MATA BATIN

"Aaaa....tolong selamatkan aku" Suara seorang wanita minta tolong dari arah hutan bambu yang gelap.

Pak Ustad pun segera menyusulnya dan melihat seorang wanita paruh baya sedang di incar oleh mahluk tanpa kepala itu.

Ia berlari dan kehilangan arah tidak ada seorang pun yang membantunya beruntung putranya datang dan membawa bantuan untuknya.

Pria muda itu berkata " Pak Ustad dia ibu ku tolong selamatkan lah dirinya. Aku tidak ingin mahluk itu membunuhnya."

Ustad Maulana pun berkata " jangan hawatir ibu mu akan baik - baik saja anak muda." sambil mengejar mahluk itu dari belakang.

Dan berkata " Hentikan...jangan ganggu wanita itu tuan Carlos. Ia tidak bersalah..."sambil berusaha menghentikan mahluk itu membunuh seseorang.

Namun ia malah balik menyerang Pak Ustad dan ingin membunuhnya dengan pedangnya itu.

Ustad Maulana pun beekata " Tuan Carlos dunia telah berubah semua musuh mu sudah tiada berhentilah menganggu warga desa...karna orang yang kau cari tidak ada di sini dia sudah mati berabad - abad yang lalu kami semua bukanlah musuh mu."

Sambil mengatakan yang sebenarnya kepada mahluk itu.

Namun ia tidak mau mendengarnya dan hampir membunuh pak ustad.

Aku pun segera berlari ke arah mereka dan berkata " Pak Ustad awas...." aku pun segera berdiri di hadapannya dan tertusuk oleh pedang itu.

Aaaa....

Aku pun muntah darah.

pak ustad pun berkata " Nona...apa yang kamu lakukan menyingkirlah dari sana." sambil memperingatkan ku namun terlambat aku sudah tertusuk oleh pedang itu.

Aku pun berkata " semuanya sudah terlambat...Pak ustad terima kasih telah menolong ku." sambil memejamkan mata ku setelah kejadian itu terjadi.

Namun tak di sangka arwah itu tidak membiarkan ku mati sia - sia ia memberikan aku kesempatan untuk hidup lagi tapi dengan satu syarat aku harus menguburkan kepala dan tubuhnya dengan layak.

Ia pun membawa ku ke masa lalu dan memberitahukan semuanya kepada ku dan menunjukkan lokasi dimana jasadnya di kuburkan.

Di masa lalu aku melihat banyak sekali peperangan yang terjadi antara Rakyat indonesia dan para penjajah di masa lalu.

Mereka mengorbankan nyawanya untuk kebaikan semua orang dan untuk meraih kemerdekaan itulah perjuangan bangsa kita di masa lalu.

Dan aku melihat seorang prajurit muda yang tampan dan gagah perkasa sedang membantu para pejuang untuk meraih kemenangan namun dia gagal dan di tangkap oleh kompeni belanda pada masa itu.

Ia pun di siksa di penjara bawah tanah sebagai penghianat belanda dan kepalanya pun dipenggal dan di kuburkan di bawah jembatan itu.

sementara tubuhnya di buang ke dalam hutan yang tidak jauh dari tempat kepalanya di tanam.

Ia telah menjadi tumbal bangsa belanda di masa itu. Aku pun tidak sanggup melihatnya dan mulai meneteskan air mata.

Baru kali ini aku bisa melihat pengorbanan seseorang yang luar biasa untuk membantu orang lain meskipun pada akhirnya dia tidak berhasil menyelamatkan mereka namun kebaikannya di kenang sepanjang masa.

Ia pun membawa ku kembali ke dunia ku dan aku pun bangun dari tidur panjang ku.

Fatimah pun berkata " Kakak kau sudah sadar syukurlah kalau begitu kau hampir saja tewas di tangan mahluk itu namun tuhan masih melindungi mu. Aku sangat senang..."

Sambil menjelaskan semuanya kepada ku.

aku pun berkata " Fatimah aku tahu di mana jasad prajurit itu di tanam. Bisakah kau memanggil kakak mu karna aku ingin mengatakan sesuatu kepadanya." sambil meminta Fatimah untuk memanggil Ustad Maulan.

Fatimah pun berkata " Baiklah kak...tunggu sebentar aku akan memanggilkannya untuk mu." dan tak lama kemudia Ustad Maulana pun muncul dan berkata " Nona kenapa kau mencari ku...?" sambil bertanya kepada ku.

Aku pun berkata " Pak Ustad aku telah menemukan lokasi di mana jasad Prajurit tanpa kepala itu di tanam. Dia menginginkan kita untuk memakamkan jasadnya dengan layak dengan begitu dia tidak akan menganggu warga desa lagi. Pak Ustad kita harus membantunya." sambil menjelaskan semuanya kepada orang itu.

Ustad Maulana pun berkata " Baiklah kita akan menolongnya kali ini tapi setelah kondisi mu membaik baru kita mencari jasadnya di sekitar jembatan itu. Lebih baik kau beristirahat di sini saja terlebih dahulu. Nanti kita akan membicarakannya lagi."

sambil meminta ku untuk segera beristirahat sampai kondisi ku pulih sepenuhnya.