berawal dari ikut pesta bersama ayah dan ibu tirinya nya. malah menjadi pengantin oleh pria yang sama sekali dia tak kenal. hal itu karena ayah nya memiliki utang kepada sang pemilik acara tersebut. seharusnya dia menolak, tapi karena paksaan ibu tiri nya nya akhirnya dia mau menjalani pernikahan tanpa tau apa yang terjadi dengan nasib nya kedepan. bagaimana kelanjutan nya yuk simak sama sama>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.29
"Maaf, telah membuat mu terbangun, tuan. Tapi niat ku hanya ingin membangunkan mu, saja tak ada maksud lain." ucap laras dengan wajah sendu nya. Sungguh rasanya begitu sakit hati saat mendengar ucapan dari suaminya itu. walaupun mereka menikah karena terpaksa tapi tak seharusnya Aksa mengatakan nya seperti itu.
Aksa yang sudah puas meluapkan emosi nya pergi begitu saja. Dia tak tau saat melihat wajah gadis itu rasanya emosi nya begitu membara.
Brakk...
Di dalam kamar mandi, Laras menangis tersedu seduh, rasanya masih terlalu sakit saat dibentak seperti tadi. Ya walaupun sering berdebat dengan orang tuanya sendiri. Tapi baginya dibentak oleh orang lain jauh lebih sakit dan terasa membekas di hati kecil nya.
setengah jam puas menangis, dia pun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sembab. untung saja hari ini tak ada jadwal kelas nya. karena skripsi nya tinggal menunggu sidang nya saja.
Lulus sebagai sarjana dan mendapatkan gelar SE ( sarjana ekonomi) membuat nya begitu bangga kepada diri sendiri. Banyak pahit manis nya saat berada di kampus yang penuh dengan kenangan di dalam nya.
Laras melihat dirinya dan berkaca terlebih dahulu sebelum bertemu dengan mertua nya itu. Dia tak ingin mengatakan apa yang terjadi kepada nya dan juga suami nya tadi. lagi pula kedepannya nanti, dia juga akan berusaha tak perduli, dengan keberadaan laki laki itu.
"Ingat Laras hanya sebelas bulan lagi. setelah itu menjauh lah dari kehidupan laki laki ini." ucap nya dengan penuh tekad dan menyusun rencana kedepannya.
Dia keluar dengan senyuman khas nya menyapa para maid yang sedang bertugas membersihkan setiap sudut mansion tersebut. rumah nya terasa sunyi saat ini. sebab kakek dan nenek nya Aksa pergi ke Korea dan entah kapan kembalinya dia pun tak tau.
"Pagi nona muda." ucap para maid dengan sopan nya.
"Eh.. Pagi juga buat bibi."
Tak lama kemudian dia menghampiri mama mertua nya yang sedang sibuk di dapur. Dia merasa bersalah karena terlambat untuk membantu.
"Pagi laras." ucap mama Dinda yang tersenyum tipis melihat keberadaan menantu nya. Perlahan hatinya mulai membuka diri untuk menerima kehadiran gadis itu. Lagi pula dia sudah berhutang Budi, karena keberadaan Laras telah menyelamatkan harga diri keluarga Mahesa.
"Pagi, mah." ucap nya kaku saat melihat wajah mertua nya sedang menyusun beberapa lauk di piring.
"Laras bantu, ya ma." ucap nya yang merasa canggung saat ini.
"Eh... Kamu duduk aja nak, sebentar lagi siap kok." ucap Dinda sambil tersenyum tipis.
"Ma, please jangan menolak ya. Aku kan menantu disini, jadi biarkan aku membantu mama."
Melihat wajah melas Laras membuat mama Dinda ga tegas. "Baiklah, kamu lap piring nya saja. Mama mau liat lauk nya dulu."
"Okey ma." ucap nya sedikit senang. sebab dia bisa membantu mertua nya itu.
Tak lama kemudian, Jenar turun sambil tersenyum tipis ke arah menantu dan istri nya yang sibuk bercanda dan mengerjakan pekerjaan memasak.
"Wah, seperti nya seru sekali. apa papa bisa gabung?" ucap Jenar tersenyum tipis melihat keakraban Kedua nya. Syukurlah mereka saat ini bisa dekat. Hal itu membuat Jenar merasa lega Tentunya.
"Loh, papa udah enakan badan nya?" tanya Dinda Dengan cemas melihat suaminya yang sudah mulai beraktivitas kembali. Karena tadi malam beliau mengeluh sakit di pinggang. Oleh sebab itu, dia meminta Dinda melakukan pijatan lembut untuk suaminya tercinta. Sekalian pijat plus plus. Upss!"
"Sudah mah, udah berdiri di sini buktinya. kalian sedang apa, akrab sekali?"
"kita lagi siapin makan siang pah, oh ya Laras Aksa dimana nak?"
"Hum.... Seperti nya sudah berangkat kerja mah." ucap nya dengan kaku.
"Anak itu kebiasaan. Pergi tanpa pamit.entah ngidam apa dulu mama. Sampai lupa punya anak modelan nya kayak kulkas.dingin banget." kekeh dinda dengan candaan.
tentu saja membuat Laras ikut terkekeh, mertuanya itu bisa bercanda juga. Dia pikir orang kaya hidupnya akan serius terus.
"Yaudah, papa nunggu di ruang tamu saja ya. Sekalian mau baca koran."
"Iya, pah/ mas." ucap kedua nya dengan serentak.
tapi,cuek aja atas sikapnya Aksa ya Laras,,biar saja dia mau ngapain terserah, biar waktu yg menjawab kedepannya,
semangat Thor./Smile//Smile/