Nama panggilannya Surya. Pemuda biasa yang bekerja sebagai tukang dekorasi pengantin itu akan mengalami banyak keanehan.
Anak muda yang sudah lama tidak menjalin hubungan asmara, tiba-tiba didekati beberapa perempuan dengan status yang berbeda-beda.
Awalnya Surya merasa senang dan menganggap itu adalah hal normal. Namun, ketika dia pengetahui ada rahasia dibalik botol parfum yang dia temukan, seketika Surya menjadi dilema.
Akankah Surya akan membuang botol parfum itu? Atau anak muda itu akan menyimpan dan menggunakannya demi kesenangan dia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan Bangun tidur
Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam lebih beberapa menit. Setelah berbincang dengan dua wanita yang mengontrak di dekat tempat tinggalnya, Surya memutuskan pulang dan kini dia tengah berbincang dengan kedua orang tuanya yang sedang santai di ruang tengah.
"Mencari barang yang ketuker?" tanya Surya ketika sang emak menceritaikan tentang kedatangan dua pria asing di warungnya, yang mencari seseorang sampai ke wilayah tempat tinggalnya demi sebuah barang. "Barang apa yang dicari, Mak?"
Emak menggeleng. "Mereka nggak ngomong barang apa yang dicari," jawab Emak sambil merapikan pekerjaannya yang telah selesai. "Mereka cuma bilang barang yang sangat penting."
"Kalau nggak penting, mereka nggak bakalan mungkin mencari sampai ke sini, Mak," Bapak yang bersuara. "Emang ketukarnya di mini market sebelah mana? Harsunya ada riwayat kamera pengawasnya kan?"
"Di persimpangan dekat lampu merah. Mereka sudah ngecek kamera pengawas," jawab emak. "Mereka juga sudah dapat rekaman orang yang membawa barang itu. Tadi mereka nunjukin ke emak, cuma mata emak nggak bisa melihat wajahnya dengan jelas."
"Oh..." Bapak nampak anggut-manggut. "Selain rekaman kamera pengawas, apa nggak ada petunjuk lain?"
"Nggak ada," balas Emak. "Makanya mereka kesulitan menemukan orangnya. Katanya sudah hampir satu minggu mereka mencari tapi nggak ketemu juga."
"Hm.., ya susah kalau kaya gitu," balas Bapak. "Apa lagi itu barang berharga, kemungkinan yang menemukannya juga bakalan enggan mengembalikannya."
"Emak juga mikirnya gitu. Tapi tadi mau ngomong kaya gitu, takut mengecewakan mereka, jadinya emak hanya bisa mendoakan semoga lekas ketemu aja."
Bapak kembali mengangguk beberapa kali sedangkan Surya masih diam dengan pikiran yang berkelana ke satu kejadian begitu mendengar cerita dari emaknya.
"Apa jangan-jangan itu orang yang sama dengan orang yang ketuker barangnya dengan obat batuk?" gumam Surya dalam hati. Dari cerita yang dia dengar, Surya merasa kejadiannya hampir sama persis.
"Tapi, masa gara-gara parfum yang nggak wangi sampai segitunya? Nggak mungkin kan parfum seperti itu menjadi barang berharga?"
Hati dan pikiran Surya pun bergulat sampai dia akhirnya memutuskan masuk ke dalam kamar ketika ponselnya berdering dan menunjukan ada seseorang yang hendak melakukan panggilan video.
Surya hanya bisa tersenyum lebar saat menerima panggilan video dari salah satu wanita yang pernah merasakan isi celananya. Wanita benar-benar berani memamerkan lubang nikmatnya sambil melakukan panggilan video dan berharap Surya bisa datang iuntuk melakukan hubungan ranjang lagi bersamanya.
Tentu saja jiwa laki-laki Surya langsung bangkit mendapat pemadangan seperti itu. Jika jarak rumahnya dekat, mungkin Surya akan segra menghampiri rumah wanita itu.
Sayangnya selain jarak rumahnya yang cukup jauh karna beda desa, waktu juga sudah menunjukan hampir tengah malam. Jadi Surya memilih menahan diri dan berusaha meyakinkan wanita itu kalau dia akan datang ke rumahnya lain waktu dan memenuhi ajakannya.
Hingga pada akhirnya, ketika waktu terus bergerak maju, rasa kantuk pun mulai menyerang mata Surya dan tak butuh waktu lama, anak muda itu segera terlelap untuk menyambut esok hari yang belum ada rencana sama sekali untuk menjalaninya.
####
Ketika hari kembali berganti, Surya bangun di saat waktu sudah menunjukan pukul sebelas siang. Seperti biasa juga, setiap kali bangun tidur, pasti Surya akan mencari dan mengecek ponselnya.
Tidak ada pemberitahuan penting yang masuk ke dalam ponselnya. Hanya ada pesan biasa dari para wanita yang tergila-gila dengn ketiaknya.
Meski begitu, Surya cukup senang mendapat pesan dari mereka. Ponselnya jadi terlihat sibuk dengan kehadiran pesan yang dikrim para wanita itu.
Bahkan para wanita itu tak segan-segan memanggil Surya dengan sebutan sayang dan Surya tidak keberetan sama sekali.
"Sur! Surya!" tibat-tiba suara Emak menggelegar memanggil nama anaknya yang masih asyik berada di dalam kamarnya. "Ada tamu tuh!"
"Tamu!" Surya nampak terkejut mendengarnya. "Siapa, Mak?" balas Surya tak kalah keras.
"Nggak tahu, tamu perempuan," balas Emak.
"Perempuan?" mau tidak mau Surya langsung bangkit dari kasur dan segra keluar hanya menggunakan kolor yang dia pakai sejak semalam. "Loh, Mbak Rani?" ucap anak muda itu begitu langkah kakinya sampai di ruang tamu.
Perempuan bernama Rani langsung tersenyum lebar melihat kedatangan Surya. "Kenapa? Kaget ya?" tanya wanita itu dengan wajah sangat ceria.
"Ya kaget, Mbak," jawab Surya. "Mbak Rani sengaja datang ke sini apa?" seketika rasa khawatir menyergap anak muda itu.
"Iya dong," balas Rani. "Aku udah kangen sama kamu tahu," jawabnya.
Mendengar hal itu surya langsung celingukan, takut emaknya mendengar nanti malah terjadi sesuatu yang Surya tidak inginkan.
"Aduh, Mbak, nanti emak curiga gimana?" kali ini Surya berkata dengan suara lirih.
"Curiga kenapa?" Rani malah menanggapinya dengan santai. "Aku kesini sekalian beli makanan di warung ibu kamu. Yah, walaupun itu hanya modus sih agar aku bisa ketemu kamu."
"Terus tadi waktu Mbak Rani nyariin aku, ngomongnya gimana?"
"Aku bilang aja, kalau aku pengin tanya-tanya soal jasa kamu untuk mendekorasi pelaminan, makanya aku tadi langsung di suruh masuk untuk ngomong langsung sama kamu"
"Ya ampun, sampai segitunya, Mbak," Surya cukup terkejut mendengarnya. Namun dia sedikit lega begitu mendengar alasan Rani menemuinya.
"Ya gimana lagi, orang aku udah kangen sama kamu," balas Rani dengan entengnya. "Seandainya rumah ini sepi, aku pasti bakalan langsung cium ketiak kamu sekarang juga. Apa lagi kamu baru bangun tidur, pasti baunya enak banget tuh."
"Ya ampun, mbak," Surya sampai ternganga mendengarnya.
"Kamu tahu nggak," ucap Rani lagi. "Aku bahkan sengaja nggak pakai celana loh."
"Hah!" mata Surya sontak melebar. Apa lagi ketika wanita yang duduk di seberang meja, dengan santainya membentangkan kedua pahanya. Dari balik gaun selutut yang dikenakan Rani, nampak jelas terlihat aset pribadi milik wanita itu yang dihiasi bulu tipis nan rapi.
"Ya ampun, Mbak, kok bisa nekat banget sih."
"Demi menyenangkan kamu, Sayang," balas Rani enteng. "Kamu siang ini ada acara nggak? Kalau nggak ada, main ke rumahku yuk?"
Surya tahu benar arti dari ajakan wanita itu. Jiwa laki-lakinya langsung meronta membuat anak muda itu terasa berat untuk menolak godaan yang datang.
"Ya mending Mbak pulang dulu, nanti sekirar 15 menit aku ke sana, biar Emak nggak curiga, gimana?"
"Baiklah."
Dan tanpa basa-basi, keduanya langsung menjalankan rencananya.
Beberapa menit kemudian setelah Surya pergi, nampak sebuah motor datang dan berhenti tepat di dekat warung Emak. Sosok pengendara motor tersebut turun dari motor lalu melangkah mendekati warung tersebut.
"Misi, Bu," sapa sosok tersebut.
"Iya," balas Emak tak kalah ramah.
"Apa benar, ini rumahnya Surya yang bekerja di tempatnya Pak Rusdi?"
"Iya, benar, Mbak siapa ya?"
"Saya orang yang hendak menyewa jasanya, bu, Suryanya ada nggak ya?"