"Jika aku bisa memiliki keduanya kenapa aku harus memilih salah satu saja." Alkama Basri Widjaya.
"Cinta bukanlah yang kamu butuhkan, pilih saja ambisimu yang kamu perjuangkan mati-matian." Nirmala Janeeta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dyawrite99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Setelah menikmati perjalanan dengan menaiki helikopter Kama dan Nirmala telah sampai di tujuan mereka.
Keduanya begitu senang bisa menghabiskan waktu bersama dengan pengalaman menaiki helikopter. Nirmala dibuat tidak bisa berkata kata dengan yang ia dapatkan dari Kama.
Semua perjalanan ini memang sudah Kama siapkan untuk dirinya.
"Sayang abis ini kita kemana lagi." Nirmala mengandeng lengan Kama. Keduanya hendak berjalan menuju mobil yang telah disiapkan Kama juga untuk mengantar mereka ke tujuan berikutnya.
"Rahasia. Kamu ikuti saja dan lihat kejutan lainnya dari aku." Jawab Kama jumawa. Lelaki itu terlihat sombong setelah merasa dapat membuat Nirmala terpesona setelah diajak keliling new york menaiki helikopter. Padahal bagi Kama itu semua biasa saja, namun tidak bagi Nirmala.
"Sudah mulai bisa sok sok rahasia sama aku kamu ya." Nirmala berkata sambil menyandarkan kepala di pundak Kama.
Kama hanya balas tersenyum mendapat perlakuan begitu dari Kama. Kekasihnya ini memang irit sekali bicara kalau sedang ditengah keramaian begini.
Coba kalau hanya mereka berdua. Pasti gak bakalan di jawab serius. Pasti ujung ujungnya gombal dan merayu merayu saja kerjaan Kama kalau berada didekat Nirmala.
Hari itu mereka habiskan berkeliling tempat wisata kota di Amerika. Terakhir mereka sampai di hotel tempat dimana mereka akan menginap.
Saat ini Kama dan Nirmala sedang menikmati makan malam mereka disebuah restoran yang sama di hotel tersebut.
Keduanya tengah menikmati makan malam di temani pemandangan jalanan kota yang indah dengan lampu lampu dari tempat tempat disekitar restoran.
"Tempat ini bagus sekali sayang. Makanannya juga enak." Puji Nirmala.
"Iya restoran ini salah satu tempat rekomendasi jika datang ke kota ini." Kama juga sama menikmati suasana malam yang indah di restoran itu.
"Begitu ya. Kamu yang cari tahu atau Dirga yang siapkan." Tanya Nirmala lagi.
"Kamu pikir siapa lagi. Akulah yang meminta Dirga untuk mencari dan menyiapkan tempat seperti ini sayang." Terang Kama.
"Aku kagum banget sama Dirga. Walau suka gak jelas orangnya tapi kalau soal kerjaan dia rapi banget dan cekatan." Puji Nirmala. Kama merasa tidak senang mendengar Nirmala memuji orang lain, termasuk Dirga sekalipun yang hanya sekretaris Kama.
"Itu sudah menjadi pekerjaannya." Jawab Kama mulai ketus.
"Ya tapi tetap saja dia orangnya bagus deh sayang. Nanti kalau ketemu dia lagi aku mau ucapin terima kasih juga. Oh atau aku mau telepon saja deh. Kemungkinan gak ketemu. Aku kan mesti pulang besok."
"Untuk apa sayang." Kama sudah mulai kesal.
"Ucapin terima kasih." Jawab Nirmala polos. Ia tidak menyadari kekesalan Kama. Nirmala masih asik dan fokus pada makanan miliknya.
"Kamu cukup bilangnya ke aku saja sayang." Kama meraih tangan Nirmala. Ia menggenggam dan mengelus punggungan tangan Nirmala.
"Loh. Kayaknya ada yang jealous nih. Aku cuman mau ucapan makasih sayang. Bukan nyatain cinta." Bujuk Nirmala.
"Gak perlu. Dirga itu jangan dikasih hati nanti minta jantung. Kamu cukup bilangnya sama aku aja ya." Pinta Kama dengan suara lembut. Nirmala jadi tidak tega ingin melakukan niatnya tadi.
"Iya iya sayang. Makasih ya untuk hari hari aku disini. Sayang kamu." Nirmala balas menggenggam tangan Kama.
"Sama sama sayang."
Keduanya kini saling pandang. Kama yang tadinya menampilkan wajah kesal kini beralih menunjukkan ekspresi bahagia.
Pandangan mereka bertemu. Mata dengan mata. Ada tatapan cinta dari keduanya.
Mereka masih saling berpandangan, ingin rasanya mereka meluapkan rasa cinta dan sayang mereka dengan memadu kasih. Tapi apalah daya mereka masih di tempat umum.
"Sayang kita kembali ke hotel sekarang ya." Ajak Kama. Ia sudah dilanda keinginan yang besar untuk merengkuh kekasihnya. Kama ingin memeluk dan mencium Nirmala hingga lemas.
Nirmala tersenyum simpul, tahu apa isi kepala kekasihnya.
"Iya sayang." Nirmala menjawab singkat namun bersuara dengan nada rendah yang begitu lembut terdengar ditelinga Kama.
Setelah mendengar kata kata itu Kama bergegas meminta pelayan mendekat untuk menyelesaikan pembayaran agar mereka bisa cepat kembali ke hotel.
Selama perjalanan ke kamar hotel mereka, Kama begitu erat menggandeng tangan Nirmala.
Mereka berjalan ke lift yang akan membawa mereka ke lantai kamar yang telah dipesankan Kama.
Pintu lift terbuka. Tidak ada orang di dalamnya kemudian Kama dan Nirmala masuk.
Merasa ada kesempatan, Kama yang sudah tidak sabar ingin memakan Nirmala dengan cepat langsung meraih kedua pipi Nirmala. Membantu menghadap dirinya dan memberikan ciuman panas pada sang kekasih.
Nirmala yang tidak siap terdorong kebelakang menempel di dinding lift.
Keduanya hanyut dalam perasaan yang sama. Mereka saling mencecap dan saling membalas setiap mencium dan melahap bibir masing masing.
Ting
Pintu lift terbuka. Kama otomatis melepaskan diri dari Nirmala. Nafas keduanya terengah engah.
Segera Kama menarik Nirmala untuk berjalan cepat ke Kamar mereka. Ada hal yang harus segera mereka tuntaskan.
Sesaat Kama membuka pintu ia dengan segera menarik Nirmala dan melanjutkan ciuman mereka di balik pintu kamar hotel.
Kali ini ciuman mereka lebih menggebu gebu. Tangan mereka juga aktif saling mengelus dan meraba. Kama dengan gesit mulai meraba paha Nirmala hingga masuk ke balik dress milik Nirmala.
Merasa kesulitan dengan posisi berdiri, Kama menggiring Nirmala untuk masuk dan berakhir di sofa panjang. Kini Nirmala rebahan di atas sofa dengan Kama merengkuh Nirmala di atasnya.
Terdengar lenguhan dari mulut Nirmala setelah Kama menyentuh dirinya.
Nirmala tak kuasa saat tangan Kama mengelus dan memainkan miliknya.
Kama kian bersemangat. Suara rintihan dan lenguhan Nirmala seperti penyemangat atas semua perbuatan Kama.
Nirmala pun tidak kalah agresif, ia juga bersemangat melucuti pakaian Kama dengan tergesa-gesa membuka kancing kemeja Kama. Kini dada Kama sudah terbuka yang membuat Nirmala leluasa mengelus otot perut Kama yang liat dan keras.
Kama diperlakukan seperti itu oleh Nirmala tak kuasa menahan gejolak. Dilepaskannya sendiri kemeja miliknya dan dilanjut menarik melepas pakaian dalam Nirmala.
Kama juga membuka celananya tanpa melepas seluruhnya.
Keduanya menyatu tanpa melepas pakaian seutuhnya. Kembali mereka saling merasai tubuh masing masing.
"Sayang aku mau sampaiihh." Nirmala sudah ingin sampai pada puncak kenikmatan.
"Bareng sayang." Tanpa basa basi Kama kian semangat menghentak miliknya. Suara ribut dari penyatuan mereka kian terdengar keras di seluruh ruangan.
Nirmala tersengal sengal oleh hentakan Kama yang begitu dahsyat.
Sebentar lagi puncak kenikmatan itu datang. Milik kama kian menggembung ingin meledak di dalam milik Nirmala yang berkedut kedut.
Pada akhirnya kini keduanya telah mendapat puncak kenikmatan itu.
Kama ambruk di atas Nirmala. Nafas keduanya terengah engah.
"Sayang istirahat sebentar. Nanti kita lanjut lagi." Nirmala tahu Kama tidak akan cukup hanya sekali. Ya, Nirmala tinggal tunggu posisi apa lagi yang akan Kama gunakan nantinya.