NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua

Kesempatan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami
Popularitas:32.3k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Yune

"Lebih baik, kau mati saja!"

Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.

Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.

Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.

"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"

Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Cemburu

“Aku udah siap,” suara Cassie terdengar dari arah pintu kamar, membuat Bram yang sedang menunggu di ruang tamu langsung berdiri.

Bram menoleh. “Mau aku bantu bawain sesuatu?”

Cassie menggeleng kecil. Rambutnya diikat sederhana. Riasannya tipis. Tapi bagi Bram, itu cukup untuk membuatnya terdiam sejenak. Ia menahan diri untuk tak terlihat terlalu memandangi.

Cassie masih menjaga jarak padanya. Walaupun Bram mendekat selalu ada jarak di antara mereka. Namun, Bram yakin kalau usaha tidak mengkhianati hasil.

“Enggak usah, Bram,” ucap Cassie sambil mengambil tasnya. “Cuma kontrol biasa, kan.”

Bram mengangguk. “Iya. Tapi biar aku yang nyetir.”

Cassie sempat menatap sejenak, ragu. Namun ia mengangguk. “Baiklah.”

Di dalam mobil, suasana sempat hening. Bram tak banyak bicara. Ia hanya sesekali melirik Cassie di kursi penumpang. Wanita itu tampak tenang, sesekali menatap keluar jendela.

“Cassie,” Bram memecah keheningan. “Aku senang kamu izinkan aku ikut hari ini.”

Cassie tersenyum tipis. “Kamu masih suamiku, kan?”

Bram menggenggam setir erat-erat, ada harap yang tumbuh. “Makasih sudah masih mau menganggap begitu.”

Cassie tidak menjawab. Tapi ada sekilas lirikan ke arahnya. Cassie tidak mau memberikan terlalu banyak kesempatan pada Bram. Dia takut untuk berharap pada sesuatu yang belum pasti.

Sesampainya di rumah sakit, mereka berjalan berdampingan. Bram sempat ingin menggenggam tangan Cassie, tapi ia urungkan. Wanita itu masih tampak menjaga jarak.

Saat di ruang tunggu, perawat memanggil nama Cassie, lalu mempersilakannya masuk ke ruang dokter. Cassie menatap ragu pada Bram.

Cassie berdiri. “Kamu tunggu di sini?”

Bram sudah bersiap berdiri. “Kalau boleh, aku temani sampai selesai”

Cassie mengangguk pelan.

Mereka masuk bersama. Di dalam, seorang pria muda dengan jas dokter berdiri dari belakang meja. Wajahnya cerah, senyumnya lebar. Tapi mata itu segera berubah begitu melihat Bram ikut masuk.

“Cassie?” sapa dokter itu ramah. “Wah… sudah lama, ya. Kamu makin kelihatan sehat.”

Pria muda itu tersenyum ceria pada Cassie. Bram menatapnya dengan tajam. Tidak menyukai seseorang tersenyum hangat pada istrinya. Dia merasa perhatian Cassie tidak lagi berpusat padanya.

Cassie terlihat sedikit kikuk. “Halo, Dokter Revan…”

Bram memperhatikan. Ada sesuatu dari cara pria itu memandang Cassie—terlalu akrab, terlalu… nyaman.

Revan Dirgantara berjalan mendekat, tanpa memandang Bram. “Senang lihat kamu semakin membaiki. Tapi aku enggak nyangka kamu datang bersama...” ujar Revan menggantungkan ucapannya.

Cassie tampak ragu menjawab, lalu memperkenalkan, “Ini… Bram.”

Revan mengangguk kecil. Senyum sopan, tapi tatapannya tajam. “Senang bertemu… akhirnya.”

Bram mengulurkan tangan, dan mereka bersalaman. Dingin. Tanpa ketulusan. Pria itu yakin kalau Revan mengetahui tentang dirinya. Mungkin dari Jessie.

“Silakan duduk. Aku akan periksa sebentar,” kata Revan, lalu fokus ke Cassie. “Masih sering sakit kepala?”

Cassie mengangguk. “Kadang-kadang. Tapi sekarang agak mendingan.”

Revan mengangguk sambil mencatat. “Kita perlu terus pantau perkembangan kamu. Luka trauma seperti kamu alami itu tidak hanya soal fisik.”

Seketika ruangan terasa penuh ketegangan. Bram menatap Revan, tak suka dengan nada bicara yang seolah menyudutkan. Namun, dia menyadari bila hal yang terjadi karena andil dirinya,

“Lakukan yang terbaik untuk istriku, pastikan Cassie menjalani perawatan terbaik,” ucap Bram tenang, tapi tegas. Pria itu menekankan pada kata istri yang tersemat dalam ucapannya.

Revan hanya tersenyum miring. “Tentu. Tapi bukan cuma soal perawatan medis. Lingkungan dan orang-orang di sekitarnya juga menentukan pemulihan emosionalnya.”

Cassie tampak gugup. Jujur, suasana di ruang dokter itu membuatnya tidak nyaman.“Dokter, mungkin kita lanjutkan terapinya saja?”

Revan mengangguk. “Baik.”

Setelah selesai, Cassie keluar lebih dulu. Bram tampak ingin mengatakan sesuatu pada Revan.

Sebelum keluar, Revan berkata pelan pada Bram, “Aku tahu siapa kamu, Pak Bram. Dan aku juga tahu apa yang sudah kamu lakukan pada Cassie. Jadi, tidak perlu kamu menekankan padaku tentang statusmu."

Bram menatap tajam. “Aku di sini karena aku suaminya.”

“Benar,” balas Revan. “Tapi bukan berarti kamu yang terbaik untuknya.”

Bram mengepalkan tangan. Tapi ia tidak berkata apa-apa, hanya menatap Revan dalam-dalam sebelum melangkah keluar.

Di luar ruangan, Cassie berdiri menunggu sambil memeluk tasnya. Saat melihat Bram, ia mencoba tersenyum.

“Kamu ngobrol lama sama dokter Revan?”

“Sedikit,” sahut Bram sambil membuka pintu mobil. “Aku baru tahu, dia teman lama kamu?”

Cassie mengangguk. “Teman SMA. Dia baik. Mungkin terlalu perhatian.”

Bram hanya mengangguk. Tapi di dalam hatinya, cemburu mulai menumpuk.

Malamnya, Bram kembali ke unit apartemennya yang bersebelahan dengan milik Cassie dan Jessie. Ia duduk di kursi, menatap kosong.

Cassie… Revan… Semua itu berputar di kepalanya.

Ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Jessie.

Aku belum bisa menemani Cassie. Kamu bisa jaga Cassie? Dia masih sering lupa minum obat dan… suka nyendiri.

Bram menatap layar lama, lalu mengetik:

Aku akan jaga dia. Terima kasih sudah percaya.

Bram berdiri di balkon apartemen, menatap ke unit di sebelah. Lampunya masih menyala. Ada bayangan Cassie di balik tirai. Bram menghela napas.

“Aku akan jaga kamu… bahkan kalau kamu belum sepenuhnya mengingatku.”

Bram bertekad mengganti semua kenangan buruk dengan hal yang indah sebelum Cassie benar-benar mengingat hubungan mereka. Namun, Cassie tampak sangat sulit didekati hingga Bram harus berusaha lebih keras. Belum lagi, dia khawatir dengan dokter Revan.

Ketika sedang melamun, dia mendengar suara bel berbunyi. Segera dia beranjak dari balkon dan membuka pintu apartemen. Tanpa menduga, seseorang yang sangat tidak dia inginkan kembali mengusiknya.

"Apa lagi maumu?"

***

Bersambung....

Terima Kasih telah membaca...

1
Upi Raswan
rania itu seperti ibunya,wanita ambisius yg ingin hidup bergelimang harta,soal cinta belakangan,yg penting hidup enak., di dunia nyata sepertinya juga ada..
vj'z tri
woahhhhh Raina benar benar cucok jadi penguntit bram 🤣🤣🤣🤣
mama
km kelamaan bram cari buktiny, keburu cassie muak sama km dan berpaling sama reyhan...itu bikin raina kegirangan buat nuntut km trs,
Chusnul Zazah
Haadeeh aneh banget kenapa keluarga Gunawan TDK menyuruh orang untuk menjaga Cassie dikantor sampai Raina bisa masuk menemui Cassie dan terjadi huru hara ulah manusia ular yg toxcid??
Dan juga keluarga Adrian kenapa tdk menggunakan kekuasaannya untuk menghadapi Rania yg licik?? dan membiarkan Bram menyelesaikannya sendiri?? 🤔😇😇
Neni marheningsih
lanjut...biar Bram tersiksa dulu Thor jangan sampai Cassie luluh
Chusnul Zazah
Gimana Bram beratkan buah dari sikap arogansi & kebodohanmu yg gak punya hati pada isteri yg telah kau sia2kan?
Untuk mendapatkan hati & kepercayaannya lagi sangat sulitkan?? banyak hal yg harus kau perjuangan kan?
Apalagi kamu harus menghadapi Rania perempuan licik yg berhati ular, yang selama ini selalu kau banggakan dalam menyakiti hati cassie isteri sahmu,??
Semoga saja kau bisa mendapatkan bukti kelicikan Rania ??
dan juga kamu bisa menggapai hati Cassie 😢🤔😇😇
septiana
siap kak semoga sukses selalu 🥰
Upi Raswan
darimu
Ais
mampus emang bego bin gob…k bram ini dr awal terperdaya sm tingkah manis si raina tp apa jdnya malah bram dijadikan pion untuk merebut kembali smua kekuasaan yg hampir wira dapatkan dr ayah bram tanpa bram berusaha cr tau knp ayah raina diturunkan jabatannya dr perusahaan ayah bram
vj'z tri
yah kan kebuka semua .... sepertinya saingan bertambah Bram 🫣🫣🫣🫣
Neni marheningsih
jangan jadi laki bodoh Bram....cari bukti kalau kamu ga pernah tidur SM Rania..katanya orang kaya ko bego..cari tuh hotel yg pernah buat nginep kamu waktu dinas luar...jangan jadi laki bego n tolol 😬
azalea_lea
reyhan baik gak lou baik ama reyhan aza bisa???

🙏👍❤🌹🤭
mama
tmbh mbulet kyk uler keket,bram ny juga bodoh plin plan pula. klu km gk tegas kyk gini trs buyar sudah rmh tangga km bram
Noveni Lawasti Munte
hadeuhhhh pisah ja udah cape deh....menepi dlu saling introspeksi diri kalau memang jodoh pasti ada jalannya untuk bersatu
Neni marheningsih
katanya horang kaya harusnya pakai detektif buat nyelidiki Rania benar hamil dan kalau hamil apa benar SM Bram jangan jadi orang bodoh...di ancam mau di viralkan kenapa takut..horang kaya kan selalu bertindak dengan uang..koneksi banyak kenapa jadi bodoh😬
Myra Myra
jgn BG kesempatan dkt Bram biar dia jadi pandai cikt
Ais
ya dr awal salah bram sdh php sm raina yg jelas”mmg menginginkan kedudukan dan kehormatan dlm keluarga bram dgn berkating seperti wanita lemah lembut baik dan layak dicintai pdhl kenyataannya raina adalah ular kecil yg mmg sengaja disiapkan sm ibunya yg ular piton buat menggigit salah satu putra mahkota keluarga adrian
azalea_lea
nyesek bgt lou jadi cassie udahlah cari yg lain aza...
😭🙏🌹❤👍
Neni marheningsih
mau nanti itu anaknya Bram kek bukan ke....haruse cassie ingat kalimat yg menyakitkan yaitu minta Cassie mati..dr awal bahagia ngapain kasih kesempatan kedua...jangan jadi bodoh hanya karena cinta...mending Cassie pergi jauh dr kehidupan Bram...urus aja perceraian nya dulu mau nanti kembali SM Bram yg penting sembuhkan luka hatimu dulu cassie.kalau tuhan mentakdirkan maka banyak jalan untuk menyatukan cinta kalian
gaby: Jangan balikan lah. Mau itu anaknya bram atau bukan, intinya bram dah pernah nidurin ibunya tuh anak
total 1 replies
Dwi ratna
dah lah pisah aja, jdi jdulnya ganti aj bukan kesempatan kedua tapi istri yg tak dianggap ✌️✌️✌️✌️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!