NovelToon NovelToon
The Promise

The Promise

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:48.2k
Nilai: 5
Nama Author: NonAden119

Demi memenuhi janjinya pada sahabatnya, King Cayden Haqqi, seorang mantan anggota marinir yang selamat dari ledakan bom di tempatnya bertugas, pergi mencari keberadaan seseorang yang sangat berarti dalam hidup sahabatnya itu. Berbekal sebuah foto usang di tangan, ia harus segera menemukan wanita dalam foto itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NonAden119, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Semua karena Joe

Tepat pukul tujuh tiga puluh pagi, King datang menjemput Mika di rumahnya. Lelaki itu turun dari mobilnya dengan membawa bungkusan plastik di tangan dan memberikannya pada Mika yang menyambutnya di teras dan menerimanya dengan kening berkerut.

“Apa ini?” Tanya Mika sambil menatap bungkusan plastik di tangannya yang masih terasa hangat.

“Nasi kuning,” jawab King singkat. Ia melangkah ke depan pintu dan melepas sepatunya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam rumah Mika. “Kita sarapan di rumahmu saja dulu. Setelah itu baru berangkat ke lokasi,” kata King lagi, menjawab kerutan yang muncul di kening Mika.

“Aku hanya punya teh, kopiku habis.” Sahut Mika lugas, menyusul masuk King yang langsung duduk di sofa ruang tamu dan berdiri hanya berjarak satu meter di depannya. Persediaan kopinya memang telah habis semalam, dan Mika belum sempat membelinya pagi ini.

King tersenyum mendengarnya, ia balas menatap Mika. “Kopiku ada di mobil.”

Tanpa banyak bicara lagi Mika balik badan menuju meja makan, menyiapkan piring dan sendok juga air minum untuk King juga dirinya. “Ayo sarapan, sudah Aku siapkan.”

“Oke, Nyonya!”

Mika melengos mendengar ucapan King, dan lelaki itu hanya tertawa melihatnya.

King menarik kursi dan duduk di samping Mika. Jarak yang terlalu dekat itu membuat bahu mereka saling bersentuhan. King pura-pura tak melihat raut wajah Mika yang kemerahan, ia langsung menyantap nasi kuning di depannya itu dengan lahap.

“Enak ya?”

“Enak banget, ini rekomendasi Riko. Dia biasa beli buat sarapan anak-anak di lokasi. Harganya receh, tapi rasanya gak receh!” sahut King, mengangkat jempol kirinya dengan wajah tetap fokus pada makanan di hadapannya sambil menirukan kalimat yang sering Mika lihat dan dengar di acara yang tayang di salah satu stasiun televisi.

King menoleh mendengar tawa kecil Mika dan tersadar kalau wanita itu sedari tadi memperhatikan dirinya makan. Mika tersenyum seraya menyodorkan tisu padanya. Ia mengangguk sambil menelan suapan terakhirnya, lalu mengusap sudut bibirnya yang sedikit berminyak. “Kamu kenapa gak makan?”

“Ini baru mau makan. Lihat Kamu makannya lahap, jadi pengen coba.” Sahut Mika mulai menyantap nasi kuning bagiannya. Sebenarnya ia masih kenyang tadi, belum lama sarapan setangkup roti dan minum coklat susu. Tapi rasa lezat dari makanan yang disantapnya itu membuatnya tak berhenti makan. “Beneran enak, bisa dijadikan menu sarapan utama kalau begini rasanya. Top banget!”

King tergelak, ganti ia yang memperhatikan Mika makan sampai selesai. Melihat ada sisa bumbu yang menempel di bawah bibir Mika, King meraih tisu dan mengusapnya pelan. “Besok deh Aku beli lagi.”

Mika mengangguk, dengan pipi memerah. Sentuhan lembut tangan King di wajahnya menimbulkan desir aneh di hatinya. Segera Mika meraih gelas minumnya dan meneguknya sampai habis. Ucap syukur terdengar setelahnya dari mulut keduanya.

Setelah beristirahat sejenak, mereka bersiap berangkat menuju lokasi rumah baru King yang berada di pinggiran kota. King memasukkan koper kecil Mika ke dalam bagasi, lalu seperti biasa membukakan pintu mobil untuk Mika dan memastikan wanita itu duduk manis di tempatnya sebelum akhirnya ia sendiri masuk dan duduk di belakang kemudi mobilnya.

Di tengah perjalanan, King mampir ke super market dan membeli beberapa bahan makanan untuk mereka makan di sana. Dua puluh menit kemudian mereka tiba di lokasi. Keduanya segera turun dari mobil.

King langsung memasukkan koper Mika ke dalam rumah dan menaruhnya di kamar yang sudah ia siapkan untuk wanita itu, sementara Mika sendiri memilih untuk melihat-lihat terlebih dahulu bagian depan rumah.

Sejak pertama kali datang dan melihat rumah baru milik King beberapa hari lalu, Mika sudah dibuat jatuh cinta hanya dengan melihat tampilan luar rumah itu. Semua gambaran tentang rumah impiannya terpampang jelas di depan mata.

Halaman yang luas dan dipenuhi banyak tanaman bunga. Ada kolam ikan dengan air terjun buatan di bagian sisi kiri menempel pada tembok rumah, juga ayunan di bagian sisi kanan persis di depan teras rumah yang terbuat dari kayu meranti merah. Andai saja rumah ini miliknya, betapa senangnya Mika. Sayangnya rumah indah itu bukan miliknya, tapi ia akan tinggal sementara di sana dan menata ruangan di dalamnya.

“Hari ini sebagian pekerja sedang berbenah di ruangan utama, dan sebagian pekerja lainnya melakukan pengecatan di beberapa ruangan tersisa. Diperkirakan semua pekerjaan akan selesai sore ini.”

King muncul dari dalam rumah dengan membawa helm proyek juga masker di tangan, memberikannya pada Mika yang masih betah berdiri di halaman rumah memperhatikan seorang pekerja taman yang sibuk memindahkan pupuk tanah ke dalam wadah polibek dan mengatur letak pot-pot bunga di sekitarnya.

Mika hanya menoleh sejenak pada King dan tersenyum kecil sebelum menerima helm dan masker pemberian lelaki itu. “Terima kasih,” ucapnya tapi tak langsung memakainya. Pandangannya kembali tertuju pada pemandangan teduh nan asri di depan matanya.

King tersenyum tipis menyadari atensi Mika tengah tertuju pada taman buatan di depan mereka. Ia memang sengaja mendatangkan pekerja khusus untuk mengatur halaman rumahnya menjadi tampak indah dan membeli banyak sekali tanaman bunga.

“Pakai helmnya dan kenakan maskermu. Cuacanya panas dan ada banyak debu di tempat ini,” kata King melihat Mika masih anteng di tempatnya. King pun sudah memakainya lebih dulu.

“Iya,” sahut Mika segera menuruti ucapan King padanya.

“Aku sudah menaruh kopermu di kamarmu yang ada di lantai dua rumah ini, dan ini kuncinya.” King menyerahkan kunci kamar ke tangan Mika.

“Terima kasih, King.” Mika menerimanya dan langsung menyimpannya ke dalam tasnya. Ia mencatat baik-baik letak kamar dirinya setelah mendengar penjelasan King.

“Ayo kita masuk, Aku mau mengajakmu berkeliling dan melihat-lihat bagian rumah ini sekali lagi,” ajak King yang segera diangguki Mika. Lelaki itu memegang tangannya dan menggenggamnya erat, dan Mika membiarkannya.

King membawanya melangkah menapaki ruangan luas di depannya. Ia masih mengingat jelas tempat itu yang kini tampak berbeda setelah King mengganti warna putih bagian dinding dengan warna abu-abu muda. Salah satu warna kesukaannya selain biru.

“Bagaimana, apa Kau suka dengan warna dindingnya? Aku sudah menggantinya dengan warna baru,” tanya King meminta pendapat Mika.

Sempat terbersit dalam benak Mika mengapa King mengganti warna dinding rumahnya begitu cepat, padahal setahu Mika catnya masih baru. Apa ada hubungannya dengan dirinya karena itu warna kesukaannya? Tapi segera ditepisnya pikiran itu jauh-jauh saat mengingat ucapan King padanya yang mengatakan kalau selera Mika kebetulan sama persis dengan selera kekasihnya.

“Bagus, Aku suka. Ini salah satu warna favoritku, adem rasanya.” Jawab Mika tercetus begitu saja, dan King tersenyum mendengarnya.

Para pekerja yang sedang menyapu lantai dan mengecat pilar rumah langsung menghentikan gerakannya begitu melihat Mika masuk bersama King. “Pagi, Bos!” sapa mereka sambil mengangguk ramah pada Mika.

“Pagi juga, silakan lanjutkan pekerjaan kalian.” Sahut King, lalu mengajak Mika naik ke lantai dua rumahnya. “Ayo kutunjukkan kamarmu.” Bisiknya di telinga Mika dan wanita itu kembali mengangguk.

Begitu kakinya menapak lantai dua, King langsung menunjukkan kamar utama yang persis bersebelahan dengan kamar yang Mika tempati sekarang. Kamar besar yang akan ditempati King bersama pasangannya nanti. Sekarang ruangan itu masih kosong dan menjadi tugas Mika nanti untuk menatanya agar tampak indah dan nyaman saat ditempati.

“Besok lusa kita belanja untuk mengisi kamar ini. Aku mau tempat tidur besar dan tidak banyak barang lain di sekitarnya,” kata King yang langsung dicatat Mika dengan baik dalam notes biru miliknya yang sudah ia siapkan.

Sama, Mika juga tidak suka banyak barang di kamarnya. Ia suka tempat yang luas hingga ia bisa berbaring bebas di kamarnya tanpa terhalang benda lain.

King lalu menunjukkan ruangan lain di samping kamarnya yang terhalang pintu geser. Sedikit lebih kecil dari kamar utama. Mika langsung menyimpulkan kalau di tempat itu King ingin barang-barang pribadi miliknya dan kekasihnya ditaruh. Benaknya langsung mencatat barang-barang seperti apa yang dibutuhkan di sana.

“Sekarang kita lihat kamarmu,” ucap King, menutup pintu utama lalu menggandeng lengan Mika menuju kamarnya.

Mika membuka pintu kamarnya dan seketika terkejut melihat pemandangan di depannya. Rumah King memang masih dalam tahap penyelesaian, tapi kamar yang akan ditempati oleh Mika sudah sangat siap. Yang mengherankan Mika, King membuat kamar itu sama persis seperti kamar yang biasa ditempatinya.

“Bagaimana bisa, Kau membuatnya seolah Aku sedang berada di kamarku sendiri?” Mika masih tak percaya King yang melakukan semua.

“Tentu saja bisa. Semua karena Joe, Aku tahu dari Joe. Dia bercerita semuanya tentangmu, apa yang Kamu suka dan apa yang tidak Kamu suka. Aku ingin Kamu betah tinggal di sini saat bekerja denganku,” ungkap King.

Tak ada yang dapat diucapkan Mika sebagai balasan atas semua yang sudah dilakukan King padanya, ia hanya berharap bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tidak mengecewakan laki-laki itu nanti.

☆☆☆

1
Yulia k
nama joe selalu mampu meluluhkan hati mika
Yulia k
semua sudah terencana, jadi jangan kaget kalau semua yang kamu inginkan ada di sana
Yulia k
bukan ga mau nungguin, sengaja biar kalian bisa sarapan berdua 😙
captain Ri 👨‍✈️
😮😮😮
captain Ri 👨‍✈️
😁😁😁😁
Evans
🤣🤣🤣🤣🤣
🎆 Mr.Goblin ✨
😮😮😮
Moba Analog
👻👻👻
Allent
semangat up thor
Brav Movie
👍👍👍
Hiro
😆😆😆
Wendy putri
si yang paling tahu 🤭
Wendy putri
terharu ya sama perhatian king
Deni Rustam
semangat
Dany atmdja
lanjut
Adi Nugroho
👍👍👍
Anggi
jelas saja sama, orangnya satu
Yeni Nuril
Joe lagi jadi alasan, semoga tenang di sana
Dewi tanjung
semangat mika
Dewi tanjung
lebih seperti perintah ketimbang permintaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!