendapatkan hadiah yg besar. Ia segera memasukan 3 plastik ikan itu ke dalam kantongan dan menyerahkan nya pada Asma.

"Alhamdulillah Ya Allah. Akhirnya laku juga, sejak tadi Kakek menjajakan ini, tapi tidak ada yg mau beli karena ikan nya masih kecil"

"Kenapa kakek tidak rawat dulu sampai tumbuh besar dan kemudian menjual nya?"

"Kakek membutuhkan sedikit tambahan uang saat ini untuk membelikan sepatu cucu, hanya kurang sedikit. Kakek fikir ada yg mau membeli ikan ini dan besok Kakek bisa belikan sepatu sebagai hadiah ulang tahun nya" Asma mengeluarkan uang sebanyak 5 lembar dan menyerahkan nya pada kakek itu.

"500 ribu? Nak harga ikan nya tidak semahal itu"

"Aku tau, Kek. Tapi uang ini untuk cucu Kakek"

"Tidak tidak...terima kasih, jika ikan ini laku, maka uang nya sudah cukup untuk membeli sepatu " kakek itu mengembalikan uang nya pada Asma, tak peduli Asma yg membujuk ia tetap menolak dan berasalan uang nya sudah cukup.

"Kek. Aku mau tanya. Pernah engga kakek berdoa minta rezeki sama Allah?"

Sambil tersenyum kakek itu menjawab " Ya selalu, setiap sujud ku, setiap langkah ku, aku berdoa agar di lancarkan rezeki ku dan keluarga ku, agar di mudahkan urusan kami"

"Nah, saat doa kakek di jawab, lalu kenapa kakek menolak?" tanya Asma dan kembali meletakkan uang nya di tangan kakek itu. Sang kakek hanya terdiam kagum pada Asma, mata nya berkaca kaca karena haru.

"Masya Allah, Nak. Semoga Allah merahmati mu"

"Aamiin. Aku juga baru berulang tahun yg ke 18"

"Barakallah, Nak. Usia mu masih sangat muda tapi kamu sudah tumbuh menjadi pribadi yg luar biasa"

Asma meringis mendengar pujian kakek itu, teringat kembali keluarga nya yg selalu mengatakan dia masih ke kanak kanakan, dan menyuruh nya belajar bersikap dewasa.

"Kakek orang pertama yg mengatakan hal itu" ucap Asma di iringi tawa kecil nya "Oh ya, aku pergi dulu, aku takut suami ku mencari ku" ucap Asma tanpa sengaja mengucapkan kata 'suami' untuk pertama kali nya.

"Masya Allah,, kamu sudah menikah?" tanya sang kakek sedikit terkejut, Asma tiba tiba terdiam dan ekspresi wajahnya kembali datar. "Siapa pun yg berhasil mempersunting mu, dia pasti pria yg sangat beruntung, semoga Allah meridhoi pernikahan kalian" lanjut kakek itu. Asma hanya tersenyum tipis dan segera kembali ke mobil dengan membawa ikan nya. Bersamaan dengan itu, Bilal keluar dari mini market dengan sekantong plastik belanjaan.

"Zahra, kamu dari mana, Sayang?" tanya Bilal sambil meletakkan belanjaan nya di kursi belakang.

"Dari sana" jawab Asma dan masuk kedalam mobil begitu juga dengan Bilal. Kemudian Asma memperhatikan ikannya yg masih kecil namun memiliki warna yg sangat indah, bibir nya tersenyum senang melihat ikan nya yg berenang di tempat yg terbatas itu. Bilal yg melihat itu tampak bingung dan bertanya.

"Apa itu?" tanya nya heran. Asma melirik Bilal sekilas, kemudian kembali memperhatikan ikan ikan itu

"Cicak" jawab nya asal membuat tawa Bilal pecah seketika "Sudah tahu, masih nanya" gerutu nya. Bilal masih tertawa sambil menjalankan mobil nya.

"Maksud ku, Zahra Sayang, untuk apa kamu beli ikan?"

"Ya pengen aja beli, tadi ada kakek jualan, kasian"

"Hem emang nya kamu punya uang?" Asma menatap Bilal kesal dengan pertanyaan itu, memang sejak menikah, Bilal belum memberikan uang untuk Asma pegang. Karena Asma hanya dirumah saja, jadi Bilal fikir dia belum membutuhkan pegangan uang, selain itu Bilal juga selalu menanyakan Asma jika mungkin Asma ingin membeli sesuatu, tapi Asma selalu berkata tidak, karena Asma masih punya uang yg diberikan Abi nya dan ia memang belum membutuhkan apapun.

"Engga, ini ngutang. Besok bayarin ya" balas nya yg lagi lagi membuat Bilal tertawa.

"Terus kamu mau taruh bayi ikan itu dimana? Dirumah engga ada akuarium lho"

"Ya engga apa apa. nanti bisa taro di...... baskom atau toples"

Sesampainya di rumah, Asma berlari masuk sambil berteriak memanggil Bi Mina seperti anak kecil seperti biasa nya.

"Ada apa, Neng?" tanya Bi Mina yg segera berlari menghampiri Asma yg berteriak memanggil nya. Selama ini, tidak pernah ada yg memanggil nya dengan volume full seperti Asma.

"Ambilkan tempat buat ikan ini ya, Bi. Oh ya ganti juga air nya dengan air bersih"

"Ya Allah,itu aja? Kirain ada apa. Neng Asma panggil bibi nyaring sekali tadi, bibi jadi kaget " Asma cengengesan saja dan ia kembali teringat Ummi nya yg pasti akan memarahi nya jika ia berteriak.

"Aduh, Maaf Bi. Kebiasaan lama. hehe hehe." Bilal yg menyaksikan sifat ke kanak kanakan Asma sudah kembali tak bisa menahan tawa geli nya. Ia meletakkan belanjaan nya di meja dan mengeluarkan satu pack cokelat dan permen pesanan Asma. Asma segera mengambil cokelat nya dan memakan nya.

"Cuci tangan dulu, Zahra" tegur Bilal yg melihat Asma langsung memakan coklatnya.

"Aduh, iya, lupa" ucap Asma kemudian ia pergi ke dapur dan mencuci tangan nya "Bi, jangan lupa kasih air bersih ya, terus carikan tempat yg besar, biar ikannya bisa berenang bebas"

"Iya, Neng. Ini lagi Bibi carikan" jawab Bi Mina. setelah itu, Asma segera kembali ke kamarnya karena adzan sudah berkumandang, ia harus mandi dan kemudian sholat.

"Dia mungkin akan sedikit merepotkan, Bi" ucap Bilal yg juga pergi ke dapur "Tolong di maklumi ya" Bi Mina tertawa mendengar ucapan Bilal. Kemudian ia meletakkan ikan Asma ke dalam toples.

"Enggak apa apa, Pak. Justru Bibi senang ada neng Asma. Rasanya seperti merawat cucu, bukan melayani nyonya" Bilal tertawa mendengar ucapan Bi Mina yg terus terang. Beberapa hari ini, perlahan Asma sudah mulai menunjukan sikap asli nya, dan tentu itu membuat Bilal dan Khadijah merasa senang dan tenang.

.

.

.

"Ikan mu benar benar cantik, Asma" ucap Khadijah sembari duduk di samping Asma yg sàat ini sedang menonton tv di ruang keluarga setelah selesai sholat Isya.

Asma hanya menyunggingkan senyum tanpa menoleh pada Khadijah. Karena ia masih tidak tahu harus bersikap bagaimana pada madu nya itu, terkadang Asma heran melihat Khadijah yg masih bisa tersenyum dan perhatian pada Asma, ia bahkan memperhatikan Asma seperti adik nya sendiri. Sejauh ini Khadijah selalu mendahulukan Asma sebelum dirinya.

10 tahun pernikahan, di dua kan, dan Khadijah masih berdiri tegak seolah penuh kebahagiaan dan baik baik saja?

Entah terbuat dari apa hatinya, fikir Asma.

Dan film kartun yg Asma tonton berhasil membuat dua istri Bilal itu tertawa geli.

"Ternyata lucu ya, engga heran kamu suka nonton kartun" seru Khadijah.

"Iya, anggap aja penghilang stres"

"Aku dengar kamu juga suka nonton film india " Asma tersenyum mendengar ucapan Khadijah.

"Iya, tapi kalau ketahuan Ummi sering di marahin, katanya engga baik buat mata. Karena banyak adegan mesra nya yg cukup liar"

"Iya, selain itu pakaian nya juga terbuka"

"Tapi cantik kan, Mbak. Aku suka pakaian khas india, unik"

"Kalian nonton apa?" tanya Bilal yg baru turun dari kamarnya karena mendengar tawa istri istri nya itu."Ya Allah.... kartun lagi" ucap Bilal sambil duduk di sofa

"Lucu lho mas, bikin ketawa sampai sakit perut"

"Kenapa kamu jadi ikutan kayak anak anak, Khadijah?" tanya Bilal heran.

"Tonton dulu, nanti kamu juga pasti suka" Bilal hanya bisa menggelengkan kepala dengan tingkah istri istri nya yg sepertinya mulai membaik, tapi kenapa harus nonton kartun, fikir nya?

.

.

.

Saat Khadijah hendak ke kamarnya, ia melihat kamar Asma yg pintu nya sedikit terbuka dan lampu nya masih menyala. Khadijah fikir Asma masih belum tidur ia pun masuk kedalam. Dan ia mendapati Asma sudah memejamkan mata dengan sebuah buku di tangannya, dengan sangat hati hati, Khadijah mengambil buku yg ada ditangan Asma dan meletakkannya di atas nakas, kemudian ia menarik selimut hingga menutupi setengah tubuh Asma, tak lupa ia mematikan lampu dan kemudian dengan pelan pelan ia melangkah keluar dan menutup pintu nya.

Asma membuka mata nya, ia menatap pintu yg sudah bertutup, kemudian ia duduk dan bersandar di kepala ranjang. Sebenarnya ia tidak tidur, dan hal seperti ini sudah terjadi untuk yg ke sekian kali nya. Perlakuan Khadijah mengingatkan nya pada Ummi nya yg selalu melakukan hal yg sama setiap malam.

"Kalau aku jadi kamu Mbak, aku pasti sudah mencincang wanita yg merebut suami ku. Bukannya memperlakukan nya dengan penuh kasih sayang"

.

.

.

Asma mulai mempelajari materi yg Bilal berikan, tak jarang pula Bilal mengajari nya secara langsung. Asma memutuskan besok dia akan mengikuti tes nya. Di saat fokus belajar, ia mendengar suara keramaian dari bawah. Ia pun segera turun untuk melihat ada apa.

Saat berjalan di tangga, ia melihat Bilal sedang berbincang dengan beberapa pria paruh baya, kemudian Bilal menyerahkan beberapa lembar uang. Kemudian pria itu pergi.

"Siapa mereka?" tanya Asma saat berada dekat dengan Bilal.

"Kejutan" ucap Bilal dengan senyum dan ia memperlihatkan akuarium yg berada di ruang keluarga, bahkan bayi bayi ikan nya sudah berenang bebas disana. Asma tampak sangat antusias dan menghampiri nya.

"Sekarang bayi ikan mu punya rumah yg lebih nyaman, kamu senang?" tanya Bilal yg melihat Asma memang sangat senang. Asma hanya menjawab Bilal dengan anggukan berkali kali.

"Aku juga sudah belikan makanan untuk bayi ikan mu itu, rawat mereka baik baik ya, jangan sampai mati kelaparan "

Mendengar kata kata Bilal, Asma memutar bola mata jengah. Kemudian ia melihat Bi Mina dan memanggilnya.

"Ada apa, Neng?" tanya Bi Mina.

"Bi Mina pernah dengar ada ikan mati kelaparan engga?" tanya Asma yg sekali lagi berhasil membuat Bilal tersenyum geli, sementara Bi Mina mengernyit bingung.

"Hmm kayaknya engga pernah, Neng. Kenapa? Apa ikan Neng Asma mati kelaparan?"

"Masih hidup, sehat wal afiat" jawab Asma dan menaburkan pakan ikan itu ke dalam akuarium.

"Kamu ini, ada ada aja" ucap Bilal sambil mendekati Asma "malam ini Abi ngajak aku menghadiri undangan. Mungkin aku akan pulang terlambat, katakan juga pada Khadijah " Asma hanya mengangguk sementara tatapan nya masih fokus menikmati kecantikan ikan yg berenang dengan indah itu.

"Ya sudah aku pergi dulu"

cup

Bilal mengecup pelipis Asma sekilas, tentu saja Asma melotot kesal namun ia tak bisa lagi protes, karena itu akan sia sia dan hanya akan buang buang tenaga.

Apa lagi, sekarang itu sudah mulai menjadi kebiasaan Bilal mencium nya sebelum Bilal pergi, saat pulang, dan juga sebelum tidur. Tak jarang Asma meneriaki nya, memarahi nya, tapi Bilal seolah menikmati reaksi Asma yg seperti itu.

"Lama lama aku bisa jatuh cinta kalau gitu terus " batin Asma berkata.

▪️▪️▪️

Tbc...

1
Sania Zuhrotun Nisa'
maaf gajadi baca, ternyata poligami. paling benci itu
Siti Azmi
assalamualaikum ka Sky. aku udah hapus apk ini. tp tiba² kangen ustadz bilal. jd aku instal lagi.
entah yg ke berapa x aku baca MUMH. ❤
Herta Siahaan
masih jg kurang pengorbanan Asma Khadijah.... umi Kalsum bawa pulang putri mu
Herta Siahaan
duh Khadijah... waktu kau sakit Bilal sampai ninggalin Asma di restoran dan kecopetan... Asli kamu munafik Khadijah dan jahat
Herta Siahaan
duh ustadzah Khadijah yg soleha ada apa dengan kewarasan mu .. sampai kapan memupuk kebodohan mu... sampai kapan Asma mengalah . seperti nya Asma harus dipisahkan sementara ke Desanya biar Khadijah lebih puas berdua dengan bilal. . kasian Asma Thor selalu tersudut. ... wahai keluarga Asma tolong anakmu
Herta Siahaan
Hubab kamu jahat selalu menyalahkan Asma... yg buat sepupu mu itu tersakiti dia sendiri... aoa Asma yg menggoda suami saudara mu .. tidak justru dia tertipu ulah saudara mu .. dia jd korban paham nggak kalian.. masa remaja nya habis dengan nikah muda... memang ya g mikir sebelum menghakimi orang.
Herta Siahaan
hehe hehe kena skak dari anak kan Khadijah....
Herta Siahaan
dewasa mana Khadijah apa Asma.... Khadijah kenapa harus jg merasa kuat... saat Asma dan Bilal berangkat kesehatan agak menurun jd jujur biar tdk ada yg berangkat. seandainya terjadi hal buruk pada Asma gimana perasaan kalian.. andai orang tua Asma tau kejadian malam itu apa yg mereka lakukan
Herta Siahaan
duh Khadijah sayang kemana saja kok baru sadar poligami itu sakit. Mau nyalahin Bilal dan Asma.,..
Herta Siahaan
waduh.... Bu Khadijah cepat banget terbongkar sifat manusia nya....
Herta Siahaan
mulai kan perang batin... katanya iklas.. kuat.. dewasa.. dan Bilal mulai kan tdk adil... he... he... Masih jg tuduh Asma Anak anak... duh Khadijah yg lembut belum apa apa sudah perang batin.... hedehhh
Herta Siahaan
duh Asma asli nangis bacanya demi sebuah surga tapi hati bercampur aduk...
Herta Siahaan
Hadehhh paling malas dengar kata kekanak kanakan... hei Pak Ustadz yg dewasa dan nyonya yg dewasa bahkan ahli agama dan yg memiliki hati melebihi samudera sampai kapan hnya menyalah si Asma yg anak anak itu.... sampai kapan kalian sadar
Herta Siahaan
sadar lah wahai Bilal.. Khadijah.. umi Abi .. dan semua para kyai yg ahli agama... Yg selalu anggap Asma anak anak tapi sesungguhnya kalian yg egois dan sombong demi yg katanya surga tapi memaksakan kehendak... apakah memang itu benar
Herta Siahaan
aku setuju pendapat Asma... Demi kata surga tapi hati menjerit...
Herta Siahaan
nah Asma betul entah apa tujuan Khadijah melaukai hati nya dengan menikahkan suami pada wanita lain. Rela memendam perasaan sendiri apa itu demi mendapatkan surga. Nyatanya Khadijah cemburu kan...
Herta Siahaan
apapun hasil poligami itu aku sangat benci. Dan apapun kenakalan Asma seharusnya orang tua dan ustadz serta istrinya itu yg lebih paham agama dan pendidikan ilmu itu bukan ilmu agama tapi jg ilmu perasaan dan ilmu jiwa jg perlu. Jangan hnya krna janji surga tapi jiwa dan batin orang jd korban. Ada apa dengan keluarga Bilal kok harus menikahi Asma. Dan sehebat apa Khadijah mau dimadu. sudah Asma ikuti aja apa mau orang tua mu walaupun hidup mu akan tertekan krna demi Surga
Lilik Juhariah
konflik yg menguras air mata perasaan , tercabik cabik
Lilik Juhariah
ini novel paling keren yg aku baca, knp suka banget ya
Lilik Juhariah
sdh baca tapi baca lagi , masih janggal Zahra manggil suami nya dg nama ky gk sopan aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!