 
                            Hubungan yang di kira akan langgeng dan bisa bertahan lama, namun ternyata malah muncul ganguan yang sangat sadis, terutama untuk Lea karena dia setiap saat melihat arwah seorang wanita.
Dean juga semakin misterius, padahal Lea mengira sudah sangat mengenal sifat sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. perut keluar nanah
Purnama membuka pintu ketika ada seorang wanita yang datang dengan raut wajah begitu cemas, di lihat dari wajahnya saja maka wanita ini terlihat sedang menyimpan masalah dan juga ketakutan yang sangat besar di dalam hati, bahkan saat ini hujan deras dan dia tetap saja menerobos keluar hanya untuk bertamu di rumah Purnama.
Tentu bukan untuk bertamu biasa karena Bu Tami sudah tidak sanggup melihat keadaan Lea yang semakin parah saja, tragedi apem berulat itu sudah dibawa ke dokter dan dokter mengatakan tidak ada penyakit kanker rahim di dalam tubuh gadis itu sehingga sudah pasti ini ada yang tidak beres dengan sakit nya Lea.
Terserah nanti mau terungkap bagaimana soal kebusukan yang sudah Lea lakukan ketika dia di kota, Tami memang sudah siap menerima segala fakta dari segala kemungkinan karena kalau semakin dibiarkan maka keadaan Lea akan bertambah parah dengan penyakit yang dokter sendiri pun tidak tahu apa itu namanya sekarang.
Bukan kanker rahim karena tadi sudah melakukan pemeriksaan lengkap dan Lea juga mengatakan ingin dukun sakti secepat mungkin agar bisa membuang sakit yang ada di tubuh ini, bila tidak segera diobati maka dapat di pastikan nyawa Lea akan segera melayang akibat tidak sanggup menahan rasa sakit di tubuh nya sekarang ini.
Purnama yang sudah tahu apa yang Tami pikirkan segera keluar dari rumah dan mengambil motor untuk mendatangi rumah Tami, walau saat ini dia juga belum tahu apa yang telah terjadi pada Lea sehingga mengalami nasib seburuk itu, namun dari mata Tami dia melihat kecemasan yang sangat besar sebagai orang tua.
Maka Purnama tidak bisa menolak dan akhirnya dia segera saja pergi bersama dengan Tami untuk melihat keadaan Lea di rumah, motor melaju kencang disertai isak tangis Tami yang tidak bisa berhenti karena dia sangat bingung apa yang telah terjadi pada putri nya itu sehingga sampai sekarang menderita rasa sakit yang aneh.
"Purnama pergi begitu saja tidak ada bertanya dengan orang yang datang tadi." Nana jadi penasaran dengan kepergian ratu ular.
"Ayo susul, aku sedang tidak ada pekerjaan juga." Arini siap berangkat.
"Ya sudah ayo, aku kepo apa ya sudah terjadi sehingga dia tidak banyak bertanya dan langsung berangkat saja." Nana yakin ada yang tidak beres.
Maka dua member cantik ini segera pergi menyusul Purnama yang sudah meluncur duluan bersama dengan Tami, mereka juga curiga apa yang sudah terjadi sehingga Purnama pergi begitu saja tanpa mengajak wanita itu berbicara dulu di dalam rumah dan menjelaskan apa yang sudah di alami oleh dia.
"Ini rumah saya, Mbak." Tami menunjuk rumah warna putih.
"Dari luar saja sudah ada aura seram nya." batin Purnama menatap sekitar.
"Ayo masuk, saya ingin Mbak Pur melihat anak saya." ajak Bu Tami.
"Duluan sana, aku akan mengambil daun pandan dulu." Purnama melangkah untuk mengambil daun pandan yang ada di sebelah rumah.
"Saya masuk duluan untuk membuat minum dulu ya, Mbak." Tami memang terburu buru karena dia tahu Purnama bukan orang sembarangan.
"Sudah ketemu ya sama Purnama?" Desi menyambut kedatangan Tami.
"Dia ada di luar, tolong buatkan minuman untuk dia." minta Bu Tami pada Desi.
"Ya, tolong beri pesan pada Lea agar jangan berbicara kurang ajar karena ini Purnama yang akan menolong." Desi kembali memberikan peringatan.
Baik Desi atau Bu Tami mereka semua tahu bahwa Purnama bukan orang yang memiliki rasa sabar begitu luas sehingga kalau berbicara dengan dia harus disaring terlebih dahulu, jangan sampai memancing amarah dia dan kemudian terjadi pertengkaran hebat sehingga dia sudah pasti tidak akan pernah mau menolong lagi.
Arya yang lebih sabar dan mereka juga tahu akan hal itu, tapi ini penyakit berhubungan dengan wanita sehingga tidak mungkin dan sudah pasti Arya akan menolak permintaan tolong dari Bu Tami karena pasti akan terasa janggal. maka mereka harus meminta tolong dengan Purnama saja, yang penting menjaga sikap agar tidak terjadi amarah yang membeludak.
...****************...
Dukun tua ini segera berjalan mendekati Dean yang terbaring dengan keadaan terlihat mengerikan, bila tadi hanya perut saja yang membengkak seperti orang yang sedang hamil. maka sekarang malah keluar pula air dari dalam perut itu dan menembus pori-pori, membuat siapa saja yang ada di sana menutup hidung karena tidak sanggup mencium bau busuk itu.
Kenzo dalam diam dia tersenyum karena merasa kerja keras Alisa sudah akan berhasil untuk membuat pria ini menderita dan kesakitan, perut semakin besar disertai urat yang menonjol keluar sehingga siapa saja yang melihat akan ngeri takut bila nanti akan meledak.
"Ya Allah kenapa perut Dean menjadi seperti itu?!" Alvaro memang tidak tahu dan dia bergidik ngeri.
"Aku curiga dia sudah melakukan kesalahan besar sehingga di santet." Kenzo berbisik pada Alvaro.
"Santet? siapa yang sudah menyantet dia menjadi seperti ini." Alvaro sedikit kaget.
"Ya mana aku tau, tapi kan bisa saja ada orang yang sudah membuat Dean menjadi seperti ini." ucap Kenzo lagi.
Dukun yang mereka datangi segera mengambil jeruk nipis dan diiris menggunakan keris, air jeruk nipis itu membasahi perut Dean yang membengkak besar sampai untuk bernafas saja terasa begitu sesak. rasa nyeri menyelimuti hati Alvaro dan juga Dean itu sendiri karena dia takut akan meninggal dunia, ada rasa ngeri dan juga rasa curiga pada semua orang.
"Sakit, Mbah! tolong selamatkan aku, buang penyakit ini dari tubuh ku." Dean merintih pilu.
"Apa yang sudah kau lakukan belakangan ini?" dukun tua itu bertanya pada Dean.
"Ak...aku." Dean kelu untuk menjawab karena dia tidak ingin di ketahui bahwa sudah menyimpan jasad Julia.
"Tolong kalian keluar dulu dari sini karena aku akan mengobati dia." dukun tua mengusir Alvaro dan juga Kenzo.
Maka dua pria ini segera keluar dari dalam rumah dan menunggu di teras saja karena sudah disuruh keluar oleh sang dukun, Alvaro masih menyimpan rasa penasaran yang begitu besar karena dia ingin tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi pada Dean itu.
"Apa yang sudah dia lakukan, kenapa kita justru di suruh keluar?" Alvaro ingin mengintip.
"Sudah lah, kita hanya teman dan mengantarkan jadi tidak perlu tahu rahasia Dean." Kenzo menghidupkan rokok.
Alvaro pun menurut dan tidak lagi ingin mengintip ke dalam walau dalam hati masih menyimpan rasa penasaran yang begitu besar, apa yang sebenarnya sudah terjadi pada Dean sehingga dia perutnya membuncit seperti orang yang tengah mengandung.
Selamat siang besti.
oh mba Purnama ikut mengejar Julia ya...
semoga mba Purnama ga memusnakan Julia ya...
tpi hrus stop gk bleh dlnjutkn pa lg smpai mrush rumh tngg
yg kna bntingn pasti bengek