Ketika cinta berubah menjadi luka, dan keluarga sendiri menjadi pengkhianat. Dela kehilangan segalanya di hari yang seharusnya menjadi miliknya cinta, kepercayaan, bahkan harga diri.
Namun dalam keputusasaan, Tuhan mempertemukannya dengan sosok misterius yang kelak menjadi penyelamat sekaligus takdir barunya. Tapi apakah Dela siap membuka hati lagi, ketika dunia justru menuduhnya melakukan dosa yang tak pernah ia lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Pernikahannya Dibatalkan
Rena diajak oleh Tika ke butik yang berada di pusat kota, tentunya butik yang elit, dan harga gaun di sana pastinya akan mahal. Biasalah Tika maunya yang serba mahal dan serba mewah.
"Butiknya besar dan indah sekali Tika. Pasti harganya di sini mahal," tebak Rena.
"Ya pastinya dong Bu. Masa iya Tika mau pakai gaun yang murahan kan canggung Tika dan Mas Riki itu kan orang kantoran, apalagi jabatan Mas Riki itu sebagai manajer jadi harus yang serba mewah pokoknya. Biar orang-orang pada terkesima," ujar Tika yang niatnya mau pamer.
Rena hanya mengikuti yang anak kesayangannya itu mau, kalau untuk Tika Ibunya itu selalu menuruti inginnya. Di sana Tika sudah seperti orang kampungan, gaun yang sekiranya bagus dicobain semua, tapi ujung-ujungnya gak dibeli, Tika hanya mau sewa baju sepasang pengantin saja sehingga membuat para pegawainya sebel. Gayanya saja yang kelihatannya elit, tapi ekonomi sulit. Harga gaun pengantin di sana mencapai puluhan juta rupiah, Tika mana bisa membelinya, uangnya yang dibawa saja hanya 3 juta rupiah. Di sana harga sewanya juga lumayan mahal mencapai 7 juta rupiah untuk sepasang gaun pengantin. Lumayanlah, dari pada beli bisa sampai 50 jutaan. Setelah dari butik itu Tika mengajak sang Ibu untuk makan di sebuah kafe karena perutnya sudah terasa lapar.
"Gila harganya mahal sekali ya. Beli baju aja uangnya bisa buat beli motor 2," ujar Rena yang baru kali itu masuk ke dalam butik elit.
"Namanya juga butik elit Bu. Orang kalangan menengah atas semua yang mampu beli gaun di situ, itu belum ada apa-apanya, kalau butik kelas artis malah bisa sampai ratusan juta untuk satu gaunnya." Rena hanya bisa menganga lebar saat mendengarnya.
"Lapar nih Bu. Kita makan dulu yuk," ajak Tika.
"Iya nih Ibu juga lapar," jawabnya, sehingga Tika membawa Ibunya ke sebuah kafe.
Sesampainya di kafe dengan perasaan riang dan penuh bahagia, Tika memasuki kafe itu. Sudah gak sabar rasanya Tika menanti hari pernikahannya yang pastinya akan digelar dengan sangat mewah, Tika membayangkan semua orang pasti akan terkagum-kagum dengan acara pernikahannya. Tiba-tiba senyum Tika langsung redup saat sepasang bola matanya tidak sengaja melihat seseorang yang sangat mirip dengan calon suaminya, dia sedang bersama seorang wanita cantik dengan sangat mesra di sudut kafe itu.
"Itu kok seperti Mas Riki ya, apa aku hanya salah lihat. Mana mungkin itu Mas Riki dia kan sedang sibuk di kantor," batin Tika yang menyangkalnya.
"Kok kamu malah berhenti sih, ayo kita duduk di sana saja," ujar Rena, karena Tika yang mendadak menghentikan langkahnya.
Mata Tika semakin membola lebar, kala yang dia lihat tidak salah lagi. Itu memang calon suaminya, terlihat dia sedang bersama dengan seorang wanita cantik dengan begitu sangat mesra. Mereka berdua makan dengan saling suap-suapan, dengan sang wanita yang bersandar manja di lengan Riki. Mendadak hati Tika terasa begitu panas, tidak mungkin jika wanita itu hanya rekan kerja atau hanya sebatas teman calon suaminya. Kalau hanya teman, tidak mungkin sampai suap-suapan segala.
"Bu, itu beneran Mas Riki kan?" Tanyanya, siapa tau Tika hanya salah lihat.
"Mana," Rena langsung mengikuti ke arah pandang yang ditunjuk oleh Tika, sedetik kemudian Rena dibuat menganga lebar. Hampir saja dia menjatuhkan rahangnya saking kagetnya.
"Iya, itu Riki calon suami kamu Tika. Lalu siapa wanita itu? Kenapa mereka terlihat sangat mesra sekali," tanya Rena. Tiba-tiba wanita itu malah mencium pipi Riki sehingga membuat Tika dan Rena kebakaran jenggot.
"Wah, ini sih sudah gak bener. Dasar laki-laki bejat, bisa-bisanya dia malah selingkuh, sedangkan beberapa hari lagi dia mau menikah denganmu. Laki-laki begitu harus dikasih pelajaran, ayo kita hajar dia." Rena langsung menghampiri ke arah calon menantunya itu dengan perasaan yang marah.
Gak rela rasanya anak kesayangannya disakiti dengan sedemikian rupanya. Sementara Tika jangan ditanya lagi, hatinya begitu sakit dan remuk melihat calon suaminya bersama dengan wanita lain dengan begitu mesranya. Dengan gerakan cepat, Rena langsung meraih gelas yang berada di hadapan Riki berisikan minuman. Air minum itu langsung disiramkan ke arah wajah Riki, sehingga membuat Riki begitu amat kaget.
"Apa-apaan ini," sentak Riki, sehingga mereka langsung menjadi pusat perhatian semua orang.
"Kalian itu apa-apaan sih," ujar wanita yang berada di samping Riki, karena dia juga ikutan terkena siraman airnya.
"Mas Riki."
Riki langsung merasa kaget kala melihat ada Tika di hadapannya. "T .... Tika, ngapain kamu ada di sini?" Tanya Riki dengan perasaan yang panik.
"Seharusnya aku yang tanya Mas. Kamu sedang apa di sini sama wanita ini, memangnya siapa wanita ini?" Bukannya menjawab Tika malah bertanya balik.
"Aku ini pacarnya Mas Riki seharusnya aku yang tanya. Kamu siapa? Datang-datang pakai menyiram orang dengan sembarangan, dasar tidak sopan. Lihatlah bajuku sampai basah begini," omel wanita yang tadi bersama dengan Riki.
"Apa pacar. Benar begitu Mas?" Tanya Tika, sedangkan Riki bingung mau jawab apa.
"Dasar laki-laki brengsek," maki Rena, yang gak rela anak kesayangannya diselingkuhi. Rena langsung menampar Riki.
PLAKK
"Ih apa-apaan sih kamu nenek tua. Pakai nampar-nampar pacar aku segala. Kamu mau aku laporin ke polisi karena sudah berbuat kekerasan," ancam wanita itu, yang gak suka pacarnya kena tampar sama Rena.
"Mas jawab pertanyaanku. Benar dia pacar kamu?" Tanya Tika dengan jantung yang jedag jedug.
"I... iya dia pacarku," jawab Riki dengan jujur, Riki gak ada pilihan lain selain jujur. Mendadak tubuh Tika langsung kaku mendengar kebenaran dari calon suaminya. Apalagi melihat wanita yang bersama Riki begitu tergantung dengan calon suaminya, sehingga membuat mata Tika langsung memanas. Mata Tika langsung berkaca-kaca, sekali berkedip maka air mata itu pasti langsung luruh.
PLAKKK
"Apaan sih main tampar-tampar terus," wanita yang bersama dengan Riki tadi langsung mendorong tubuh Tika, karena dia gak suka pacarnya ditampar. Tubuh Tika langsung mundur beberapa langkah, untung saja gak sampai terjatuh.
"Tega kamu Mas. Kita ini mau menikah tapi bisa-bisanya kamu malah berselingkuh," ujar Tika seraya menangis.
"Aku sangat tidak terima dengan penghinaan ini Riki," seru Rena, yang gak tega melihat anaknya yang telah dikhianati.
"Ini sebenarnya ada apaan sih?" Tanya wanita yang bersama dengan Riki tadi, jujur dia merasa sangat bingung dengan keadaan yang ada.
"Asal kamu tau, aku ini adalah calon istrinya Mas Riki. Rencananya lusa kami akan menikah," jawab Tika yang membuat wanita itu kaget.
"Riki kamu jangan main-main ya. Undangan sudah disebar, kamu mau membuat keluarga kami malu, iya," sentak Rena.
"Gak, ini gak mungkin," ujar wanita yang bersama dengan Riki. Tapi sedetik kemudian dia malah merangkul manja di lengan Riki.
"Mas kamu gak jadi nikah sama dia kan. Kamu tetap milih aku kan," lanjutnya tanpa rasa bersalah.
Sedangkan Riki merasa bingung harus bagaimana. Di satu sisi dia ingin menikah dengan Tika, dan di satu sisi lagi dia juga gak mau putus dengan pacarnya.
"Sial, kenapa harus ketahuan sekarang sih," makinya dalam hati.
"Sudahlah, ayo Tika kita pergi saja dari sini. Lebih baik pernikahannya dibatalkan saja," ujar Rena seraya menarik tangan Tika untuk pergi dari sana.
"Tika tunggu," panggil Riki yang ingin mengejarnya, tapi dengan sigap wanita itu langsung menahannya.
"Sudahlah, biarkan saja dia pergi. Katanya kamu cinta sama aku, kamu pasti lebih memilih aku kan daripada dia." Akhirnya Riki gak bisa mengejar Tika dan terpaksa bersama dengan selingkuhannya.
Sementara Tika menoleh ke belakang berharap Riki akan mengejarnya dan meminta maaf. Tapi nyatanya laki-laki itu tidak ada mengejarnya sama sekali.
"Tega sekali kamu denganku Mas. Bahkan kamu tidak berusaha mengejarku sama sekali," gumam Tika dengan hati yang pilu. Tika pulang dengan keadaan yang sangat kacau, hatinya benar-benar terasa hancur dan remuk.
"Bagaimana ini Bu gak mungkin acara pernikahannya dibatalkan, kita sudah menyewa semuanya, sampai uang kita habis untuk membayar Dp-nya," ujar Tika seraya menangis pilu.
"Ibu juga bingung Tika. Apalagi kita sudah sampai menggadaikan rumah ini, kita udah habis-habisan tapi calon suami kamu malah selingkuh, apa kamu masih mau melanjutkan pernikahan kalian? Lihatlah dia saja tidak ada usaha untuk mengejar dan berusaha menjelaskan semuanya sama kamu,"
"Rasanya sangat sakit Bu. Di sini sangat sakit sekali," ujar Tika seraya memegangi dadanya, air mata sudah bercucuran ke mana-mana.
Wanita mana yang tidak sakit hati saat melihat calon suami yang dicintainya bersama dengan wanita lain. Terlebih mereka berdua akan menikah, undangan juga sudah pada disebar.
"Tika gak mau punya suami tukang selingkuh Bu. Tapi jika pernikahan ini sampai batal, kita yang akan menanggung malu dan kita juga akan rugi banyak." Lanjutnya.
Rasanya Tika ingin menenggelamkan dirinya di tengah rawa-rawa. Tika tidak mau menanggung malu karena rencana pernikahannya gagal total.
