- Jati diri ? -
"Lex,rose kalian adik -kaka !"
"Apa dia sungguh rose?"
"Yap dia rose!"
"Bukan ...aku bukan rose ..aku zenny!"
"Dek kamu kenal pak jaya?"
"Tidak bang aku tak kenal !"
-Cinta atau berbelas kasih?-
"Kenapa Abang menginginkan ku ,menikah dengan Abang?"
"Karna Abang cinta kamu!"
"Aku tak percaya !"
"Abang akan membuat mu percaya akan cinta Abang!"
"Aku butuh bukti!"
"Abang akan tunjukkan!"
"Aku tunggu!"
"Abang siap membuktikan!"
_Cinta karang samudra _
"Kalau cinta itu tak seindah karang
Di samudra! "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bidadari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 28 "Bertemu? "
Irsyad memberhentikan mobilnya, tepat di halaman supermarket ia menatap sekitarnya ia turun dari mobil nya. lalu seorang bapak berusia lima puluh lima tahun menghampiri nya,
"Selamat siang, pak saya yang menelefon pak irsyad tadi" Ucap bapak tersebut
"Selamat siang, pak terimakasih atas informasinya.. Kalau boleh tahu dia dimana? " Tanya irsyad matanya menyapu setiap. Halaman supermarket tersebut,
"Tadi saya lihat dia masuk ke dalam pak! " Lapor si bapak tersebut. sambil menunjuk ke arah pintu masuk supermarket tersebut.
"Baiklah terimakasih atas, informasinya pak" Irsyad mengambil dompetnya yang tebel, banyak duit nya dari saku jas nya lalu ia mengeluarkan lima belas lembar uang berwarna merah. dan memberikkannya ketangan sang bapak tersebut, langsung di tepis oleh bapak tersebut,
"Ambil pak, rezeki tidak boleh di tolak! " Desak Irsyad "tidak.pak saya ikhlas saya senang, kalau bapak bisa bertemu dengan adiknya kembali" Tutur sang bapak seraya tersenyum
"Saya, ngga enak pak! Anggap saja ini hadiah dari saya! " Paksa irsyad
"Ya sudahlah, saya Terima... biar cepet ke sana kamunya! " Sang bapak tersebut menerima uang yang sudah irsyad kasih, lalu irsyad tersenyum "terimakasih pak! "
"Terimakasih juga, "
"Sama-sama"
Irsyad langsung, bergegas menuju pintu masuk supermarket tersebut. beberapa pelayan supermarket itu menyapa nya ia hanya balas dengan senyuman --jangan tanya senyuman apaan senyuman, mematikan nya pastinya dong,
Pintu toilet yang ada di sudut , supermarket besar tersebut terbuka. membuat mata elang irsyad menoleh seorang gadis dengan pakaian serba hitam, keluar irsyad menatapnya penuh selidik. Mati zenny terdiam sejenak ketika melihat tubuh menjulang tinggi sang suami yang ada di dekat rak kue-kue kering,
Suaminya tampak. sedang menyelidiki nya
Skakmat. Satu-satunya jalan keluar ada di sana ia bergeming cukup lama lalu menarik topi yang menutupi bagian kepalanya, agar tidak kelihatan oleh sang suami, lalu ia melangkah ke sang suami seolah tidak mengenalinya saja.
Tiga meter
Dua meter
Satu meter
Sejengkal.
Deg! Langkah zenny terhenti ketika tangannya. di tarik oleh Irsyad membuat ia terdiam membeku dalam diam. ia mengigit bibir bawahnya. jantungnya berdetak kencang tanpa di duga irsyad memeluk gadis itu,
" Lepasss!!! " Teriak zenny meronta ronta dalam pelukkan sang suami, irsyad malah mengeratkan pelukkan nya, sudah berulang kali zenny memukul -mukul dada sang suami namun irsyad tidak melepaskan nya
"Ngga!! Ngga bakal abang lepas! " Tegas irsyad semakin mengeratkan, pelukkan nya membuat zenny memberontak sadar akan menjadi pusat perhatian semua. orang yang sedang berbelanja ia pun menarik zenny, keluar dari supermarket tersebut.
Zenny menatap. Irsyad dengan tatapan tajam seolah menguliti sang lelaki tersebut, irsyad mengurai pelukkan mereka.namun ia masih menggenggam tangan sang gadis tersebut dengan erat. zenny menatap lengan nya yang di tahan oleh, irsyad ia berdecik kesal.
"Dek! " Panggil irsyad suaranya, terdengar penuh kehangatan
"Kenapa?.. Kenapa abang, tidak membiarkan aku pergi? " Suaranya, memecahkan keheningan seolah ada sebuah. emosi yang menggetarkannya. Irsyad menatap lekat mata gadis tersebut ada sebuah, hati yang terluka di dalamnya matanya berkaca-kaca, namun terlihat jelas bahwa ada sebuah energi yang tidak bisa dianggap sepele!
"Karna, abang cinta kamu! "
Deg!, Jantung zenny berdetak takaruan. pernyataan dari irsyad membuatnya, memutuskan kontak mata dengan lelaki tersebut, ia mengigit bibir bawahnya. rintik rintik air mata bercucuran, ia menggeleng kan kepalanya "aku, ngga boleh nangis! Rose ngga boleh nangis! " Batin nya seraya menggeleng.
Zenny menepis tangan. irsyad yang berada di lengannya ia tidak kuat, menahan gejolak hati nya ia membuang pandangan nya ke sekeliling menghirup udara dengan. rakus agar bisa berbicara entah, mengapa lidahnya kelu Kata-katanya tercekat di tenggorokan nya membuatnya, bingung
"Kenapa?, abang mencintai gadis yang sama sekali abang, tidak ketahui? " Suaranya dingin datar mengisyaratkan luka, yang ia kubur kini telah membuatnya seperti ini. Irsyad berkerut kening ia menatap sang gadis, lalu ia tersenyum hangat kepadanya
" Maksud kamu, apa dek? Kita kan sudah kenal dari dulu! ... Bicara kamu melantur! " Sahut irsyad membuat zenny terdiam ia meremas jemarinya, "tinggalkan aku, bang! .. kita ngga boleh sama -sama! " Tegas zenny
"Siapa yang bilang?, kita harus sama -sama untuk... Merubah segalanya! " Suara irsyad lembut ada sebuah gelombang emosional di dalamnya membuat, jantung zenny bergetar hebat mendengarnya.
"Kamu salah, kita ngga bisa merubah hati yang sudah beku! " Sahut zenny dengan suara serak khas orang menangis . Irsyad menangkupkan kedua telapk tangan, ke wajah sang gadis ia mengangkat wajah sang gadis. keduanya terdiam satu sama lain,
"Bang, lepaskan aku! Biarkan aku pergi... keluarga abang ngga bisa terima aku! " Cakap zenny pelan membuat irsyad menggeleng
"Tidak akan!, "
"Banyak orang, yang akan tersakiti kalau kita bersama bang! Bayangkan bi yuyun --paman wira, aris , nabila" Suaranya sendu hampir tidak terdengar.
"Kalau, kita pisah. Kamu sama aja menyakiti abang sayang! Kamu berhasil, membuat semua orang yang kamu pikir akan tersakiti tertawa riang atas. ke gagalan kita! " Suara irsyad menaik satu oktaf, "tap---"
"Kita, harus hadapi bersama sayang!... Abang yakin. Kita bisa usia pernikahan kita baru satu bulan terlalu dini, untuk berpisah! " Potong Irsyad cepat saat tahu sang gadis. ingin mengelak "bang, aku masih ragu... Untuk melanjutkan hubungan kita.," Ucapnya dengan suara pelan ada sebuah hal berat yang seolah, menekan dadanya, hingga terasa sesak
"Abang, ngga pernah ragu.. Menjalankan apa pun asal bersama kamu! " Sahut irsyad dengan senyuman hangatnya. senyuman itu hangat menghangatkan hati yang dingin. Zenny mendongak, menatap irsyad ada sebuah perasaan yang aneh-- ia mengigit bibir nya "ada, hal yang ngga bisa aku jelaskan. ke kamu! "Cetus zenny membuat irsyad berkerut kening " Apa?... Kamu kenapa? "Tanya Irsyad
" Bang, maaf.. Hubungan kita salah ternyata! Aku ngga mau kamu jadi korban!. Karena aku, ngga mau cukup aku seorang, kalau kita lanjut.... kamu akan berakhir seperti yang lainnya! " Batin zenny ia mengigit bibir dalam nya. ia tidak merasa kan sakit tapi, yang sakit hatinya. hatinya sekarang sudah terikat oleh irsyad susah untuk di lepaskan, ini yang zenny benci mencintai seseorang, yang bukan . . miliknya,
Zenny terdiam begitupun, irsyad lalu ide nakal terlintas di pikiran zenny, ia menatap bentar wajah tampan -- sang suami, lalu ..
"Aghhh!!!! " Pekik irsyad
Zenny, menginjak-injak kaki irsyad membuat irsyad terpekik kaget, lalu ia lari kencang tidak boleh ada yang, menangkapnya termasuk-- Irsyad. ia lari sekencang-kencangnya saat melihat sang suami mengejarnya, irsyad membuang napas kasar sial! Kakinya sakit namun melihat, punggung sang gadis yang sudah menjauh membuat jantungnya berdetak kencang. tidak bisa ia tidak boleh menyerah,
"Dek!!! " Teriak irsyad
Zenny, sesekali menengok ke belakang melihat sang suami yang lincah berlari ke arahnya bagaikan atlet lari.
"Anj-- sumpah, kenapa dia bisa lari kenceng gitu dah kan abis. di injek kakinya! " Kesal zenny ia melihat gang sempit lalu, masuk ke sana sial! Jalan buntu. pikirannya berkelana bayang-bayang kegagalan larinya, membuatnya di temui sama irsyad. Ia mendongak ke atas, lalu ia menyunggingkan senyuman sinis nya,
Irsyad terhenti tepat di, gang yang zenny masukkan sebelumnya ia tersenyum penuh kemenangan. Sampai matanya tertutup saking senangnya
"dek, oh dek.. Jalan buntu ya kamu ngga bisa lari dari abang! " Ujarnya dengan suara penuh kemenangan lalu, ia melangkah ke arah tempat sampah yang. berada di sisi gang tersebut Irsyad, membuka tutup tempat sampah tersebut.
Deg! Mata irsyad sukses membulat. Saat tidak menemukan gadisnya di tempat sampah tersebut ia mencari gadis itu, di sekeliling gang tersebut. masih ada harapan batinnya. Kalau gadis tersebut masih ada di gang tersebut,
"Dek, kamu dimana? " Tanya irsyad namun ya pasti tidak ada jawaban, irsyad menguyar rambutnya hingga berantakan, ia pergi dari gang tersebut,
*... *
Di sisi lain, di atas atap rumah warga yang terletak tidak jauh dari gang tersebut. seorang gadis berkuncir kuda tersenyum manis, melihat sang suami yang sudah pergi dari gang tersebut ia tertawa penuh kemenangan.
"Bang, oh abang, katanya pinter tapi ngga bisa nemuin bocil kaya aku! " Ujarnya penuh kemenangan zenny ancang-ancang targetnya lompat kr bawah agar bisa. pergi tidak mungkin kan ia jadi ninja di siang hari,
1
2
3
Happ
Zenny, berpijak tepat di tanah gang tersebut zenny bangkit dari posisi jongkok nya. ia membersihkan telapak tangannya, yang kotor karena tadi ia turun tangannya, menumpu badannya yang ringkih tersebut,
"Lama, ngga latihan tapi untung masih bisa nanjat! " Ceracaunya
Ia melanjutkan, jalannya keluar dari gang tersebut dengan sebuah senyuman penuh kemenangan di setiap langkahnya. Namun di sisi lain ia harus berhati-hati. takut ketemu irsyad kembali kan bisa jadi , ninja lagi dia,
*... *
Irsyad menghela napas, saat di halaman rumahnya menemukan sebuah mobil warna putih ia hapal betul mobil siapa tersebut -- yang jelas, mobil arista dan radit ia turun dari mobil dengan tungkai yang berat ia masuk ke dalam rumahnya di sana. sudah ada arista dan radit yang menunggu nya di ruang tamu
"Kamu, tau apa yang salah dari kamu irsyad! " Ucapan radit itulah yang menyapa dirinya, irsyad yang paham, akan perkataan papanya pun duduk di single sofa yang, berada hadap-hadapan oleh, pasangan suami istri tersebut
"Maaf, pa ma irsyad bohong! " Sahut irsyad dengan suara lirih
Arista, mengigit jemarinya lalu beranjak dari duduknya "gimana, zenny? Udah ketemu? " Suaranya memecahkan ketegangan yang ada di ruangan tersebut Irsyad, yang tadinya menundukkan kepalanya ia mengangkat kepalanya yang terasa berat sekali,
Kedua manik, Arista berkaca-kaca pandangannya tertumbuk pada seorang irsyad yang bergeming di sofa tersebut.
"Kakek--kamu akan pulang, dari belgia dia bakal.. suruh semua bodyguard nya untuk, cari istri kamu! " Lapor radit membuat irsyad berkerut kening "kakek, udah selesai sama tugasnya di luar negri? " Tanya Irsyad
"Hmm.. Rencana nya siang ini mereka akan naik helikopter sekalian cari istri kamu! " Sahut radit membuat Irsyad mangut-mangut
"Kamu, ngga becus syad jaga istri satu aja ilang-ilangan mulu! " Kesal arista dengan suara naik satu oktaf ia menaruh bobot tubuhnya ke sofa sebelah radit,
"Istri, irsyad itu selincin belut. Selincag singa betina jadi?.. Susah banget jaga nya ma! " Sahut irsyad membuat mereka sedikit terkekeh "makanya, kandangin! " Timpal radit memecahkan suasana yang tegang tersebut
"Udah, di kandangin. Tapi namanya --juga belut ya gitu keluar bisa nyelip dari mana aja! "
"Papa, udah suruh semuanya cari tunggu hasil aja " Radit menghela napas lalu ia melanjutkan perkataannya"kalau, kaya gini terus papa kapan punya cucu? "Irsyad mendengus kesal " Jatah, aja ngga pernah di kasih cucu dari hongkong! " Kesal Irsyad
Arista, menatap kedua lelaki tersebut dengan tatapan mematikkan"orang, hilang masih sempat-sempatnya bercanda!.. Mama itu jantungnya udah mau copotttt dapat kabar dari aleex istri kamu hilang! " Kesal arista
"Jangan, tegang tegang ma biar ngga cepet tua! " Sambung radit
"Syad , mending kamu mandi udah kaya gembel kamu kaya gitu! " Pinta arista ia menatap nanar, irsyad yang kemejanya sudah basah karena keringat, kancing kemejanya sudah lepas beberapa di tambah jas udah tau dimana. rambut berantakkan peluh dimana-mana seperti gembel kan? Irsyad menggeleng "gimana, aku bisa tenang dia ilang! " Sahut irsyad dengan suara sendu
*... *
Sebuah helikopter, mendarat tepat di sebuah pendaratan khusus helikopter, seorang kakek berusia tujuh puluh delapan tahun. turun dari helikopter tersebut berserta dua bodyguard nya yaitu bernama glen dan Deo, Tirtayasa berjalan menuju sebuah mobil. Yang berada di dekat kawasa situ, glen dengan sigap membukkan pintu mobil, untuk sang lelaki tua tersebut.
'Terimakasih glen! " Cakap Tirtayasa lalu masuk ke dalam mobil "sama-sama pak"
deo, menyalakan mesin mobil sementara glen baru masuk ke dalam mobil, ia memasang seat belt, lalu menoleh ke belakang di sana Tirtayasa sedang terdiam,
"Kita, mau ke. Mana pak yasa? " Tanya glen santai sudah selama dua puluh tahun ia, berkerja dengan lelaki tersebut membuatnya sudah akrab dengan panggilan seperti itu,
"Kita, cari istri cucu saya! " Sahut Tirtayasa langsung dianguki oleh deo dan glen. deo menancap gas glen langsung menghadap ke depan lagi, ia menatap jendela mobil dengan perasaan hampa.
Setengah, perjalanan tetiba mobil berhenti tepat di sisi jalan raya, membuat Tirtayasa dan glen berkerut kening. deo menoleh ke belakang,terlihat jelas kakek tua tersebut berkerut kening,
"ada apa, deo mengapa kita berhenti? " Tanya Tirtayasa wajahnya terukir sebuah ke bingungan yang mendalam.
"Saya, juga tidak tahu pak. tetiba mati " Sahut deo lalu ia membuka pintu mobil, yang berada di sampingnya lalu ia turun dari mobil, disusul oleh glen yang turun dari mobil sedangkan Tirtayasa ia tetap duduk di mobil.
Deo membuka kap mobil, memeriksa apa yang salah dengan mobil tersebut pintu mobil terbuka, Tirtayasa turun dari mobil.
"Ada apa?.. Bisa tidak? " Tanya Tirtayasa kakinya melangkah ke deo yang sedang, memeriksa beberapa mesin mobil tersebut.
"Kayanya, harus ke bengkel" Sahut deo lalu mengeluarkan ponselnya. dan menghubungi bengkel keluarga Tirtayasa, ia mematikkan sambungan telepon lalu. memasukkan kembali ponselnya ke saku celananya,
"Bagaimana? " Tanya Tirtayasa
"Satu jam lagi, montir nya akan datang... bawa mobil ini ke bengkel seperti biasanya;" Terang deo membuat Tirtayasa menghela napas. Kasar "ya sudah aku ingin, duduk di sana! " Tirtayasa menunjuk ke sebuah bangku, taman yang sangat bagus sekali di dekat mobil mereka mogok, "Pak, jangan jauh -jauh!, " Teriak glen saat Tirtayasa melangkah ke arah kursi taman tersebut yang hanya di balas dengan dehaman tersebut.
🙏