Bintang, harus pasrah saat dipaksa menggantikan adiknya, yaitu Azkia. Untuk menikah dengan seorang pria yang mempunyai kepribadian langka.
"Kenapa kamu mengorbankan Kakak? Dia kan di Jodohkannya dengan kamu, bukan aku."
"Aku tidak sudi, menikah dengan Pria yang Alergi pada wanita. Gimana mau bahagia," jawab Azkia dengan ketus.
Emillio Ferdinand, pria yang mempunyai kepribadian langka, harus menerima jika dia di jodohkan orang tuanya dengan Azkia. Dan apakah reaksi Emil, saat mengetahui jika pengantinnya di ganti?
Apakah rumah tangga Bintang dan Emil, akan bertahan? Dengan keadaan Emil yang Alergi jika di sentuh wanita. Atau, mampukah Bintang menyembuhkan penyakit Emil?
Simak yuk kisahnya hanya di Novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembaran Ikan Cupang
Happy Reading.....
Keesokan harinya, Bintang sudah bersiap dengan setelan kerjanya. Dan dia juga sudah menyiapkan baju untuk Emil, tapi sedari subuh Bintang bangun dia belum melihat Emil masuk ke dalam kamar.
''Apa dia benar-benar marah dengan ucapanku semalam?'' gumam Bintang sambil menatap kearah pintu kamar.
Kemudian dia memutuskan untuk menyusul Emil ke kamar tamu. Karena Bintang yakin, jika pria yupi itu berada di sana, tapi saat Bintang membuka pintu, kepalanya tidak sengaja terbentur sebuah bidang yang keras namun sedikit empuk.
''Aduh .... Jidatku benjol,'' ringis Bintang sambil mengusap jidatnya yang terasa sakit.
Eekhm ... Emil berdehem, membuat Bintang seketika mendongkak dan menatap wajah Emil sambil menampilkan deretan gigi putihnya. Tqnpa menyapa Bintang, Emil menerobos masuk ke dalam kamar lalu dia masuk ke dalam kamar mandi.
''Dasar es kobokan piring! Bukannya nyapa, morning honey, my wife, sweety, baby, sayang. Ini main nyelonong aja, udah kayak kucing nyolong ikan asin.'' gerutu Bintang sambil menatap pintu kamar mandi.
Kemudian dia pun melanjutkan merias wajahnya, dan tak lama Emil pun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang dililit di pinggang tanpa menyapa Bintang sama sekali.
Bintang merasa aneh dengan sikap Emil, dia merasa pria itu sedang marah kepada dirinya akibat ucapannya semalam. Kemudian, Bintang pun bertekad untuk meminta maaf kepada Emil, dia takut pria itu tersinggung.
Setelah melihat Emil keluar dari ruangan ganti dan bersiap untuk keluar kamar menuju lantai bawah, Bintang seketika menahan lengan pria itu. Dan Emil sangat terkejut, namun dia mencoba untuk menetralisir perasaannya agar tidak merasa sesak.
''Tunggu!''
Emil menoleh ke arah Bintang, dan melihat wanita itu. ''Ada apa?'' tanya Emil dengan dahi mengkerut. Kemudian Bintang melepaskan tangannya di lengan Emil, dia merasa heran sebab pria itu tidak merasakan sesak sedikitpun.
''Kamu tidak merasakan sesak, saat aku pegang?'' tanya Bjntang dengan penasaran, dan Emil langsung menggeleng.
''Tidak! Aku tidak merasakan sesak sedikitpun. Temanku bilang, jika aku harus menetralisir perasaanku agar aku bisa untuk mengontrol rasa sesak itu,'' jawab Emil dengan tenang.
''Iya, dia benar. Kamu harus bisa untuk menahan rasa sesak itu. Kamu harus bisa kendalikan perasaan kamu. Kamu harus sembuh.''
''SEbenarnya, kenapa kamu menahanku?'' tanya Emil kepada Bintang, dan wanita itu langsung menepuk jidatnya. ''Astaga! Iya aku lupa, es kocokan begini. Aku mau tanya, apakah kamu marah kepadaku?'' tanya Bintang pada akhirnya.
''Marah? Marah kenapa?'' bingung Emil dengan tatapan menyipit ke arah Bintang. Dia bahkan tidak marah saat Bintang menyebutnya es kocokan, karena itu sudah biasa di telinga Emil.
''Iya soal semalam, soal aku menyebut kamu tidak normal, tapi bukan begitu kok maksud aku. Itu karena kamu kan tidak bisa--''
''Tidak bisa terangsang maksud kamu?'' potong Emil sambil menatap tajam ke arah Bintang. Kemudian dia melengos menuju pintu kamar. ''Kamu salah, jika aku tidak terangsang. Aku ini pria normal, melihat tubuh bugilmu sudah pasti aku akan terangsang,'' sambung Emil. Setelah itu dia keluar dari kamar menuju lantai bawah.
Bintang merasa bersalah atas ucapannya kepada Emil. ''Berarti semalam, singkong bakar dia berdiri dong saat melihat tubuhku? Waduh ... kok aku jadi penasaran ya seberapa besar singkong bakarnya?'' gumam Bintang sambil mengetuk dagunya dengan tatapan ke atas.
Namun seketika dia menggeplak kepalanya sendiri. ''Astaga Bintang! Apa yang kamu pikirkan? Pikiranmu itu sungguh sangat jorok dan juga mesuum. Kau itu tidak ubahnya seperti dia Bintang. Ah sudahlah, lebih baik aku ke bawah saja. Bisa-bisa Mama Ria ngomel-ngomel lagi kalau aku tidak segera sarapan.''
Bintang pun keluar dari kamar sambil menenteng tasnya menuju lantai bawah untuk ke ruang makan, di mana semua sudah berkumpul untuk sarapan. Dan Saat dia sampai di sana dan duduk di sebelah Emil, bahkan pria itu tidak menengok ke arah Bintang sedikitpun.
***********
Siang ini, Bintang ada meeting dengan Emil keluar kota. Tepatnya ke kota Bogor. Karena ada klien dari Eropa yang ingin bertemu dengan Emil untuk membicarakan proyek yang berada di Bogor.
Saat Emil dan Bintang keluar dari ruangan untuk menuju lift, tiba-tiba seorang wanita menghentikan langkah mereka.
''Haduh ... kenapa harus temennya ikan ****** sih yang datang?'' gerutu Bintang dengan kesal, sambil menekuk wajahnya saat melihat Nayla datang, dan melangkah menuju ke arahnya dan juga Emil.
Wanita tanpa malu itu pun langsung bergelayut manja di lengan Emil, kemudian dia berucap dengan manja, ''Emil, hari ini 'kan ulang tahun aku. Kamu nggak ngucapin selamat ulang tahun sama aku? Kamu jahat banget sih!'' manja Nayla sambil mendekap lengan Emil dengan erat.
Dia sengaja melakukan itu di hadapan Bintang, untuk membuat wanita itu cemburu, tapi di sisi lain Bintang melihat jika Emil mulai sesak napas. Dia juga melihat jika Emil mencoba untuk melepaskan pegangan Nayla, tetapi gadis itu seperti ulet keket yang tidak bisa lepas dari pohon.
Dengan kasar Bintang pun menarik tangan Nayla, hingga membuat pegangan wanita itu terlepas di lengan Emil.
''Heh, kembaran ikan ******. Sudah dibilang jangan pegang-pegang suami orang. Masih aja bandel ya! Kamu itu kayak anak SD tahu nggak sih? Susah banget dibilangin!'' geram Bintang sambil menatap Nayla dengan tajam.
''Apa kamu bilang! Kembaran ikan ******? Heh, cewek PEA, dengerin ya!Nama gue itu Nayla. Enak aja main namain orang kembaran ikan ******? Kemarin lu namain gue ikan nila, sekarang lo namain gue kembaran ikan ******. Besok-besok lu namain gue sama apa?'' Nayla marah kepada Bintang, bahkan dia berucap dengan nada yang tinggi.
Bintang tentu saja terkekeh mendengar ucapan Nayla. Kemudian dia melipat kedua tangannya di depan dada, dan melihat Nayla dengan angkuh. ''Jelas aja lah, lo itu kan ikan nila. Udah pasti kembarannya ikan ******? Nama lo itu nggak ada cocok-cocoknya. Atau lo.mau gue samain, sama ikan lele berkumks hah! Wajah lo mirip soalnya. Dan asal lo tahu ya! Kalau lo sekali lagi berani nyentuh suami gue, dan sekali lagi lo berani godain suami gue. Maka gue bener-bener nggak akan segan buat kasih sendal gue, buat nabok tuh pipi lo, Paham!''
Setelah mengatakan itu Bintang menarik tangan Emil untuk masuk ke dalam lift, dan dia meminta Billy untuk mengurus Nayla.
Hati Bintang benar-benar gondok melihat wanita setengah ikan itu berada di kantor suaminya. Kemudian dia menghentakkan kakinya dengan kesal saat berada di dalam lift, dan semua kekesalan Bintang tidak luput dari pandangan Emil.
Sejujurnya pria itu tersenyum di dalam hati, saat melihat kekesalan istrinya. 'Dia benar-benar imut saat sedang kesal. Apalagi wajahnya ditekuk seperti itu, macam ikan buntal aja.' batin Emil tertawa di dalam hati.
Bersambung........
aku ajah lihat baju gitu ingin tak bakal menggelikan 😅😅
apa enak nya sihh ikut mertua aku sajahhh jadi bintang ogahhh sumpekkk 😂😂😂😂🤣🤣🤣,,
sulit gerak nafas tinggal seperempat 😀
jarang ada wanita menerima apalagi tanpa cinta
biasanya wanita akan lebih egois apalagi tanpa cinta
bener gak Thor 🤭
pernah kehilangan seorang ayah diwaktu masih SMK tapi tetap sakit meskipun hanya 1 tahun sekali
kurang kasih sayang seorang ayah tau² pergi merasa gak percaya gitu 🤧