NovelToon NovelToon
KAMU : Setitik Rasa

KAMU : Setitik Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Meridian Barat

Milana, si gadis berparas cantik dengan bibir plum itu mampu membuat Rayn jatuh cinta pada pandangan pertama pada saat masa kuliah. Namun, tak cukup berani menyatakan perasaannya karena sebuah alasan. Hanya diam-diam perhatian dan peduli. Hingga suatu hari tersebar kabar bahwa Milana resmi menjadi kekasih dari teman dekat Rayn. Erik.

Setelah hampir dua tahun Rayn tidak pernah melihat ataupun mendengar kabar Milana, tiba-tiba gadis itu muncul. Melamar pekerjaan di restoran miliknya.

Masa lalu yang datang mengetuk kembali, membuat Rayn yang selama ini yakin sudah melupakan sang gadis, kini mulai bimbang. Sisi egois dalam dirinya muncul. Ia masih peduli. Namun, situasi menjadi rumit saat Erik mencoba meraih hati Milana lagi.

Di antara rasa lama yang kembali tumbuh dan pertemanan yang mulai diuji. Bagaimana Rayn akan bersikap? Apakah ia akan mengikuti sisi dirinya yang egois? Atau harus kembali menyerah seperti dulu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meridian Barat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 27 (Rayn Menyesal)

.

.

Milana berdiri di teras kosnya, menatap langit yang mendung. Rintik gerimis menyertai cuaca pagi ini.

'Sepertinya akan hujan deras.'

Gadis cantik itu mengenakan celana cargo hitam dipadukan dengan kaos putih yang dibalut kemeja hitam sebagai luaran. Rambutnya di ikat sebagian ke belakang. Milana melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Menunjukkan pukul 07.20.

Firsha keluar dari kamar kosnya dengan pakaian rapi, ketika Milana sedang memasang sepatu putih miliknya.

"Milan?"

Milana menoleh. Menyunggingkan senyum kecil saat melihat Firsha. "Mau berangkat kerja, Kak?"

Firsha melangkah mendekati Milana seraya mengangguk dan bertanya, "Kamu sendiri mau ke mana?"

"Mau mengunjungi orang tuaku, Kak," jawab Milana yang baru saja selesai memasang sepatu.

Firsha mengangguk-angguk. "Eh, Milan. Sini deh." Menarik Milana untuk duduk di dinding pendek pembatas kamar kosnya. "Kamu gimana? Beneran mau resign?"

Milana hanya mengangguk sebagai responnya.

"Nggak mau coba dilanjutin dulu? Sayang lho, Milan. Cari kerjaan sekarang susah." Firsha mencoba menasehati, karena dia tahu sebenarnya Milana masih butuh pekerjaan itu.

Milana menggeleng. "Nanti jadi makin banyak masalah, Kak."

"Milan ... aku tau, kok. Kemarin itu bukan salah kamu. Sepertinya Mas Rayn juga sudah tau. Tadi malam saat aku mau pulang dia bilang, mau ke sini. Cuma karena udah malam banget, aku larang. 'Kan batas menerima tamu di sini cuma sampai pukul 9 malam," jelas Firsha. Semalam memang Rayn menghampiri Firsha ketika pulang.

Tadi malam Rayn bilang akan menemui Milana, tetapi karena sudah terlalu malam Firsha menyarankan untuk datang besok. Firsha juga sempat bilang pada Rayn, bahwa Milana memang tidak bersalah saat kejadian makanan tumpah di restoran.

Milana tampak berpikir. "Mau ngapain dia ke sini? Mau marah lagi?

Firsha menggeleng. "Sepertinya nggak, deh. Dan aku juga udah jelasin ke, Mas Rayn kok, Milan ... Kalau kamu nggak salah. Mas Rayn pasti bakal kasih kamu kesempatan lagi."

"Nggak deh, Kak. Aku mau resign aja. Cari pekerjaan lain," ujarnya sambil tersenyum tipis.

Firsha menghela napas kecil. Menatap gadis cantik di sampingnya itu. "Apa Mas Rayn kemarin marahin kamu di belakang?"

"Enggak ... aku cuma kecewa aja sih. Dia nggak mau kasih kesempatan buat aku jelasin dulu. Di mata dia aku tuh cuma si pembuat masalah aja."

"Enggak, Milan ... Mas Rayn nggak gitu, Kok. Meskipun dia keliatan agak galak dan kaku, tapi dia baik kok." Firsha masih mencoba membujuk Milana sekali lagi.

Raut wajah Milana tidak berekspresi apapun. Dia hanya menatap Firsha dengan datar. "Aku akan tetap resign, Kak." Milana mengeluarkan ponsel. Berdiri dari duduknya dan berkata, "Ini udah pukul tujuh lewat tiga puluh menit, Kak. Nanti, Kakak telat lho. Aku pergi dulu ya. Ojek yang aku pesan udah datang." Sembari menunjuk driver ojek online yang baru saja tiba di luar pagar. Segera berlari kecil meninggalkan Firsha dan menghampiri ojek pesanannya.

Firsha berdiri. Memandangi Milana yang kini sudah berlalu dari sana dengan ojek online. Kemudian meraih helm dan memasang mantel berwarna pink, karena takut nanti di jalan gerimis makin lebat. Ia harus berangkat sekarang jika tidak ingin terlambat.

Baru saja Firsha menuntun motornya ke arah gerbang saat Mobil putih berhenti di depan gerbang. Rayn turun dari kendaraan roda empat itu.

"Mas Rayn?" gumam Firsha. Menaikkan kaca helmnya.

"Kamu mau berangkat?" tanya Rayn

"Iya, Mas ... Oh, Mas Rayn mau ketemu Milana ya?"

Rayn mengangguk. Matanya mengamati sekitar.

"Mas Rayn telat. Milan baru aja pergi."

"Pergi? Ke mana?"

"Katanya sih, mau mengunjungi orang tuanya, Mas."

"Ah ... ya sudah, kalau begitu nanti saja aku ke sini lagi." Setelahnya Rayn masuk ke mobil dan segera berlalu dari sana.

Firsha juga segera menumpangi motornya dan bergegas melaju menuju restoran sebelum gerimis semakin lebat.

...****************...

Hujan lebat mengguyur bumi hari itu. Matahari tidak tampak sama sekali, karena tertutup awan mendung.

Jam di dinding ruang kerja Rayn baru menunjukkan pukul empat sore, tetapi keadaan di luar sudah gelap.

Pemuda berkemeja biru muda itu bergegas meraih kunci mobil. Dia segera keluar dan pergi mengendarai mobilnya di tengah rintik gerimis agak lebat yang masih turun, meskipun tidak selebat tadi siang.

Rayn pergi menemui Milana. Pemuda itu berniat minta maaf pada gadis itu. Rayn sudah mencoba menghubungi lewat pesan singkat dan telpon. Namun, tidak ada respon sama sekali.

Mobil Rayn berbelok di depan gerbang tempat kos Milana. Setelah menepikan mobil, pemuda itu langsung turun. Berlari kecil ke arah kamar kos Milana.

Rayn mengacak rambutnya yang agak basah karena gerimis. Setelah itu mengetuk pintu kamar kos Milana.

"Milana ...." panggilnya setelah mencoba mengetuk beberapa kali.

Rayn mencoba mengetuk pintu coklat itu sekali lagi. Namun, yang terbuka malah pintu dari kamar sebelahnya.

Seorang gadis remaja keluar dari sana. "Cari Kak Milana ya?" tanyanya.

Membuat Rayn berhenti mengetuk dan berlaih menoleh pada gadis remaja berkaos merah muda itu. Kemudian menjawab, "Iya."

Gadis remaja yang tak lain adalah Lisa, adik Firsha itu memandangi Rayn.

"Kakak pacarnya, ya? Wah ... Serasi sekali, Kak Milana cantik dan Kakak juga tampan sekali," celetuk Lisa disertai tatapan berbinar dan senyuman kecil.

Rayn yang mendengar itu terkekeh. "Apa menurutmu, aku cocok dengan Milana?" kelakarnya.

Lisa mengangguk dengan semangat. "Cocok, karena Kakak tampan sekali."

Membuat Rayn kembali terkekeh. "Ah, kau ini bisa saja, tapi terimakasih ... aku memang tampan, sih," gurau Rayn.

Lisa tertawa kecil. "Tapi sepertinya saat ini, Kak Milana sedang tidak ada."

Dahi Rayn berkerut. "Benarkah?"

"Iya, Kak. Aku baru saja berbalas pesan dengan Kak Milana. Dia bilang sedang tidak di kosnya," jelas Lisa. Dia memang berkirim pesan dengan Milana, tadi. Lisa bertanya apakah Milana punya stok Mie instan dan Milana membalas bahwa ia sedang di luar, belum kembali ke kosnya.

Mulut Rayn membulat membentuk huruf O tanpa suara. 'Dia berbalas pesan dengan bocah ini, tapi tidak merespon pesanku. Ah, dia sengaja mengabaikanku ternyata,' kesalnya dalam hati.

"Kalau begitu biar aku tunggu dia di sini," katanya sembari duduk di kursi yang memang ada di teras kos Milana.

"Kakak benar pacarnya?" Lisa duduk di dinding pendek pembatas antar tempat kos. "Kalau pacarnya, kenapa tidak tahu kalau kekasihnya sedang tidak ada di kosnya?" Lisa menatap Rayn dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan mata memicing curiga. "Jangan-jangan ... Kakak ini stalker, ya!" tuduhnya.

Rayn tertawa. Ia belum sempat menjawab ucapan remaja di depannya itu karena suara deru motor yang datang dan berhenti di depan gerbang.

Membuat Rayn dan Lisa sama-sama menoleh ke arah gerbang. Tampak di sana Milana turun dari motor yang baru saja sampai itu. Milana membuka helm dan menyerahkannya pada pria pengendara motor dengan jaket dan helm hijau itu.

Dari posisinya, Milana bisa melihat dua orang di depan kosnya sana. Ia juga tahu itu siapa.

Setelah membayar ojek yang ia tumpangi, Milana melangkah santai. Tampak di depan sana Rayn berjalan ke arahnya.

Gadis itu tetap berjalan ke arah teras kosnya meskipun Rayn menghampiri dan kini pemuda itu ada di dekatnya.

Rayn menggaruk belakang kepalanya mendapati respon Milana. Ia berbalik dan mengekor di belakang gadis itu seraya berujar, "Milan, kenapa tidak membalas pesanku?"

Namun, Milana tidak merespon dan tetap melanjutkan langkahnya sampai ke teras kos.

Gadis itu malah tersenyum pada Lisa yang sudah hendak masuk kembali ke kamar kosnya, tanpa menghiraukan cicitan Rayn di belakangnya.

"Baru pulang, Kak?" tanya Lisa.

Milana mengangguk seraya tersenyum. Tangannya mengeluarkan kunci kamar kos dari kantong celana.

"Itu beneran pacar, Kakak?" tanya Lisa sambil menunjuk Rayn yang berdiri di belakang Milana.

Membuat Rayn mendelik. Milana mengernyitkan kening. Menoleh ke arah Rayn dengan tatapan bertanya.

Rayn seolah mengerti arti tatapan itu segera berkata, "Dia sendiri yang berasumsi kalau aku pacarmu, karena aku tampan." Sambil menyengir.

Milana memutar bola mata. Sedangkan Lisa berucap cepat, "Aku 'kan hanya menebak, karena biasanya tidak ada yang datang ke tempat Kak Milana. Jadi, kupikir dia pacarmu, Kak." Mencoba menjelaskan.

Milana beralih menoleh Lisa. "Tidak apa-apa, Lisa. Oh iya, apa kau masih butuh mie instan?"

Lisa menggeleng. "Aku sudah memesan makan tadi, Kak. Aku masuk dulu ya, Kak. Mau mandi." Setelah itu remaja itu kembali masuk ke dalam kamar kosnya yang terletak di sebelah kamar kos Milana.

Milana sibuk membuka kunci kamar kosnya, masih tidak menghiraukan kehadiran Rayn sama sekali.

"Milan ... Aku ingin bicara denganmu. Tidak bisakah kau dengarkan aku dulu?"

Tangan Milana berhenti membuka kunci. Menatap Rayn dengan tatapan sebal. "Apa kemarin kau mau mendengarku?" Ia masih kesal dengan kejadian di restoran kemarin.

Rayn tersenyum masam. "Iya ... Maaf aku tidak mendengarmu lebih dulu."

Rayn memegang tangan Milana yang hendak memutar knop pintu. "Milan ... Ayolah, bicara dulu denganku sebentar."

Milana menghela napas. Melepaskan tangannya dari tangan Rayn dan beranjak duduk di kursi sebelah pintu. Mengeluarkan ponsel dari kantong dan memainkannya.

Rayn tersenyum masam lagi melihat hal itu. Ia paham dengan respon Milana. Gadis itu pastilah kesal padanya. Rayn ikut duduk di kursi sebelahnya.

"Milan ... aku sudah melihat cctv dan aku benar-benar minta maaf. Tidak memberimu kesempatan menjelaskan apapun lebih dulu." Rayn tetap bicara walau Milana sibuk dengan ponselnya. "Aku salah, maaf. Tidak seharusnya aku bertindak tanpa tahu yang sebenarnya terjadi," ujarnya lagi dengan nada menyesal.

Milana tersenyum palsu disertai dengkusan. Matanya yang semula fokus pada layar ponsel, kini beralih pada Rayn yang menunduk. "Aku hanya kecewa, karena kau menganggapku sebagai orang yang selalu menimbulkan masalah." Gadis itu akhirnya merespon ucapan Rayn.

"Aku tidak begitu, Milan ...." Rayn masih di posisi menunduk.

"Kau begitu ... Kemarin tidak memberiku kesempatan menjelaskan apapun, karena kau pasti menganggapku si pembuat masalah," sungut Milana. Ia berdecak kesal. "Kau memang selalu begitu, sih."

"Aku tidak begitu ...." Rayn membawa pandangannya ke arah Milana yang saat ini sedang menatapnya.

Deg

Hati Rayn selalu berdebar saat menatap tepat pada mata gadis itu. Membuatnya tidak mampu berkata-kata.

'Oh, Tuhan ... Perasaanku benar-benar sudah jatuh terlalu dalam pada gadis ini.'

.

.

.

.

Bersambung....

1
Rosalina
akhirnya up Lg, nexttt kk
Hatus
Serba salah memang, niat baik tapi belum tentu orang akan beranggapan sama🥹
MeridianBarat🐣🌼: 😮‍💨 begitulah ... terkadang sampai jadi bingung harus responnya gimana 😑
total 1 replies
⌓̈⃝𓆩ImAntifragile𓆪દᵕ̈૩
Nexttt, semangat nulisnya 🌸🌸🌸
Widia Ningsih
deskripsi nya bagus, aku jadi bisa membayangkan keadaannya
Widia Ningsih: menurut saya ini sudah bagus kok, semangat terus ya.
saya juga belajar
MeridianBarat🐣🌼: terimakasih banyak, Kak ♥️ Maaf kalau mungkin deskripsinya terkadang agak ambigu dan kurang jelas ya, Kak ... terimakasih sudah mampir dan baca ♥️
total 2 replies
Widia Ningsih
haii.....
Milana. ,gadis SPG seperti diriku/Hey/
MeridianBarat🐣🌼: oh, halo ... terimakasih sudah mampir baca ceritaku, Kak ♥️ semoga tertarik baca selanjutnya ya 🤩💫
total 1 replies
Tyra A.S
oke kak mantap 👍, jangan lupa mampir di cerita ku makasih
iqbal nasution
oke
MeridianBarat🐣🌼: aww 🤩 tengkiu , Abang 💨
total 1 replies
Proposal
🔥BAGUS KAKA🌟💫,Mampir Karyaku Juga Ya 🙂‍↔️🥰
Rosalina
Ko pendek part kali ini KK lagi seru-serunya pdhl
MeridianBarat🐣🌼: hihihi ... iya, Kak ... nanti up lagi part berikutnya ya. Terimakasih sudah mampir baca. ♥️
total 1 replies
Prita
KK knp skrg up nya cm 1 part ?
MeridianBarat🐣🌼: hehe iya, Kak. Aku up 1/1 ya hehe ... terimakasih banyak sudah berkenan baca ♥️
total 1 replies
iqbal nasution
masa lalu..
iqbal nasution
judul babnya resep masakan ala chef autor
MeridianBarat🐣🌼: 🤣🤣 itu resep beneran, tau, Kak ... coba bikin deh. 🤧
total 1 replies
Rosalina
Parah ni milanaaaaa
MeridianBarat🐣🌼: 😭 kebangetan dia mah
total 1 replies
Rosalina
Jenis cerita ini alurnya ringan banget ya KK. buat ak yg suka cerita ringan ini bagus dan rekomen tapi mungkin untuk orang yg terbiasa baca cerita yg part awal udah dar der dor naik turunkan emosi ini mungkin sedikit membosankan tapi untuk ak penyuka bacaan ringan ini rekom KK.
Rosalina
Cerita ini jenis cerita yang ringan. Untuk yang suka cerita gak terlalu berat konfliknya, ini cocok. tapi kalau yang biasa baca cerita dar der dor di awal, kayaknya mungkin menurut mereka membosankan.tapi buat aku yg suka cerita ringan dan alur santai, ini rekomen
iqbal nasution
alur ceritanya terlalu datar...gampang bosan kalau bacanya, yg lain udah bagus
MeridianBarat🐣🌼: ah, bener kak ... cerita ini emang alurnya lumayan lambat 🤧 emang ini cerita ringan hihihi. Terimakasih banyak, Kak 🫰
Rosalina: nah kan. Kk ini kyknya terbiasa baca cerita yg di part awal udah dar der dor Ama konflik, JD psti menganggapnya bosan. tp ttp smngat up y kk.
total 3 replies
The first child
Milana kalo di kamar mandi menghayal gak ya??🥲
MeridianBarat🐣🌼: 😂 kayaknya nmenghayal sambil nyaynyi, Kak 🤣

Btw, tengkiu udah mampir dan berkenan baca, Kak. 🤩🫰
total 1 replies
Rosalina
next thor, semngat sllu ya
MeridianBarat🐣🌼: wah ... terimakasih banyak, Kak. Ditunggu aja ya, next part insyaallah aku up besok🫰
total 1 replies
⌓̈⃝𓆩ImAntifragile𓆪દᵕ̈૩
semangat nulisnya😺
MeridianBarat🐣🌼: Terimakasih banyak, Kak 🫰🫰
total 1 replies
iqbal nasution
next..
MeridianBarat🐣🌼: 🤩 ditunggu ya, Kak. 🫰 Terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!