Calista Queen Alexander menatap nanar jasad suaminya yang berada dipangkuannya,karena merasa tidak dapat hidup sendiri,tanpa pikir panjang Calista mengakhiri hidupnya,berharap bisa bertemu lagi dengan sang suami,
Namun bukannya pergi ke alam baka bertemu sang suami,Tuhan memberikan kesempatan kedua untuknya,,
Calista yang menyadari akan kesempatan kedua kehidupannya bertekad akan membalas dendam kepada orang-orang yang sudah merenggut kebahagiaannya,,
Hanya karya fiktif dari kehaluan penulis...!!
Adapun nama tempat ,makanan serta latar kebiasaan hanya fiktif belaka.
Kalaupun ada kesamaan nama tempat dan makanan serta latar dengan dunia nyata,mohon maklum tidak ada niat menjelekkan atau mencemarkan hal tersebut.
Harap diingat novel bertema Halu ya genks,,,jadi isinya hanya dunia halu,,🤭🤭semoga sukaaa,,,,,🥰🥰
happy reading,,,,🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athena_25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SLOC-13
Bibi Yun yang melihat nona mudanya kesakitan langsung panik dan melihatnya, bibi Yun kaget kenapa lutut nonanya bisa terluka
"Non... ini kenapa lututnya? Nona jatuh dimana tadi? sini biar bibi bantu obati non" ucap bibi Yun dengan mata berkaca-kaca.
"Tadi aku jatuh waktu pulang sekolah bi, tadi gak terasa sakit, tapi sekarang terasa ngilu banget huft.." jawab Calista sambil meringis menahan sakit.
"Sebaiknya bibi segera turun aja.. Jangan sampai si medusa tau kalau aku sudah pulang, bibi nanti juga jangan bilang orang rumah ya kalau aku udah pulang dari tadi, biar nanti aku yang bilang sendiri waktu makan malam" pinta Calista ke bibi Yun.
"Tap..tapi non kaki nona luka kayak gitu bibi nggak tega melihatnya" bibi Yun makin merasa sedih melihat nona muda nya yang kesakitan dan gak ada yang peduli.
"gak apa-apa bi... udah bibi cepetan turun nanti keburu ketahuan si medusa kalau bibi ke kamarku" perintah Calista ke bibi Yun, karena dia punya rencana buat membalikkan keadaan.
Saat keluar bibi Yun mengendap-endap takut ketahuan, tetapi setelah sampai tangga teratas dia berbalik berjalan ke kamar Bella, guna memanggilnya karena tadi dia bilang mau camilan, takutnya menunggu kelamaan.
Tok..tok..tok..!!
" Non ini bibi Yun, camilannya sudah jadi.. mau diantar kekamar atau diantar ke ruang keluarga?" panggil bibi Yun, tetapi tidak ada sahutan dari dalam.
bibi Yun kembali mengetuk pintu dan memanggil Bella, sekarang agak keras ngetuknya agar kedengeran,
Tok tok tok!!!
"Non ini bibi Yun, camilannya mau ditaruh dimana? apa perlu diantar ke kamar?" panggilnya lagi.
Setelah beberapa saat Bella keluar dengan rambut mengembang kayak singa, ternyata dia tepar, makanya gak denger dipanggil-panggil.
"Non maaf mengganggu non istirahat, bibi kira non gak tidur, takutnya nona menunggu bibi kelamaan" cepat-cepat bibi Yun minta maaf ke Bella, supaya gak kena semprot si medusa.
Bella yang merasa tidurnya terganggu marah,
"ich bibi... Kan bisa taruh aja didapur dulu nanti kalau aku udah turun baru kasih aku, jadi pusing nih kepalaku gara-gara tidur gak nyenyak" omel Bella ke bibi Yun.
"Udah sana bibi turun..!! bentar lagi aku turun juga, bibi siapin camilannya diruang keluarga" Perintah Bella sambil menutup pintu dengan keras.
Bibi Yun yang diperlakukan begitu cuma bisa mengelus dada dan menggerutu,
"Dasar manusia gak tau diuntung, nona muda aja yang nona asli masih bisa menghargai orang,
lah ini nona palsu lagaknya kayak nona besar cih.."
Setelah beberapa saat, waktu makan malam tiba, semua orang sudah berkumpul dimeja makan kecuali Calista.
"Mi.. Calista kemana kenapa belum ada?" tanya papi Felipe ke mami Casandra.
"Bentar pi.. mami panggil ke kamarnya mungkin dia ketiduran" jawab mami Casandra sambil beranjak dari kursi.
Tetapi belum sempat beranjak perkataan Bella membuat atmosfer diruang makan jadi suram.
Karena papi Felipe mulai murka.
"Kak Calista belum pulang pi... tadi dia pergi terburu-buru dengan teman cowonya... saat aku mau mengejarnya kak Calista sudah jauh" ucap Bella sambil menunjukkan wajah takut-takut, padahal dalam hatinya tersenyum kemenangan.
Calista yang berada dilantai 2 mendengar ucapan Bella, dia hanya menyunggingkan senyum menyeringai.
"Dasar medusa bangs*t..!! tunggu aja bakal kubuat mulutmu yang penuh racun itu gak bisa terbuka lagi" gerutu Calista sambil turun tangga dengan pelan-pelan karena lututnya masih terasa ngilu, walaupun tadi sudah minum obat penahan sakit, namun masih terasa nyut-nyutan
"Anak itu nggak ada kapok-kapoknya, harus dengan cara apalagi biar bisa membuatnya jera" marah papi Felipe.
"sabar pi... kita tunggu aja nanti Calista pulang dan kita tanya baik-baik" bela mami Casandra karena merasa kasihan dengan putrinya yang selalu dimarahi sang suami.
"Ini semua karena mami selalu manjain Calista jadi dia menjadi anak yang susah diatur" tambah papi Felipe yang benar-benar marah.
"Punya adek perempuan kelakuannya makin hari makin liar" imbuh Calvin.
Bella yang mendengar itu diam-diam tersenyum sambil menunduk.
"(bagus semakin lama keluarga ini makin benci ke Calista, sebentar lagi pasti Calista bakal ditendang dari rumah, dan aku jadi satu-satunya putri mereka)" batin Bella bersorak dalam hati.
Bibi Yun yang sedang menyiapkan hidangan ke meja, mendengar obrolan majikannya merasa miris dan kasihan ke nona mudanya.
"(Kenapa anak kandung serasa anak pungut, sedangkan anak pungut serasa anak kandung)" Dalam hati bibi Yun bermonolog
Akan tetapi bibi Yun tidak berani membela nonanya, karena tadi sang nona sudah berpesan untuk jangan memberi tahu keluarganya kalau sudah pulang kerumah.
.
.
.
Terima kasih sudah membaca karya mami,jangan lupa kasih jempol dan tanda cinta ya sayang...
biar mami tambah semangat upnya.🥰
