. Tak terasa saat Farah melihat jam ditangannya waktu sudah menunjukkan pukul 12: 00 siang. saatnya jam makan siang. Farah yang kelaparan pun langsung turun kebawah untuk menuju kantin, namun! Dia terusik dengan perkataan salah satu tamu disana yang mengatakan ada dokter psikiater baru yang datang, seketika jantungnya mulai berdebar kencang . “Apakan itu kakak?“ ucap batinnya.Dan disaat yang bersamaan,
Farah hampir menabrak seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
"Iyah, tapi kita akan mampir untuk makan malam
dulu yah." Jawab Farah.
Mereka berdua pun pergi dari hutan dan mencari
makan malam.
Mulai saat itu Farah bertekad untuk mencari jalan
keluar dari masalah Iplan dan Reno meski tau itu akan berat namun, Farah yakin
bahwa dia bisa.
"Pera, jika Farah tidak memberi tau ku. Maka
kamu akan terus diam bahwa anak yang sedang kamu kandung itu anakku."
Ucap Ical.
Pera benar-benar tidak merespon sama sekali. Meski
tidak ada orang lain di dalam kantor Pera saat itu.
"Aku bahkan tidak pernah menyentuh sama
sekali, bagaimana mungkin ini bisa terjadi."
Ucap Ical yang sudah mulai kehilangan kesabaran.
Respon Pera tetap sama seperti sebelumnya, tidak
menganggap Ical ada.
"Jika kamu tidak memberi tau, maka aku akan
mencari tau sendiri."
Ucap Ical dengan bergegas pergi keluar.
*KEMBALI*
Farah sudah kembali ke apartemennya, Iplan juga
sudah pergi saat mereka selesai makan. Farah memikirkan banyak hal malam ini,
apa yang harus dia lakukan untuk Iplan dan Reno. Mungkin untuk masalah Iplan
Farah sudah mendapatkan alasan permasalahannya namun, untuk Reno masih banyak
teka teki di dalam permasalahan itu sendiri.
Karna malam juga semakin gelap akhirnya Farah pun
tertidur. Di tengah tidur yang sangat nyenyak ada suara telepon berdering.
Farah pun terbangun lalu mengangkatnya.
"Farah, maafkan aku karna kamu selalu terluka
saat bersamaku."
Itu suara Rendi, sepertinya dia mabuk saat sedang
menelpon. Hanya itu kata yang Rendi ucapkan lalu telponnya mati.
Tidak lama setelah itu handphone Farah kembali
berbunyi ada yang menelponnya lagi
"Hai Xargus, kenapa kau bisa membuatku seperti
ini!"
Ucap Iplan lalu mematikan teleponnya, sepertinya
dia juga sedang mabuk.
Dan lagi-lagi ada yang menelponnya dari nomor tidak
di kenal
"Menikahlah denganku!"
Dari semua telpon yang masuk, itu adalah yang
paling aneh.
Namun, suaranya tidak asing. Telponnya pun belum di
tutup.
"Di mana kamu sekarang?"
Tanya Farah.
"Aku di tempat karaoke."
Farah menyadari bahwa ternyata nomor tidak di kenal
itu adalah milik Reno.
Bagaimana bisa Reno memiliki Nomorku, mungkin dia
melihat saat datang ke kantorku pikir Farah.
Hari itu sudah jam 1 malam. Farah hanya mengikuti
instingnya dengan mendatangi karoke yang dia datangi bersama Iplan.
Dan ternyata instingnya Farah benar, bahkan ruangan
yang mereka gunakan sama dengan yang Farah dan Iplan gunakan.
"Sedang apa kau di sini?" Tanya Ical yang
keheranan.
"Entah lah, aku juga bingung kenapa aku ada di
sini." Jawab Farah.
"Apakah kau kenal dengan salah satu dari
mereka?" Ucap Ical.
"Iyah, bukan salah satu tapi mereka
semua."
Sahut Farah.
"Sebentar, apakah kau di telepon oleh salah
satu dari mereka?" Tanya Ical kembali.
"Bukan salah satu tapi aku di telepon oleh
mereka bertiga." Jawab Farah.
"Ah... Sudah lah karna kau sudah di sini
sekali saja membantuku membawa mereka pulang."
Akhirnya Farah ikut membantu Ical membawa mereka
bertiga yang sedang mabuk pulang dengan selamat.
"Bisakah kita memanggil orang lain lagi?"
"Tidak, bisa repot nanti."
"Sebentar, apakah kau sudah sering melakukan
ini."
"Menurut kau."
Ical sebenarnya bersyukur ada yang bisa membantunya
mengatasi 3 pria berat ini.
Meski Farah lebih pendek dari mereka berempat tapi
Farah masih sanggup untuk menggendong Reno sendirian. Jadi Ical hanya perlu
mengurus dua pria yang lainnya.
Ical terheran-heran bagaimana bisa Farah
menggendong Reno yang tubuhnya paling besar. Tapi Farah tidak bisa menggendong
Iplan yang paling kecil tubuh meski tidak jauh berbeda.
Mereka semua masuk ke dalam mobil.
"Aku ke sini bawa mobil sendiri." Ucap
Farah.
Ical pun berangkat lebih dahulu dengan mobil Farah
yang mengikuti di belakangnya.
Saat sampai di rumah mereka.