NovelToon NovelToon
Menikahi Mafia Kejam

Menikahi Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Cerita ini lanjutan dari Terjebak cinta CEO Dingin.


Bagaimana jadinya seorang Kafka Arsalan Iskandar yang merupakan pimpinan Black Serpent yang terkenal kejam dan tidak pernah jatuh cinta dalam hidupnya begitu terobsesi pada seorang gadis yatim piatu yang bernama Mahira Salim yang di buang oleh keluarganya setelah kematian Ayahnya.

Bagaimana kelanjutan ceritanya.Yuk simak!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekesalan Zaki

"Bagaimana rasanya?," tanya Arsa setelah Mahira menyuap makanan buatannya.

Mahira mengangguk kecil."Lumayan, rasanya sedikit hambar," jawab Mahira dengan jujur.

Arsa tidak marah sama sekali akan penilaian Mahira dengan masakannya. Ia memang tidak begitu bisa memasak, bisa tapi tidak jago seperti Daddy nya. Ia ikut memakan hasil masakannya dan memang rasanya pas pasan dan sedikit hambar.

"Kalau tidak enak jangan dimakan nanti kamu sakit perut," ucap Arsa meraih piring Mahira namun wanita itu buru-buru menolak.

"Saya bilang rasanya lumayan bukan berarti tidak enak. Perut saya lapar sekali, ingat hampir empat jam Tuan menggempur saya habis-habisan membuat tenaga saya terkuras habis," jawab Mahira segara mengamankan piringnya.

Arsa tersenyum kecil mendengar gerutuan Mahira."Kamu itu bikin candu," bisik Arsa membuat Mahira tersedak.

"Makannya pelan-pelan Mahira!," ucap Arsa memberikan gelas berisi air minum pada Mahira.

Mahira menerima gelas itu lalu meminum airnya hingga separuh. Kedua matanya tampak berair menahan rasa perih di tenggorokannya.

"Kamu baik baik saja?," tanya Arsa melihat kedua mata Mahira berair. Ia menangkup kedua pipi Mahira dengan tangannya.

Mahira mengangguk kecil lalu menurunkan tangan Arsa. Ia kembali minum berharap rasa perihnya berkurang. Semua ini gara gara Arsa yang suka bicara seenaknya.

Setelah merasa sedikit baikan Mahira beranjak dari duduknya namun Arsa malah menahan pergelangan tangannya."Tuan lepaskan saya, saya mau mencuci piring sebentar," ucap Mahira.

Arsa melepaskan pergelangan tangan Mahira membiarkan wanita itu mencuci piring. Namun ia ikut berdiri dan menghampiri Mahira, memeluk wanita itu dari belakang.

"Tuan..."

Arsa memegang tangan Mahira, keduanya mencuci piring bersama. Namun Mahira terlihat sedikit salah tingkah karena posisi mereka saat ini begitu sangat dekat.

Arsa memercikkan sedikit air pada wajah Mahira setelah selesai meletakkan piring bersih. Ia mundur ke belakang saat melihat Mahira akan membalasnya. Namun bukan wajahnya yang terkena cipratan air tapi bajunya. Ia kembali membalas Mahira dan mengenai bahu Mahira. Keduanya malah bermain air hingga baju yang dikenakan Mahira sedikit basah.

Arsa merengkuh pinggang Mahira lalu memeluk wanita itu dari belakang."Sudah, cukup," ucap Arsa karena Mahira sudah hampir basah. Ia mematikan air kran lalu mengajak Mahira kembali ke kamar.

***

"Mahira, ayo bangun!," ucap Arsa membangunkan Mahira yang masih tertidur lelap. Ia mencubit lembut hidup Mahira agar wanitanya itu segara membuka mata.

Merasa tidurnya terganggu, Mahira membuka perlahan kedua matanya. Tampak Arsa tengah memperhatikannya."Saya masih mengantuk Tuan," jawab Mahira dengan suara serak khas bangun tidur.

"Mau lihat sunrise dari balkon kamar tidak?," tanya Arsa.

"Memangnya sudah pagi?," tanya Mahira menoleh pada arah kaca jendela kamar yang menghubungkan kamar dengan balkon.

"Sudah...ayo bangun!," jawab Arsa menyibak selimut yang digunakan Mahira. Ia menelan salivanya dengan kasar melihat bagaimana penampilan Mahira saat ini. Kemeja yang dikenakan Mahira sedikit terangkat keatas sehingga memperlihatkan sesuatu yang membuat Arsa panas dingin jadinya.

Mahira segara menarik kemeja yang ia kenakan ke bawah hingga menutupi separuh pahanya. Ia segera turun dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi sebelum Arsa menerkamnya.

"Sial," gumam Arsa mengacak rambutnya.

Ia menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Ia yakin sekali Mahira pasti mengunci pintu kamar mandi dari dalam. Ia menghela nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Ia melangkah keluar kamar dan turun ke lantai dasar lalu mengambil air minum dari lemari pendingin dan menenggaknya hampir separuh. Setelah merasa sedikit baikan ia menuju garasi mobil. Ia mengeluarkan beberapa papar bag dari bagasi mobil dan membawanya ke kamar.

Arsa meletakkan paper bag itu atas tempat tidur, lalu melangkah menuju balkon kamar menyulut rokoknya. Papar bag itu berisi pakaian ganti Mahira yang sengaja ia beli sebelum ke perusahaan tadi pagi. Ia memang sudah merencanakan datang kesini sebelumnya tanpa memberitahu Mahira sebelumnya. Ia ingin menenangkan pikirannya dari masalah pekerjaan dan bersenang-senang bersama Mahira disini. Dan sejak kemarin ia menonaktifkan ponselnya dan ia tidak ingin diganggu siapapun.

Semenjak Mahira masuk kedalam kehidupannya, ia sedikit memiliki warna dalam hidupnya. Biasanya ia hanya fokus pada perusahaan dan juga dunia Mafia nya yang membuatnya harus menyembunyikan jati dirinya sendiri. Musuh-musuhnya mengenalnya dengan nama Arsa Bradford dan musuhnya tidak pernah sekalipun melihat wajah aslinya. Ia sengaja memakai nama lain dibelakang namanya agar kejadian sepuluh tahun yang lalu tidak terulang lagi dimana adik perempuan Devano meregang nyawa ditangan musuh setelah diculik. Dan Uncle Dave mengumumkan kekalahannya pada musuh dan membubarkan kelompok Mafia yang ia pimpin menggantinya dengan nama Black Serpent dan menyerahkan pimpinan padanya. Maka dari itu ia selalu menyembunyikan wajahnya dari musuh demi melindungi keluarganya.

"Tuan..."

Suara lembut Mahira menariknya dari kisah masa lalu. Ia menoleh pada Mahira yang sudah berpakaian rapi mengenakan mini dress pilihannya. Dress selutut yang tertutup tentunya karena daerah puncak yang terkenal dingin.

"Duduk sini!," ucap Arsa menunjuk kursi kosong yang ada disebelahnya.

Mahira mengangguk lalu meletakkan nampan yang ia bawa berisi kopi panas dan cokelat hangat dan dua potong roti buatannya. Setelah berpakaian tadi ia turun kelantai dasar untuk membuatkan Arsa kopi dan sedikit cemilan berupa roti yang ia olesi selai kacang.

"Ayo minum dulu kopinya?," ucap Mahira.

Arsa mengangguk kecil tersenyum kecil pada Mahira. Ia menarik kursi Mahira lalu memeluk bahu wanita itu. Udara cukup dingin karena semalam kembali diguyur hujan yang cukup deras.

"Dari mana kamu tahu aku suka kopi?," tanya Arsa mematikan api rokoknya.

Mahira menggeleng kecil."Menebak saja. Biasanya pria pasti akan menikmati secangkir kopi untuk menemaninya merokok," jawab Mahira.

Arsa meraih gelas berisi kopi hangat itu dan menyeruputnya perlahan. Rasanya begitu sangat pas di lidahnya. Sudah cukup lama ia tidak meminum kopi seenak ini.

"Bagaimana rasanya?," tanya Mahira.

"Good," jawab Arsa.

Tidak lama cahaya matahari mulai terlihat. Mahira langsung mengarahkan ponselnya untuk memotret pemandangan langka itu. Jika di kota besar mana bisa ia menikmati keindahan seperti ini.

"Ini sangat indah," gumam Mahira.

Sementara itu di kediaman Iskandar, Zaki tengah menghubungi Arsa namun ponsel putranya itu malah tidak aktif. Entah kemana anaknya itu perginya, Devano mengatakan kalau kemarin siang Arsa mengatakan jika ia ada urusan penting. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar dari anaknya itu padahal ada masalah penting yang ingin ia tanyakan.

"Pergi kemana itu anak," gumam Zaki.

"Kenapa Mas?," tanya Kinar yang baru saja masuk kamar membawakan secangkir kopi untuk sang suami.

"Putra kesayanganmu itu tidak bisa dihubungi. Entah dimana dia sekarang," jawab Zaki.

Kinar menggeleng pelan mendengar ucapan sang suami. Zaki akan menyebut Arsa sebagai anak kesayangannya kalau sedang kesal pada Arsa.

"Mungkin dia sedang tidak ingin di ganggu Mas, biarkan saja sesekali Arsa menikmati hidupnya tanpa pekerjaan. Lihatlah akibatnya sekarang, anak kita tidak kunjung menikah," cecar Kinar.

Zaki tidak lagi menjawab ucapan sang istri, daripada panjang urusannya dan berujung mereka bertengkar. "Doakan saja semoga dia cepat menikah dan jangan lagi kamu berusaha menjodohkannya. Kamu ingat kita dulu, kamu sendiri dulu enggan dijodohkan," ucap Zaki.

"Aku tidak menjodohkan Arsa, Mas. Hanya untuk mendekatkan saja. Siapa tahu cocok kan?," jawab Kinar tidak mau disalahkan.

"Apapun itu, jangan lagi ikut campur urusan percintaan anak anak. Biarkan mereka menemukan cinta sejati mereka masing-masing," ucap Zaki jadi melupakan kemarahannya pada Arsa tadi.

"Baiklah Mas," jawab Kinar.

***

"Semoga saja aku tidak hamil setelah ini," gumam Mahira yang sedang duduk sendirian di taman belakang Villa. Ia menunggu Arsa yang sedang berada di kamar entah sedang apa ia tidak tahu. Harusnya kemarin siang ia meminta Arsa membuangnya diluar kenapa ia bisa melupakannya. Bukan ia takut hamil, tapi hubungannya dengan Arsa sangat rumit. Mereka suami istri tapi tidak saling mencintai.

"Nona, dicari Tuan muda didepan," ucap wanita tua yang kemarin menyambut kedatangan nya.

"Eh Bibi. Kapan datang?," tanya Mahira.

"Baru saja Nona. Tuan muda ada didepan menunggunya Nona," jawab wanita paruh baya itu.

"Iya.. Terimakasih ya Bi," jawab Mahira ramah. Ia segara melangkah kembali masuk kedalam Villa.

"Dari mana?," tanya Arsa langsung menghadang langkah Mahira. Pria itu menatap tajam Mahira yang sejak tadi ia cari keberadaannya.

...****************...

1
partini
kalau hamil dia ga mau ya urus sendiri aja, ku rasa dia dah ga bisa jauh darimu cuma gengsi orang nya
partini
terus ngapain aja selama itu
partini
masa di ikutin curut Arsa ga tau ga lucu secara dia tuh wow Banggt ,, ini Kunti minta di rajam
partini
👍👍👍👍👍
partini
biarpun mereka berdua saling sepakat,,tapi Terasa bukan suami istri macam cari pelampiasan sex
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
jangan lama" Thor kaya gini,biar rasanya cepat bucin pingin lihat mafia dingin bucin
Novi Zoviza: insyaallah dua bab kak hari ini. ditunggu saja
total 1 replies
partini
satu Minggu ,eheleh mana tahan dia
Umiie'ne Naza
blm mengerti, bukane arsa mencintai Mahira knp tiba " blm mencintai
Umiie'ne Naza
tor, novel orang tua nya arsa apa ya, kaya nya pernah baca tp lupa
partini
good 👍👍👍
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah mampir
total 1 replies
wo te
tdi pagi hrus nya kak🤭🤭
partini
maraton baca
Retno Harningsih
up
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
apa davino suka sama Queen ya,,tapi engga apa" si
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
lucky anaknya mars sama ana kan Thor,,?

klau Ibra aku tau anknya Teo , klau si kembar anaknya daveena sama Adi
Novi Zoviza: iya kak
total 1 replies
wo te
tatapan apa tangan kak ??
wo te
posisi ko jadi polisi kak 😁😁🙏🙏
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
asyik pling suka tentang mafia
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah setia menantikan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!