Wonderful Marriage

"Sudah tahu hari ini kau akan menikah, tapi bisa-bisanya belum bersiap sedikit pun!" bentak Tita dengan geram.

Rasanya ingin sekali ia menenggelamkan putra keduanya itu di lautan yang luas, agar bisa mencuci isi kepala sang putra yang selalu bersikap semaunya.

"Mom telingaku sakit," protes Ryu dengan kesal.

Kepalanya terasa pusing karena dipaksa untuk bangun tidur di saat ia merasa sangat mengantuk.

"Sakit kau bilang!" sentak Tita dengan napas naik turun menahan emosi dengan mengusap dadanya. "Kau lihat! Ini sudah jam berapa? Dan kau bahkan belum mandi!" teriaknya hingga menggelegar ke seluruh ruangan, sampai membuat sang suami dan beberapa orang di belakangnya menutup telinga mereka masing-masing.

"Tenanglah Mom! Datang terlambat tidak akan jadi masalah," sahut Ryu dengan santai sembari menguap lebar.

"Kau...!" Tita yang semakin geram menarik kembali telinga putranya dengan lebih kencang. "Lihat kelakuan putramu ini!" adunya pada sang suami yang sejak tadi diam saja.

Boy pun menghela napas sembari menatap orang-orang yang berdiri di belakangnya. "Cepat kalian siapkan putraku ini! Tidak lebih dari sepuluh menit!" perintahnya dengan tegas tak terbantah.

"Apa! Sepuluh menit? Tapi Tuan besar, putra Anda saja belum mandi. Jadi bagaimana—"

"Cepat kerjakan!"

Dengan segera mereka pun menarik tuan muda Ryu masuk ke dalam kamar. Dan setelah sepuluh menit kemudian, mereka kembali dengan membawa putra kedua tuan Boy Arbeto yang kini sudah mengenakan setelan jas berwarna putih dengan tampilan tampan dan gagah.

"Bagus juga pekerjaan kalian," puji Tita dengan tersenyum puas setelah melihat penampilan putranya yang sempurna dalam waktu yang singkat. "Eh.. eh.., mau kemana kau?" tanyanya saat melihat sang putra beranjak dari tempat tersebut.

"Aku lapar, Mom. Aku ingin makan dulu," jawab Ryu dengan melangkahkan kakinya menuju lemari pendingin untuk mencari makanan yang bisa ia makan. Namun baru dua langkah kakinya berjalan, tangannya sudah lebih dulu di tarik Mom Tita keluar dari apartemennya dengan paksa. "Mom aku lapar..." protesnya dengan kesal.

"Nanti saja makannya setelah menikah," sahut Tita sembari terus menarik sang putra yang berjalan dengan terpaksa mengikuti langkahnya.

Sementara Boy hanya diam mengikuti istri dan putranya dengan gelengan kepala.

"Untung saja tempat menikahnya dekat dari sini, kalau tidak pasti kita akan terlambat," gerutunya setelah masuk ke dalam mobil.

Dan untung saja Dewa, Flora, serta keluarga besar mereka sudah lebih dulu berangkat ke tempat pernikahan Ryu. Kalau tidak pasti acara mereka akan kacau karena ulah putra keduanya tersebut.

Mobil mewah yang di tumpangi Boy, Tita dan Ryu itu pun berjalan dengan sangat cepat membelah jalanan. Dengan bantuan dari tim mobil keamanan pribadi keluarga Arbeto, dan satuan dari pihak patwal akhirnya mobil yang ditumpangi mereka sampai juga di tempat tujuan. Bertepatan dengan mobil mewah lainnya yang juga berhenti di belakang mereka.

Semua orang yang ada di dalam dua mobil mewah itu pun turun, termasuk Ivy dan juga Ryu yang langsung menatap satu dan lainnya dengan terkejut.

"Kau...!" pekik keduanya bersamaan dengan tak percaya pada apa yang dilihat mereka kini.

Bahkan mata keduanya sampai mengerjap berulang kali hanya untuk memastikan apa yang dilihatnya adalah nyata.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya keduanya kembali, membuat kedua orang tua mereka terutama para ibu tersenyum bahagia saat melihat putra putri mereka yang begitu kompak dalam berbicara.