dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.
aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.
tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.
jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
diujung tanduk
para monster bergerak mendekati istana. namun tidak mudah bagi mereka. karena ada dua orang yang berjaga di depan gerbang istana.
sans menendang tanah, sekejap tubuhnya menghilang karena kecepatannya yang luar biasa. dia bergerak dengan lincah membunuh semua monster yang dia lewati, hanya dengan satu sayatan tepat di leher. monster bahkan tak menyadari sampai leher mereka tiba-tiba dipotong.
sans sama sekali tak menahan diri meningkatkan kecepatan lagi dan lagi, menumbangkan monster sebanyak-banyaknya. dia yang tidak ikut peperangan dari awal memiliki lebih banyak tenaga dan manna.
Sama seperti miri yang tidak mengikuti perang sebelumnya. dia juga tak menahan diri. sepuluh tali aura di sekitarnya memanjang, ia membuat tiap-tiap ujungnya tajam, menjadi sebuah cambuk mematikan. lalu dengan mengikuti arah pikirannya, sepuluh cambuk bergerak menghantam monster. tubuh monster terbelah begitu saja setelah menerima satu cambukan, lalu diikuti dengan monster lainnya yang terpental dan terbelah. tak terasa, hanya dalam beberapa detik, sudah puluhan monster yang dibantai miri sendirian.
"ugh... teknik ini membuat kepala pusing" ucap miri memegangi kepalanya. tapi teknik miri sangat menguras mental, seperti halnya seorang yang menggunakan teknik yang sama berturut-turut. jika terlalu lama otaknya akan terbakar.
Namun semua geng hembusan angin memiliki pelatihan untuk keadaan itu. mereka sudah berkali-kali dipaksa ragas mengalami keadaan itu. lagi dan lagi sampai mereka mulai terbiasa dan mampu menggunakan teknik yang sama lebih lama. mira dan opi adalah yang paling hebat dalam menggunakan teknik yang sama terus menerus, karena selagi menggunakan teknik, mereka berdua menyembuhkan kepala mereka. itu akan terasa menyakitkan, tapi sebagai gantinya otak mereka tidak terbakar. seperti sebuah pendingin yang dipasang dalam sebuah mesin.
"yang besar datang". miri melihat bangunan diterobos. ada monster setinggi enam sampai tujuh meter yang masuk jangkauan.
Cambuk miri hanya menggores tubuh monster dan membuatnya marah. monster raksasa langsung bergerak menerobos cambuk miri. miri menegang karena tak dapat berbuat apa-apa.
Sans muncul memotong urat di kaki monster. seketika monster terjatuh. lalu serangan berikutnya menebas tengkuk monster.
"aku akan urus monster yang besar, kau hajar saja yang kecil-kecil" ucap sans.
"aku mungkin hanya bisa lima menit lagi".
"tidak masalah, mereka sedang menuju kemari. harusnya sebelum kau kehabisan manna mereka sudah sampai". sekali lagi sans maju langsung mengincar monster raksasa.
"kerja lembur begini, kau harus banyak membayar aku ragas". miri kembali mengayunkan cambuk tajamnya, memotong monster yang mendekat.
Sans dan miri mulai kehilangan. banyak monster yang mengambil jalan memutar dan mencoba menerobos dinding istana. beberapa monster bahkan sampai di halaman istana.
"sial". sans melihat ada beberapa monster yang berhasil sampai di halaman istana. dia sadar, hanya dua orang tak mungkin untuk menahan monster yang mencoba menerobos istana.
Tapi bantuan datang tepat waktu. bola api jatuh meledakkan halaman beserta monster-monster di atasnya. setelahnya api melesat jatuh di halaman yang sudah di ledakkan. api perlahan menghilang memperlihatkan eris dan alpen di dalamnya.
Siluet putih menembus kepala monster raksasa. riska sudah datang dan siap membantu dengan panahnya.
Opi muncul di samping miri. dia menenangkan miri yang kelelahan.
"mundurlah dulu, kau hampir pingsan bukan". opi tau miri hampir pingsan hanya dari melihat wajah pucatnya. teknik cambuk manna yang dia gunakan memakan banyak manna dan menguras otak. itu seperti menggerakkan sepuluh bagian tubuh dengan tugas berbeda secara bersamaan dengan tepat.
"baguslah ada yang mengerti, aku mundur dulu". miri menyembunyikan raut wajahnya sekejap, tapi keringat dan nafas beratnya tak dapat disembunyikan. cambuk manna di sekitarnya menghilang menjadi uap. miri mundur dan masuk ke istana.
Satu monster serigala sepanjang dua meter maju ingin menerkam opi. tapi hanya dengan sekali pukul, cuma dengan kekuatan murni, rahang serigala patah dan tubuhnya ambruk mati.
empat Monster setinggi enam dan tujuh meter terbelah menjadi beberapa bagian. rud baru saja melewatinya, ada cakar aura putih di kedua tangannya. baru saja dia mendarat berbagai macam monster menyerbu. tapi dengan beringas rud mencabik-cabik mereka.
"akhirnya aku dapat lawan yang bisa dipotong". kekesalan sebelumnya ketika melawan monster banteng setengah kuda dia lepaskan disini.
Rud maju datang ke gerombolan monster menghabisi mereka sekaligus. darah ungu dan hitam menyembur dari tiap potongan. beberapa hanya tergores, tapi serangan berikutnya akan langsung memotong mereka. dia sama sekali tak menahan diri, menggunakan semua manna yang tersimpan untuk menerjang, mencabik, dan memotong. dia hanya ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat.
...****************...
cahaya matahari mulai redup, hampir saja dia tenggelam. suara-suara perang masih terdengar. penduduk yang mengungsi di ujung kota dapat mendengar ledakan-ledakan di kota mereka dan suara-suara teriakan. mereka berdoa sepenuhnya kepada dewa-dewa yang mereka percayai, salah satunya dewa kebijaksanaan.
Di alam dewa yang jauh dewa kebijaksanaan marah, kepada dewa labirin dan cobaan. udara di sekitarnya bergetar. dewa-dewa lain yang berada di sana jatuh terduduk menghadapi tekanan darinya. kecuali beberapa dewa tinggi disana, termasuk dewa labirin dan cobaan.
"apa kau sadar dengan perbuatan kamu?" tanya dewa kebijaksanaan dengan amarah.
"iya, aku sepenuhnya sadar, tapi aku tidak salah" jawab dewa labirin dan cobaan tanpa gentar.
"apa maksudmu"
"aku menciptakan labirin yang bisa diatasi oleh orang-orang disana"
"apa kamu pikir ras manusia lemah itu bisa mengatasi labirin sekuat itu".
"iya, kamu bisa menggunakan timbangan kamu kalau tidak percaya".
Tanpa banyak bicara, dewa bijak sana mewujudkan timbangan emas raksasa di tengah-tengah mereka. sisi kanan timbangan menunjukkan kebenaran dan kiri menunjukkan kesalahan. tapi timbangan langsung condong ke sebelah kanan yang menunjukkan kalau dewa labirin dan bencana memang menciptakan labirin yang mampu di atasi orang-orang di sana.
Semua dewa terkejut karena tak mengira kalau ras manusia di sana dapat mengatasi labirin peringkat tinggi yang mengalami bencana.
"jadi kamu tidak bohong, tapi meciptakan labirin peringkat tinggi tanpa berbicara pada kami merupakan suatu pelanggaran. kamu akan ditahan selama satu tahun dalam penjara kekosongan".
"aku mengerti" dewa labirin dan cobaan menerima dengan tulus. baginya dipenjara selama setahun adalah harga murah. yang penting baginya adalah ragas.
...****************...
cahaya matahari mulai redup. begitu pula cahaya dari aura kuning agam. tubuhnya jatuh terduduk, pedang di tangan kiri yang hanya tinggal separuh jatuh berdenting. daya hidupnya hanya cukup untuk membuatnya sadar dan sedikit bergerak. sedangkan bos monster tak memiliki luka yang berarti, itu sembuh sesaat kemudian.
Agam kesal karena tak dapat bertarung lagi. begitu juga dengan bos monster di hadapannya. dia terlihat kesal karena lawannya kehabisan tenaga.
"sangat di sayangkan, itu tadi pertarungan yang bagus". bos monster melangkah melewati agam. pandangannya jauh menatap ke istana di dalam kota. satu lagi lawan yang akan membuatnya menikmati pertarungan.
"bunuh aku... " ucap agam.
"tidak, kau harus melihat sampai akhir, bagaimana nasib kerajaan yang kau coba lindungi. masih ada satu lawan yang pantas disana"
Bos monster menekuk kaki lalu dengan tendangan kuat tubuhnya melambung ke langit meninggalkan agam yang masih disana.