NovelToon NovelToon
The Runway Home

The Runway Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yayalifeupdate

Setelah menaklukan dunia mode internasional, Xanara kembali ke tanah air. Bukan karena rindu tapi karena ekspansi bisnis. Tapi pulang kadang lebih rumit dari pergi. Apalagi saat ia bertemu dengan seorang pria yang memesankan jas untuk pernikahannya yang akhirnya tak pernah terjadi. Tunangannya berselingkuh. Hatinya remuk. Dan perlahan, Xanara lah yang menjahit ulang kepercayaannya. Cinta memang tidak pernah dijahit rapi. Tapi mungkin, untuk pertama kalinya Xanara siap memakainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penolakan Yang Membakar

Rey berdiri di depan pintu butik, menunggu saat Xanara keluar. Senyumnya tipis, tatapannya penuh perhitungan. Begitu pintu terbuka dan Xanara melangkah keluar, ia langsung mendekat, menghadang langkah wanita itu.

“Kita perlu bicara,” ucap Rey, nada suaranya setengah memohon, setengah memerintah.

Xanara mengangkat alis, tidak sedikit pun memperlambat langkah.

“Kalau urusannya soal pekerjaanku, kita bisa bahas lewat email. Kalau bukan, aku nggak punya waktu.”

Rey bergerak sejajar, menahan langkahnya.

“Kamu tahu bukan itu yang aku maksud.” Tatapannya turun, menyapu tubuh Xanara, sengaja memperlihatkan ketertarikan yang sudah terlalu lama ia simpan.

“Harvey tidak akan pernah bisa memberi kamu, yang aku bisa berikan.”

Xanara berhenti mendadak, menoleh, dan menatap Rey tepat di matanya. Tatapan itu tajam, menusuk, seolah bisa membekukan niat siapa pun.

“Kamu pikir aku tertarik sama omongan murahan seperti itu? Dengar baik-baik, Rey, aku bukan hadiah yang bisa kamu rebut dari Harvey. Dan kalau kamu berani mencoba, aku pastikan kamu yang kalah duluan.”

Rey menelan ludah, sedikit terkejut dengan nada suara Xanara yang begitu dingin dan tegas. Tapi senyumnya kembali muncul, samar dan penuh tantangan.

“Kita lihat nanti”

Xanara mendekat setengah langkah, suaranya rendah tapi penuh ancaman.

“Gak ada ‘nanti’. Hari ini adalah terakhir kalinya kamu bicara padaku dengan cara seperti ini.”

Lalu, tanpa menunggu balasan, ia melangkah pergi, meninggalkan Rey berdiri sendiri di trotoar, menatap punggungnya yang tegak penuh percaya diri.

Namun, bukannya mundur, tatapan Rey malah semakin berbahaya.

“Baiklah Xanara, kalau kamu maunya main keras.”

Rey masih berdiri di trotoar, matanya mengikuti setiap langkah Xanara hingga wanita itu menghilang di ujung jalan. Genggaman tangannya mengepal di saku, bukan karena marah, tapi karena gairah dan ambisi yang semakin menguasai pikirannya.

“Aku suka wanita yang berani melawan,” gumamnya lirih, seolah bicara pada dirinya sendiri.

Senyum tipis muncul di sudut bibirnya, senyum yang lebih berbahaya daripada tatapan tajam mana pun.

Ia mengeluarkan ponsel dari saku, menelusuri daftar kontak hingga menemukan nama seseorang. Jari-jarinya mengetik cepat, mengirimkan pesan singkat.

“Cari tahu semua kegiatan Xanara, jadwal, siapa saja yang sering ketemu dia. Aku butuh data lengkap.” - Rey

Rey tahu, Xanara tidak akan mudah didekati dengan rayuan murahan. Tapi ia juga tahu setiap orang punya titik lemah dan ia berniat mencari titik lemah itu, meski harus membongkar seluruh lapisan hidup Xanara.

Sambil menyelipkan ponselnya kembali, Rey menatap ke langit yang mulai meredup.

“Kamu bisa menolak aku sekali, Xanara. Tapi kita lihat berapa lama kamu bisa bertahan saat aku mulai masuk ke duniamu.”

Di sisi lain, Xanara yang sudah memasuki mobilnya, menutup pintu dan menghela napas panjang. Meski penolakannya tadi terdengar tegas, ada sedikit rasa waspada yang muncul. Dia tahu tatapan Rey bukan tatapan pria yang mudah menyerah.

Tangannya meraih ponsel, jemarinya menulis pesan untuk Harvey.

“Kalau aku bilang Rey mulai mengganggu, kamu janji gak gegabah?” - Xanara

Balasan Harvey datang hanya beberapa detik kemudian.

“Aku gak janji. Tapi aku janji dia gak akan bisa nyentuh kamu.” - Harvey

Xanara tersenyum tipis, bukan karena lega, tapi karena merasa sebentar lagi badai akan datang.

Rey menyalakan mobilnya, tapi alih-alih langsung pergi, ia justru memutar setir menuju sebuah restoran mewah di pusat kota, tempat yang ia tahu sering jadi pelarian Winny saat sedang kesal.

Benar saja. Dari jauh, ia melihat Winny duduk sendirian di sudut, menyesap martini sambil menatap kosong. Senyum licik Rey muncul, tapi kali ini disamarkan di balik ekspresi ramah.

“Winny?” sapanya, suaranya seperti bisikan rendah yang membuat wanita itu menoleh.

“Rey?” Winny mengerjap kaget, lalu tersenyum kecil.

“Kebetulan sekali.”

“Ya, kebetulan yang menyenangkan.” Rey duduk tanpa diminta.

“Aku dengar Harvey dan Xanara makin lengket. Dan kamu?” Rey menatapnya lama.

“kaamu pasti gak suka itu.”

“Suka? Aku muak melihatnya.” Ucap Winny mendengus.

Rey mengangguk pelan, seperti menyerap setiap kata.

“Kalau begitu, mungkin kita bisa saling bantu. Aku punya beberapa rencana yang akan membuat Xanara sibuk sampai-sampai dia lupa napas. Dan aku rasa kamu akan suka hasilnya.”

Winny menatapnya curiga, tapi rasa bencinya terhadap Xanara lebih besar dari nalarnya.

“Apa rencanamu?” Tanya Winngy

Rey hanya tersenyum samar.

“Sabar. Aku akan bilang kalau waktunya sudah tepat.”

Namun di dalam kepalanya, Rey sama sekali tak berniat membocorkan semua rencananya pada Winny. Wanita itu hanya pion-pion yang akan membantunya mendekati Xanara, sebelum akhirnya dia mainkan bidak terakhirnya sendiri.

Di luar restoran, lampu kota berkelip-kelip. Malam ini, Rey mulai bergerak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!