NovelToon NovelToon
Tu Es Belle

Tu Es Belle

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Bepergian untuk menjadi kaya / Romansa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kanian June

Harap bijak dalam membaca.
kesamaan nama keadaan atau apapun tidak berkaitan dalam kehidupan nyata hanya imajinasi penulis saja.

Seorang wanita muda kembali ke tanah kelahirannya setelah memilih pergi akibat insiden kecelakaan yang menimpanya dan merenggut nyawa sang Kakek.
Setelah tiba ia malah terlibat cinta yang rumit dengan sang Manager yang sudah seperti Pria Kutub baginya. Belum lagi sang Uncle dan mantan kekasih yang terus mengusik kehidupan asmaranya.

Lalu di mana hati Alice akan berlabuh? Dapatkah Alice menemukan pelaku pembunuh sang kakek..
Yuk ikutin kisahnya...
jangan Lupa Like Vote Komentar maupun Follow terimakasih..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanian June, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 29

Setelah melalui ruang Instalasi Gawat Darurat akhirnya Nyonya Rochelle di pindah kan ke ruangan VIP di lantai atas.

Ditemani Bi Mirah dan Mang Asep yang selalu setia menemani nyonya Rochelle.

Sang dokter turut menjelaskan bahwa keadaan Nyonya Rochelle saat ini tidak apa-apa. Ia hanya mengalami syok saja. Detak jantungnya sudah kembali normal, hanya tinggal menunggu waktu mapan untuk terbangun saja.

Setidaknya ada sesuatu hal yang melegakan mereka, meskipun belum sadarkan diri namun keadaan Nyonya besar tidak mengkhawatirkan.

Tinggal menunggu kabar Tuan Muda dan sang asisten di bawah yang sedang berjuang antara hidup dan mati.

Di pandangnya wajah sang majikan yang membuat linangan air mata menerobos begitu saja.

Mereka juga senantiasa komat kamit melantunkan doa untuk kesembuhan sang majikan.

"Bi, saya pergi ke depan sebentar ya." Pamit mang Asep ketika melihat sang majikan sudah beristirahat di ranjang. Mang Asep segera keluar manakala telah mendapat anggukan dari Bi Mirah.

Di depan ruangan William sedang melakukan operasi ada Peter yang segera berdiri ketika melihat seorang dokter keluar dari ruangan.

"Bagaimana Dokter dengan keadaan Tuan William?" Tanyanya tak sabar.

"Syukurlah William adalah orang yang kuat, hingga akhirnya membantu operasi berjalan dengan baik. Beruntung juga tadi ambulans segera datang jadi kami segera dapat melakukan tindakan. Untuk bagian kepala dan tangan hanya mengalami luka akibat benturan dan serpihan kaca.

Namun untuk bagian kaki ada sedikit cidera, tidak terlalu parah namun untuk beberapa waktu harus menggunakan bantuan kursi roda saja. Pasien akan di pindahkan ke ICU untuk pemantauan, setelah sadar baru akan di pindah ke ruangan VIP." Tutur sang Dokter dengan panjang lebar.

Dokter Smith adalah dokter keluarga yang menangani keluarga Christopher sejak dahulu sebelum sang kakek akhirnya pensiun.

Namun dokter Smith sudah bekerja untuk keluarga Christopher sebelum tuan Anthony menjemput ajalnya sampai sekarang.

Maka dari itu ia berusaha keras untuk menyembuhkan Tuan William, ia takut jika William mengalami hal serupa dengan Tuan Anthony.

"Baik dokter, terimakasih." Ucap Peter lega dengan penjelasan sang dokter. Namun ia masih menyimpan ke hawatiran sebab pintu ruangan operasi di sebelah ruangan William belum terbuka.

Setelah melakukan operasi untuk William dokter Smith juga meluangkan waktunya untuk melihat kondisi Nyonya Rochelle.

...***...

Di sepanjang jalan tidak ada pembicaraan di antara keduanya sampai akhirnya Steven membuka suara.

"Maafkan saya Alice, membawamu ke dalam masalah saya." Jelasnya dengan lembut.

"Eh! It's okay pak." Jawabnya dengan samar

"Dia adalah wanita yang di jodohkan denganku oleh mama."

"Dia cantik kok pak."

"Hem. Tapi saya tidak tertarik, panggil saja Steven jika di luar."

"Iya pak, eh Stev."

"Tolong hubungi saya jika ada yang mengganggu mu setelah insiden ini."

"Hm.. saya sungkan jika ini sampai terdengar oleh orang kantor. Dikiranya saya nikung kamu, secara banyak wanita yang mengidolakan mu di kantor."

"Cih! Saya bukan artis Al." Ucapnya sedikit mengulum senyum. Meski tertutup dengan punggung tangannya namun masih sedikit terlihat oleh Alice.

"Oh iya Al-"

Tiba-tiba ucapannya tertahan saat ponsel Alice berdering. Ia mengambil ponselnya lalu menunjukkan kepada Steven.

Setelah mendapatkan anggukan dari Steven akhirnya Alice menggeser tombol hijau di ponselnya.

"Hallo Peter ada apa, bilang sama Uncle aku lagi jalan pulang sama Steven biar gak ribut terus." Ucapnya menjelaskan dengan bibir mengerucut

"Iya Non, boleh saya bicara dengan Steven. Ponselnya tidak bisa di hubungi." Pintanya kepala Alice.

Segera Alice menempelkan ponselnya pada telinga Steven dengan mengatakan bahwa Peter ingin bicara.

"Iya hallo Peter?"

"Stev, Pak William tadi mengalami kecelakaan dan saat ini di bawa ke Rumah Sakit Melita Husada. Beliau sudah mendapatkan pertolongan dan masih di ICU, tolong antarkan Non Alice ke sini saja ya pastikan dia baik-baik saja. Maaf saya merepotkan pasti setelah ini dia begitu syok, tolong beri penjelasan agar Non Alice tidak terlalu hawatir." Jelas Peter.

Steven pun melirik ke arah Alice yang lalu mendapat pertanyaan dengan gerakan mulut tanpa suara.

"Iya baiklah tolong jelaskan langsung dengan Non Alice." Sarannya lalu melepaskan ponsel dan memberikan kepada Alice.

Steven pun langsung menepikan mobilnya sebentar.

Seperti dugaannya Alice begitu syok mengetahui kebenaran bahwa sang uncle saat ini sedang berada di rumah sakit. Saat yang bersamaan dia juga menerima pesan dari mang Asep yang memberi kabar bawah sang Oma juga di larikan ke rumah sakit yang sama.

Steven mengambil air mineral yang selalu ia sediakan di jok belakang, lalu membukanya terlebih dahulu sebelum menyodorkan kepada Alice.

"Stev! Bagaimana ini?" Keluh Alice dengan wajah yang begitu sendu menitikkan air mata.

Steven bingung harus berbuat apa, akhirnya dia hanya dapat memegang pundak Alice. Ingin sekali tangannya mengulur untuk memeluk Alice namun ia takut dikira lancang kembali. Setelah dua kejadian tak terduga terjadi seharian ini.

Saat memastikan Alice sudah sedikit tenang akhirnya Steven pun mengemudikan kembali roda empat nya menuju rumah sakit.

Di ujung koridor rumah sakit ada dua orang wanita yang berlarian menuju meja resepsionis. Mereka tergopoh-gopoh setelah mendapatkan kabar bahwa sang mama sedang di larikan ke rumah sakit.

Setelah mengetahui di ruangan mana sang mama di rawat akhirnya ia segera berjalan menuju arah lift berada.

Namun betapa terkejutnya salah seorang wanita tersebut mengetahui Peter tengah duduk di kursi tunggu depan sebuah ruang operasi.

"Peter, sedang apa kamu disini? Bagaimana keadaan Oma?" Sela Moza di tengah rasa kalutnya

"Oh! Non Moza, Nyonya Berlian. Saya sedang menunggu Tuan William dan Asistennya di dalam. Nyonya Rochelle sudah mendapatkan penanganan dan di pindahkan ke ruang rawat. Beliau mengalami syok saat mendengar kabar bahwa Tuan William mengalami kecelakaan." Jelasnya kembali, ia lupa belum mengabari mereka. Ia hanya memberi kabar kepada Non Alice saja.

"Ya ampun, uncle!" Ucap Moza menutup mulutnya terkejut saat mendengar penjelasan Peter.

"Tapi Tuan William sudah melewati masa kritisnya Non, ada beberapa cidera namun yang paling parah di bagian salah satu kakinya. Saat ini juga sedang bersiap untuk di pindahkan ke ruang ICU sebelum akhirnya di pindahkan ke ruang perawatan." Imbuhnya menjelaskan seperti kata sang dokter

"Lalu bagaimana asisten Uncle Peter, apa dia baik-baik saja?"

"Saya masih menunggunya Non, dokter belum keluar memberikan keterangan. Dia masih berjuang di meja operasi."

"Halah ayo Moza kita ke atas, peduli apa kamu dengan mereka? Toh mereka juga tidak begitu dekat denganmu." Keluh Berlian terhadap rasa iba sang anak

Dia begitu tidak menyukai William yang seolah begitu dekat dengan keluarga Alice.

Padahal William tidak membedakan diantara keduanya, karena sebenarnya keserakahan Berlian lah yang menutupi kenyataan tersebut.

Moza pun hanya pasrah saat sang mama menyeretnya ke arah lift untuk naik ke lantai atas. Sebelumnya Moza berpesan agar memberikan kabar tentang sang Uncle.

1
Kanian June
Maafkan aku anak lagi sakit gak bisa di tinggal /Sob/
Choi Jaeyi: astaga, semoga cepat sembuh🥺🤲🏻
total 1 replies
Choi Jaeyi
lanjut thor, yg semangat yaaa. btw lama nih kamu nggk mampir di tempatku, sibuk kh beb😭
Choi Jaeyi
ngeri ancamannya😭
Fatma Kodja
wah Oma berlian ternyata jahat, jangan" kecelakaan yang terjadi pada Kakek Antoni dan Alice juga ulahnya Oma berlian
Kanian June
Thankyou kak /Whimper/
Kanian June
ok aku edit thankyou yaaaaa /Grin/
Kanian June
Astaga efek sambil gendong bocil lagi sakit ini ketik nya pada ngawur/Facepalm/
Kanian June
tunggu ya
Aurora79
William ini ternyata adiknya si Jhon kayanya...😁😁😁
Aurora79
Darren, bukan Darah...
Aurora79
Hampir, bukan Hamil.kak...😂😂😂
Choi Jaeyi
lanjut syangku, ttap semangat yaaa😍
Kanian June
ada udang di balik bakwan /Joyful/
Kanian June
semangat kembali /Grin/
Kanian June
biar sekali kali loh /Shhh/
Kanian June
Terimakasih support nya /Grin/
Choi Jaeyi
bisa aja kamu wkwkk
Aurora79
Semangat kak...😊🍻
Choi Jaeyi
kiw kiw, dilirik cewek nih wkwkk
Aurora79
Enggak membosankan koq, kak... Malah enak, jadi baca santai...😊🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!