Winda Hapsari, seorang wanita cantik dan sukses, menjalin hubungan kasih dengan Johan Aditama selama dua tahun.
Sore itu, niatnya untuk memberikan kejutan pada Johan berubah menjadi hancur lebur saat ia memergoki Johan dan Revi berselingkuh di rumah kontrakan teman Johan.
Kejadian tersebut membuka mata Winda akan kepalsuan hubungannya dengan Johan dan Revi yang ternyata selama ini memanfaatkan kebaikannya.
Hancur dan patah hati, Winda bersumpah untuk bangkit dan tidak akan membiarkan pengkhianatan itu menghancurkannya.
Ternyata, takdir berpihak padanya. Ia bertemu dengan seorang laki-laki yang menawarkan pernikahan. Seorang pria yang selama ini tak pernah ia kenal, yang ternyata adalah kakak tiri Johan menawarkan bantuan untuknya membalas dendam.
Pernikahan ini bukan hanya membawa cinta dan kebahagiaan baru dalam hidupnya, tetapi juga menjadi medan pertarungan Winda.
Mampukah Winda meninggalkan luka masa lalunya dan menemukan cinta sejati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
"Memangnya Mas yakin rencana ini akan berhasil?" tanya Revi. Ia menatap pria paruh baya yang kini tengah duduk bersandar pada headboard tempat tidur dengan sedikit keringat yang masih membasahi keningnya.
Rudi Jatmiko, pria yang dipanggil Mas itu tersenyum tipis, sebuah senyuman yang tak sampai ke matanya. Revi bisa melihat kelicikan terpancar di sorot itu.
"Seharusnya berhasil, tetapi itu juga tergantung pada kemampuan mereka.” Rudi menjawab santai. Sesekali menghisap vapor yang ada di tangannya, kemudian bibirnya yang hitam meniupkan asap ke udara.
Revi menatap wajah pria tua itu lekat. “Bagaimana kalau ternyata gagal? Mata-mata kita tertangkap misalnya?” Sebenarnya Revi merasa sedikit ragu. Ardan, walaupun usianya masih sangat muda, tetapi tentu bukan orang yang bisa dianggap remeh. Itu juga yang membuatnya berambisi untuk merebut pria itu dari Winda.
“Berhasil atau tidak, memangnya apa peduliku? Toh walaupun gagal, aku sudah memegang aset mereka sebagai pengganti dana yang aku gelontorkan.” Revi menyipitkan mata karena Rudi Jatmiko seakan tidak peduli.
“Ya… walaupun aku berharap mereka berhasil, dengan begitu aku akan mendapatkan keuntungan ganda.” Rudi kembali menghisap vapornya. Gerakannya begitu tenang dan penuh keyakinan, seolah masalah Johan adalah sesuatu yang enteng baginya.
Di saat Winda dan Ardan sedang berjibaku memeras otak, di sinilah Revi berada, berjibaku memeras keringat di atas ranjang bersama Rudi Jatmiko, pria yang bahkan lebih layak dipanggil dengan sebutan ayah.
Hal yang mungkin tidak diketahui oleh siapapun sebagai bagian dari rahasia gelap yang selama ini disembunyikan olehnya. Revi, yang terjebak dalam ambisi dan kehausan akan barang mewah dan kehidupan nyaman, harus membayar harga yang mahal untuk tetap terlihat berkelas.
“Tapi aku akan tetap dapat bagian, kan, Mas? Aku lho yang memperkenalkan Mas dengan mereka.” dengan manja, Revi naik ke atas pangkuan Rudi dengan posisi berhadapan. Tangan genitnya bergerak erotis di dada pria itu.
“Aahhh…”
Revi terpekik manja saat Rudi menangkap tangannya lalu dengan gerakan cepat membanting tubuh wanita itu ke atas ranjang dan mengungkungnya. “Tentu saja. Kita partner. Asalkan kau selalu bisa membuatku kenyang.” Secepat kilat Rudi menyambar bibir merah Revi dan melum^atnya.
“Mas,,,” desah Revi manja. Barusan kan sudah?”
“Kamu selalu membuatku lapar.” Rudi kembali menyerang tanpa peduli.
“Ahhh,,, Mas,,,”
“Teruslah bergerak, jalang…!”
“Mas, kamu sungguh… Ahh…. “
Di bawah kungkungannya, Revi berpura-pura menikmati meskipun sebenarnya mual. “Kalau bukan karena uangmu yang banyak, memangnya aku sudi. Dasar tua bangka tak tahu diri. Tidak mau dipanggil Om, merasa diri muda. Padahal lebih pantas dipanggil kakek.” Revi terus mengumpat dalam hati.
“Sudah tua tak juga sadar diri. Apa dia pikir senjatanya sudah paling ampuh. Huhh, bahkan aku tak bisa merasakan apapun. Tapi demi kemewahan, apa boleh buat. Ingin yang enak ya tinggal cari di luar saja.” Terus menggeliat, mendesah, padahal hatinya memaki.
Revi Mareta, seorang siswa miskin di sekolah ternama. Mendapatkan bea siswa atas kemurahan hati Winda yang merasa iba padanya. Winda merangkulnya karena kasihan. Menjadikannya teman, memberikan semua yang dia butuhkan, membantu membiayai sampai lulus kuliah, bahkan apa yang Winda makan dia juga makan. Apa yang Winda pakai ia juga pakai. Tapi, dia menjadi tamak. Semua yang menempel di tubuh Winda membuatnya silau. Kecantikan, kepintaran, kasih sayang semua orang, dan terutama harta.
Rasa iri dengki membuat Revi ingin merebut apapun yang Winda miliki. Rasa irinya semakin memuncak, saat seorang pria tampan bernama Johan Aditama mendekati Winda. Revi mencari informasi tentang siapa Johan, dan menemukan identitas Johan sebagai putra tunggal dari pemilik perusahaan besar. Revi geram, Revi marah. Oh tidak. Kali ini dia tak kan berada di bawah bayang-bayang Winda. Hingga ia bersumpah, apa pun yang dimiliki Winda harus bisa jadi miliknya juga, termasuk Johan.
Rasa iri semakin menjeratnya, hingga kini dirinya terjerumus kedalam jurang yang ia ciptakan sendiri. Keberhasilan merebut Johan ternyata tak membuat ia bisa mengalahkan Winda membuatnya semakin murka. Ia harus bisa merebut Ardan. Caranya? Harus ada yang bisa menggulingkan perusahaan Ardan. Dan Rudi Jatmiko bisa menjadi jembatan ke arah sana. Yaa, baginya, baik Johan maupun Rudi, mereka berdua hanya alat. Siapa yang bisa memberinya kepuasan dan keuntungan lebih, maka disanalah ia akan berpihak. Ingin lebih unggul dari Winda membuatnya lupa arah. Kini, entah dia bisa kembali atau tidak.
*
*
*
Mata Winda menatap layar ponsel, tapi pikirannya entah kemana. Berkelana pada setiap aktivitas di perusahaan, berpikir dengan cermat setiap yang ia lihat. Terlalu banyak hal mencurigakan yang janggal menurutnya.
Mamang, mendeteksi penyusup tidaklah mudah. Mereka terlalu lihai dan bermuka dua. Untuk itu ia dan suaminya harus bisa mengikuti drama ini dengan terus membahas dan mempresentasikan produk gagal dalam setiap pembahasan internal. Di luar itu Ardan bersama orang yang benar-benar dipercaya terus mematangkan konsep baru.
Orang yang dicurigai sebagai ular, sibuk wara-wiri untuk mengirim pesan. Winda tahu karena asisten Denis sudah memberikan foto orang yang bersangkutan. Hanya saja mengingat kejadian sebelumnya ada beberapa karyawan yang ditarik ke sana, Ardan memilih untuk tidak menginterogasi orang tersebut sampai nanti gebrakan Johan terlihat.
Biarlah Johan menganggap mereka tidak menyadari penyusup yang berkeliaran. Pastinya di acara penting perusahaan, Johan akan memunculkan siapa yang bersiap ada di barisan mereka.
Ardan sebenarnya merasa lelah mengikuti alur mereka yang bermuka dua. Seolah nyata mempersiapkan produk gagal dengan kemasan menarik di sisi lain ia lembur dan sampai di rumah pun ia dan asisten Denis masih membahas hal itu berdua. Tentu dengan mementingkan pasar yang ada. Seperti halnya malam ini. Asisten Denis baru saja pulang. Ardan malah masuk ke dalam ruang kerja. Pastinya masih memikirkan konsep yang tentu bakal menggebrak pasar tanpa diketahui pihak lawan.
“Apa kamu tidak tidur?” tanya Ardan saat Winda masuk ke ruang kerjanya hanya untuk mengantarkan segelas air hangat dan memastikan kondisi suaminya saja.
“Aku akan tidur setelah ini,” jawab Winda setelah meletakkan gelas besar berisi air hangat di atas meja. Matanya melihat laptop Ardan yang masih menyala. Suaminya itu benar-benar bekerja lembur.
“Terima kasih air hangatnya. Kamu pergi tidur saja ya. Ini sudah larut. Aku paling juga selesai setengah jam lagi,” ucap Ardan dengan menggenggam dua tangan istrinya. Sepertinya Ia memang sedang tak ingin diganggu.
Menyadari hal itu Winda mengangguk paham ia tak mau mendebat. Ingin bermanja pun harus tahu waktu dan kondisi juga kan? Makanya ia memilih membiarkan Ardan dengan segala kesibukan yang seakan tak ada hentinya.
nama fans nya udah bisa di ganti tuhh..kali aja mau di ganti ArWa🤭 Ardan dan winda
mana mau winda mungut sampah yg sudah dibuang/Right Bah!/
🤔
kalo tuan bagaskara dan nyonya.. berasa terpisah