Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith
Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver
Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berjanjilah
Sebuah penolakan yang di lakukan oleh Davina hingga membuatnya hilang kendali. Lelaki itu akan melakukan apapun untuk membuat Davina kembali jatuh dalam pelukannya. Tampak tangan kiri Alfred mencengkeram erat kedua tangan Davina hingga wanita itu pasrah dengan perbuatan Alfred saat ini.
Berusaha untuk beberapa kali berontak tapi tetap saja wanita itu tak bisa melawan kekuatan yang di miliki tubuh kekar Alfred. Detik itu juga sisi dominan Alfred kembali, Davina tahu tak ada yang dapat di lakukan olehnya selain pasrah. Namun, tak semudah itu Davina menyerah, dia tetap kembali berontak meski berujung gagal.
"Dasar br*ngsek! Lepaskan aku, sialan!" teriak Davina sembari berontak. Detik selanjutnya wanita cantik itu tak dapat melanjutkan ucapannya ketika tangan besar Alfred melakukan sesuatu pada bukit kembarnya.
"Kau milikku Davina! Selamanya akan tetap jadi milikku," tegas Alfred sembari mencium bibir Davina.
Tubuh Davina pun bergetar hebat atas hal yang di lakukan Alfred padanya. Tak hanya berhenti di situ saja, tangan besar Alfred kembali menyusuri pada titik sensitifnya. Hal itu jelas membuat Davina menahan desahannya yang tak ingin Alfred mendengarnya.
Butiran kristal meluruh dari bola mata Davina. Untuk kedua kalinya wanita itu merasa hancur ketika Alfred melecehkannya seperti ini. Namun, tubuhnya tak kuasa menahan hal yang di lakukan oleh Alfred.
"Aku mohon, tolong hentikan Alfred," pinta Davina sembari menitihkan air mata. Tampak Davina menggigit kuat bibir bawahnya untuk menahan d*sahan akibat lelaki itu.
Tanpa sadar Alfred telah melucuti handuk kimono yang melekat di tubuh Davina. Secepat kilat lelaki itu menegakkan tubuh kekarnya. Kewarasannya telah kembali ketika indra pendengarnya mendengar tangisan Davina. Tangan besar Alfred menangkup kedua pipi Davina, kedua netranya menatap dalam Davina dengan permintaan maaf.
"Aku berjanji akan menebus semua kesalahanku padamu, Davina. Sungguh aku menyesal atas semua perbuatanku selama ini padamu. Termasuk hal yang tadi ku lakukan. Aku sama sekali tak bisa kehilangan mu, Davina. Kau adalah milikku! Sampai kapanpun kau akan tetap jadi milikku! Tak ada yang bisa memilikimu selain aku. Aku tidak menerima penolakan apapun darimu. Minggu depan kita akan menikah!" tegas Alfred yang tak ingin di bantah.
Davina hanya diam tak membalas ucapan Alfred barusan. Dadanya masih terengah akibat perbuatan Alfred padanya. Namun, dia sudah memutuskan dan berjanji pada dirinya tidak akan melakukan hal itu lagi sebelum ada ikatan resmi antara dirinya dan lelaki itu. Dia tak ingin menjadi wanita hina seperti dulu lagi, cukup sudah penderitaannya yang dia pikul selama 10 tahun ini.
"Semua keputusan ada di tangan putraku. Jika dia menerimamu sebagai Daddy nya, maka aku akan menikah denganmu. Tapi kalau tidak, tolong kau lepaskan kami untuk selamanya. Jangan usik hidupku dan anakku!" ucap Davina pada akhirnya.
"Dan satu lagi, aku ingin mendapatkan restu dari Nyonya Andini." Lanjutnya.
Secepat kilat Alfred memeluk erat tubuh Davina. Dia kembali melabuhkan ciuman di wajah cantik Davina.
"Ku pastikan akan mendapatkan keduanya. Kali ini kita akan hidup bersama bahagia. Percayalah ... aku akan membahagiakanmu dan anak kita, sayang. Kau akan menjadi milikku selamanya," ucap Alfred mendekap tubuh Davina dengan erat.
"Alfred, aku ...." ucapan Davina terhenti kala Alfred memotongnya.
"Katakan ... kau mau apa? Aku berjanji akan mengabulkannya. Apapun akan ku lakukan untuk membuatmu kembali padaku." Perlahan Alfred melepaskan pelukannya dengan bola mata menatap pada Davina.
"Aku juga ingin kau berjanji satu hal, Alfred ...," tukas Davina mendongakkan kepalanya. Seketika pandangan mereka saling bertemu seolah menyelami perasaan mereka masing-masing.
"Apa itu? Katakanlah ... apa yang harus ku janjikan, hm?" balas Alfred cepat. Rasa penasaran menyelimuti dirinya membuat Alfred tak sabar mengetahui syarat apa yang akan di ajukan oleh Davina.
"Berjanjilah, hal seperti tadi tidak akan terulang lagi. Aku tidak ingin melakukannya karena kita belum memiliki ikatan pernikahan. Jadi, aku harap kau dapat menahan diri untuk tak melakukan hal itu sebelum kita menikah," jelas Davina dengan wajah bersemu merah.
Tangan besar Alfred memegang dagu Davina, perlahan lelaki itu memejamkan mata ketika harus berjanji sesuatu yang sulit dia lakukan. Di tinggalkan oleh Davina selama 10 tahun membuat lelaki itu menahan hasratnya. Namun, dia yang telah berjanji tak mungkin dia ingkari. Karena apapun akan dia lakukan untuk mendapatkan pujaan hatinya kembali dalam pelukannya.
Alfred menghela nafas beratnya kemudian menghembuskannya secara perlahan.
"Baiklah sayang. Aku berjanji tidak akan melakukan hal itu lagi. Tapi aku harap kau tak menolak bila aku menciummu Davina," balas Alfred yang mengajukan syarat juga pada Davina.
"Tapi ingat, hanya mencium bibirku saja Alfred, tidak lebih!" tukas Davina seolah tahu pikiran m*sum Alfred.
"Ya Tuhan, baiklah sayang. Aku berjanji tidak akan melakukan hal itu sebelum kita menikah," ucap Alfred pasrah.
"Aku mencintaimu Davina," lanjut Alfred yang kemudian mencium dahi Davina.
"Aku juga mencintaimu Alfred," balas Davina memejamkan mata menikmati pagutan yang di lakukan lelaki itu.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu yang membuat ciuman mereka terlepas. Seketika kening Davina berkerut, terbit sebuah lengkungan indah saat mendapati boal mata Alfred berkabut memendam hasrat.
"Maafkan aku, sayang. Lebih baik kau rapikan dulu pakaianmu. Aku akan melihat siapa yang datang, atau jangan-jangan itu putra kita," ucap Alfred sembari merapikan handuk kimono Davina.
"Aku akan menyuruh pelayan mengambilkan pakaian untukmu. Kau tenang saja, aku sudah menyiapkan semuanya," lanjut Alfred.
"Jadi, semua ini hanyalah akal-akalan mu saja menyuruh pelayanmu bilang jika tak ada pakaian satupun disini. Dan mengharuskan aku untuk memakai pakaian kekurangan bahan itu." Davina menatap nyalang pada Alfred. Ternyata benar jika semua ini sudah setingan dari lelaki yang ada di hadapannya.
"Sayang, aku minta maaf. Aku tak berniat seperti itu, aku hanya ingin kau mengganti pakaianmu dengan lingerie yang sudah ku belikan khusus untukmu. Bukannya dulu kau menyukainya?" ucap Alfred dengan wajah sendunya.
"Aku tak menyangka kau masih memandangku serendah itu," lirih Davina.
"Tidak! Kau salah paham Davina. Aku sama sekali tak pernah memandangmu seperti itu." Alfred berusaha keras menjelaskan pada Davina perihal baju keramat itu.
"Percayalah sayang, aku sangat mencintaimu. Tak mungkin aku menyakitimu dan memandang rendah dirimu." Lanjutnya sembari menggenggam erat tangan Davina.
"Bersiap-bersiaplah, aku akan menemui putra kita dulu," ucap Alfred lagi kembali melabuhkan ciuman di dahi Davina. Hal itu tentu membuat Davina tercenung akan perbuatan Alfred padanya.
"Baiklah, semoga berhasil mengambil putramu," balas Davina menatap datar pada Alfred.
Alfred pun berjalan keluar meninggalkan Davina yang masih berdiri di tempatnya. Memandang punggung Alfred yang kian lama menjauh hingga menghilang dari pandangannya.
Dengan langkah lebar Alfred berjalan menuju ruang tamu di villa yang dia sewa itu. Perasaan bahagia dan juga takut mengiringi langkahnya. Jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya.
"Ya Tuhan, apa yang harus ku katakan pada putraku saat pertama kali aku bertemu dengannya?"
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Terimakasih telah membaca ❤️
Ini mah malah tambah cari masalah/Sweat/
setelah ini dia bakal dendam sama Davina end then