NovelToon NovelToon
Alea Anastasya Dwi?

Alea Anastasya Dwi?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Fantasi Wanita
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: cucil

ini tentang alea si gadis polos keturunan mata sipit yang mencari jawaban mengenai hidupnya

tentang ketidak Adilan yang dia terima dari orang orang dekat yang dia sebut keluarga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

twenty-nine

Hari Senin cerah.upacara bendera di laksanakan, sekarang adalah giliran kelas alea yang menjadi petugas. Gadis itu bersama dengan sahabatnya berdiri di antara barisan rombongan paduan suara.alea tidak mau terlalu menonjol menjadi petugas, lagi pula, jejeran barisan pemandu suara berada tepat di bawah batang pohon kalpataru yang besar. Cukup mampu menaungi mereka dari sengatan cahaya matahari pagi.

" Pstt...eh,lea".

" Apa?". Alea melirik sedikit pada rachel, sementara perempuan itu heboh melihat ke kiri - kanan sebelum membisikkan pembukaan gosip untuk sahabat nya.

" Kamu tahu nggak kemarin geng red girls kecelakaan, nabrak tiang pembatas". Kata Rachel memberitahu, sebelah tangan nya digunakan untuk menutup samping bibir agar suaranya tidak kemana-mana.

Alea meluruskan pandangannya ke depan, sedikit kaku dan tegang. Dia tentu saja yang paling pertama tau tentang berita itu.

" Oh, ya?". Kata Alea pura-pura kaget. " Wah, parah sih".

" Iya, katanya si dara sama Priska kakinya patah. Karena mereka duduk di depan. Duanya lagi si kak Nindy sama Jesy cuma luka-luka tapi lukanya lumayan serius. Soalnya kaki mereka jadi borokan kena besi ".

" Demi apa?".

" Ditabrak tronton apa,ya mereka?". Kata Rachel bicara sendiri.

" Enggak, mereka ditabrak rolls- ". Alea membola mata, lekas menghentikan kata-katanya dengan menutup mulut.

" Ditabrak apa? ". Tanya rachel.

" Nggak tahu, kayanya iya ditabrak tronton".

" Kalo ditabrak tronton mereka gepeng lah". Lia temen satu kelas alea dan rachel ikut nimbrung. " Secara bobot tronton berkali-kali lipat dari mobil yang red girls kendarai. Gimana sih kalian".

" Oh, gitu ya. Nggak tahu sih, gue cuma menerka-nerka aja. Nggak usah nyolot gitu dong, li ".

" Siapa juga yang nyolot. Diem lu pada, berisik.lagi mau pidato nih kepsek kita ". Beritahu nya.

Ketiga orang itu lalu menatap ke mimbar untuk memperhatikan pria gemuk pendek sedikit buncit yang menyampaikan nasihat tentang hati-hati dalam berkendara.

" Kemarin empat siswa dari sekolah ini mengalami kecelakaan lalu lintas.masih dirawat di rumah sakit kota, ada juga yang dibawa langsung ke Singapura untuk penanganan khusus.jangan ngebut-ngebut atau ugal-ugalan di jalan, berbahaya". Ucap pak kepsek.

" Padahal gue denger kabarnya kalau mereka mabuk-mabukan. Pas di periksa aja mereka semua positif dalam pengaruh alkohol kok ". Lia berbicara.

" Oh,ya? ". Alea kaget sendiri.

" Udah nggak aneh lagi,lea, kalau anak-anak kayak gitu tingkahnya pada mabuk mabukan. Di dalam mobil mereka juga ada rokok kok. Buat nutupin kasus, kayanya ortu mereka sepakat deh bungkam media dan meminta polisi mencatat laporan itu sebagai kecelakaan tunggal. Malah ribet nanti kalau kasusnya diterusin. Bisa tercemar reputasi sekolah, mereka, dan nama orang tua mereka ".

Alea dan Rachel angguk-angguk. Entah harus merasa prihatin atau senang, alea tidak tahu. Pasalnya dia merasa lega karena red girls tidak akan tahu wiliam pelakunya, danPrihatin karena semua ini menyebabkan banyak pihak yang dirugikan.

Jam pelajaran pertama selesai. Alea keluar bersama teman-temannya menuju ke kafetaria.beberapa siswa terlihat ramai memesan ragam makanan dan duduk di bangku yang disediakan.

Saat alea sedang memilih lauk, tiba-tiba seseorang menabrak nya pelan dan membuat isi makanan dalam piring Alea hampir tumpah.

" Eh, sorry. Aku nggak sengaja, soalnya tadi aku panggil kmu nggak denger".

Alea mengadah dan bertemu dengan kakak kelasnya. Seperti biasa, Aiden tampil layaknya pusat perhatian. Tanpa harus memeriksa sekeliling alea tahu kalau ada banyak mata yang sedang memandang ke arah mereka.

" Kak Aiden".

" Hai. Kita ketemu lagi". Aiden menyapa dengan mengangkat sebelah tangannya. laki-laki itu tersenyum sedikit kikuk, dia mengusap belakang kepalanya untuk mengurangi gugup.

Bicara pada alea sebelum nya lancar lancar saja seperti jalan tol jakarta, tapi sejak pertemuan terakhir mereka Aiden jadi salah tingkah sendiri melihat gadis itu.

" Emm, persiapan olimpiade Kamu gimana?". Tanya Aiden memulai basa-basi.

" Masih banyak yang perlu dipersiapkan lagi sih, tapi hampir setengah lembar contoh soal yang kakak kasih kemarin udah aku kerjakan ".

" Semuanya?".

" Setengahnya ". Ulang Alea.

" Oh, ya,setengah, yah. Cepet juga ". Aiden melirik bangku yang kosong lalu menghadap alea untuk mengajaknya ke sana. " Kita ngobrol di meja itu mau? Kamu juga mau makan, kan ".

Alea menunduk menatap piringnya " iya". Gadis itu mengangguk. " Yaudah,yu ".

Mereka ngobrol seperti biasa masalah soal olimpiade matematika dan beberapa hal rumit yang menurut alea sulit untuk dia pecahkan sendiri. Aiden dengan tenang menjelaskan detail pemecahan masalah yang ada, laki-laki itu dengan lancar di luar kepala memberi petunjuk untuk kesulitan alea pada matematika.

" Dulu kakak juara satu,ya? ".

Aiden mengangguk, menikmati jus apel kemasan di tangannya.

" Soalnya susah?".

" Kamu nggak bosen bahas soal matematika terus? Kamu nggak mau bahas yang lain ".

Alea yang sedang menyuapkan makanan ke mulutnya jadi menggantung.

" Ah, emm, bahas apa ya".

" Soal buku yang kemarin? Gimana? Seru nggak sekuelnya ".

" Ahhh". Alea mengangguk-angguk, teringat pada kerusakan yang terjadi pada buku itu. Dia jadi sedikit panik, akibatnya alea makan cepat-cepat sampai nampan makanannya habis. Di nusa bakti memang ada jatah makan untuk para siswa dengan ragam menu seperti hari.

Meskipun negeri, tapi fasilitas sekolah ini sangat besar dan mewah, itu karena banyak donatur yang menyumbang setiap tahunnya. Rata-rata alumni dari sekolah menengah atas ini menjadi orang-orang kaya terkenal,artis, penjahat, arsitek, dan lain-lain. Maka dari itu reuni tahunan selalu menghasilkan banyak dana tambahan.

Belum lagi anak-anak orang kaya yang bersekolah di sini.orang tua mereka biasa memberi bayaran lebih untuk meningkatkan mutu pendidikan atau kalau anak mereka terlalu bodoh dan tidak bisa menunjang diri dengan nilai.

" Soal buku itu sebenarnya". Alea menelan ludah.dia menggeser piring makanannya. Wajah gadis itu sedih dan takut.

" Kenapa?".

" Maaf,ka. Bukunya rusak,aku... Aku jatuh kesandung pas lagi baca sambil jalan, terus bukunya kena lumpur.jadi beberapa halaman ada yang rusak parah sampai sobek ".

Aiden membola matanya. Sedikit terkejut dengan laporan Alea, padahal buku itu adalah buku kesayangannya.

" Aku mau tanggung jawab kok, kak. Sama temenku". Alea melirik ke kiri, teman yang dia maksud sebenarnya adalah william.

" Emm, sama dia lagi diusahakan buat nyari. Aku kemarin sudah keliling gramedia buat nyari buku yang sama, ternyata emang udah nggak ada".

Aiden tampak diam, alea tidak tahu apakah kakak kelasnya akan memarahi nya atau tidak. Yang jelas dia sudah siap dengan konsekuensinya. Bahkan William sendiri sudah memberi saran lain dengan mengganti berupa uang.

" Kamu ". Kata Aiden akhirnya berbicara.

" Ya, kak?".

" Kamu nggak apa apa?".

Mata Alea berkedip bingung. " Maksudnya?".

" Kamu bilang kamu jatuh, parah nggak? Daripada buku, kayaknya aku lebih khawatir kamu. Kamu jatuhnya di mana? Ada yang luka".

" Gak ada, aku baik-baik aja. Aku jatuh ke lantai kok, sakit sih emang, tapi aku bawa tes di depan. Jadi hentakannya nggak terlalu terasa ".

" Baguslah". Aiden tersenyum. Dia berdiri dari duduknya, tinggi menjulang menatap alea yang masih duduk.

" Kayaknya istirahat udah mau selesai, aku ke kelas dulu. Kalau ada yang mau kamu tanyakan soal olimpiade matematika, temui aja aku".

Senyum Alea terbit. Rasanya lega melihat kakak kelasnya tidak marah. entah amal ibadah apa yang alea lakukan kemarin sampai dia mendapat 2 kabar baik, meski kabar pertama tidak terlalu baik.

" Makasih, ya, kak".

" Sama-sama, lain kali jangan baca sambil jalan, ya".

Alea mengangguk.

Aiden sudah membalik badan siap pergi, tapi dia kembali memutar tubuhnya lalu mengusap puncak kepala Alea. Setelahnya baru dia benar-benar pergi.

Alea yang diperlakukan seperti itu melebarkan mata bingung. Jantungnya berdegup kencang, sementara Aiden. Dia salah tingkah di jalan.

1
cucil
ya ampun..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!