Aeleasha Alister gadis remaja, dipaksa menikah oleh keluarga hanya semata kerena uang. Aeleasha yang saat itu baru berumur 17 tahun mau tidak mau menyanggupi permintaan orang tuanya.
Aeleasha dinikahkan dengan putra sulung dari keluarga Carnier, Aciel Aarava Carnier, yang sering dikenal dengan tuan muda dingin. Aeleasha yang berpikir jika dia menikah dengan Acial akan mendapatkan kebahagian tetapi itu malah berkebalikan dari yang dia pikirkan. Aciel terus menyiksa Aeleasha dengan alasan yang tidak jelas, walaupun itu bukan perbuatan Aeleasha.
Aeleasha mulai muak dengan semua siksaan Aciel, dia tidak mau peduli lagi apa kata orang tentang dirinya, Aeleasha mengajukan surat cerai pada Aciel. Aciel tidak menolah bahkan dia sangat menerima perceraian ini karena Aciel menggangap Aeleasha hanya memanfaatkan dirinya dan nama keluarganya.
Selesai bercerai dengan Aciel, Aeleasha pergi keInggris melanjutkan belajarnya. Aeleasha kembali lagi ke Indonesia setelah 7 tahun lamanya di Inggris. Anehnya takdir malah mempertemukan mereka lagi dalam status yang berbeda dan penampilan yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Acin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
Wili berdehem karena melihat Aciel tidak melepaskan tatapan matanya dari Aeleasha. Sadar akan peringatan Wili, Aciel segera memalingkan matanya kearah lain.
"Ini pertama kalinya aku melihat Aelea memakai baju santai." Gumam Aciel dalam hatinya senang.
"Aelea.. Ini tuan Aciel. Dia menginap disini karena Joe mengajaknya menginap dan juga Dady sedikit bersalah padanya." Wili mengatakannya dengan suara yang sangat kecil saat dia mengatakan namanya.
Wili tau kalau Aeleasha pasti akan bertanya padanya kenapa Aciel bisa ada disini. Aeleasha menganggukkan kepalanya paham, jika saja diri nya tau Aciel akan berada disini dia tidak akan memakai pakaian santai.
"Bukankah kalian tidak saling mengenal? Apa kamu tidak mau memperkenalkan dirimu Aelea?" Tanya Wili, Aeleasha mengerucutkan bibirnya sebal.
"Apanya yang gak kenal Aeleasha itu istriku."
"Dia itu masa lalu, Dady." Teriak Aciel dan Aeleasha dalam hatinya, tapi wajah mereka berdua penuh dengan senyuman.
"Aeleasha Brewster." Aeleasha mengulurkan tangan, Aciel ingin sekali langsung menarik tangan Aeleasha dan membawanya kedalam pelukkannya tapi dia hanya bisa menyimpannya dalam hatinya, Aciel bisa dicap buruk nantinya.
"Aciel Aarava Carnier, panggil saja Aciel." Aciel ingin menjabat tangan itu tapi Wili menghalangi tangan Aeleasha, dia melirik Aciel dengan tatapan tajam.
"Mari kita sarapan dulu." Wili mengalihkan perhatian, Aeleasha berjalan dulu lalu disusul Wili. Aciel memandangi tangannya, entah kenapa dia selalu saja sial. Semalam Aeleasha dan dirinya mau menjabat tangannya tapi malah dikagetkan pembawa acara sekarang Wili.
"Perjuanganmu akan sangat sulit Aciel... Ckckck..." Decak Aciel dalam hatinya, menyindir diri sendiri. Seandainya Aciel tidak membiarkan Aeleasha pergi mungkin Aciel akan selalu melihat senyumannya itu, tapi itu hanya kata 'seandainya' saja.
"Tuan Aciel." Panggil Wili bingung karena Aciel tidak juga kunjung bergerak dari tempatnya hanya memperhatikan tangannya saja.
Aciel tersenyum kaku, berjalan melewati Wili menuju meja makan. Mereka memakan sarapan tanpa ada yang mengeluarkam sepatah kata pun, hanya ada sepasang mata yang terus melirik Aeleasha disela-sela makan.
"Dady kenapa Kakak meminta Tuan Aciel menginap disini?" Selidik Aeleasha, Wili tersedak makanannya. Aeleasha segera menuangkan air putih dan menepuk pundaknya dengan pelan.
"Itu tentu saja karena Dady memaksa Aciel duet minum, tapi Aciel menolak lalu Dady mengancamnya. Tapi Dady malah bermain curang." Jelas Joe memasukkan sup kedalam mulutnya, matanya terfokuskan pada makanan yang ada didepan.
Aeleasha tidak menjawab, lebih memilih fokus pada makanannya. Mereka makan dengan suasana yang canggung karena semuanya hanya diam tidak ada yang bersuara hanya ada suara detingan sendok dan piring yang saling menyahut.
Aeleasha yang lebih dulu selesai sarapan memilih naik kelantai atas, Wili pergi keperusahaannya. Hanya tinggal Joe dan Aciel yang masih duduk diteras taman.
"Ah... Kapan kamu akan kembali keindonesia?" Tanya Joe, melirik Aciel sebentar lalu menatap lurus.
"Gimana aku mau pulang sedangkan Aeleasha berada disini?" Gerutu Aciel dalam hatinya, ingin sekali dia meneriakkannya.
"Tidak tau." Jawab Aciel singkat, suasana mendadak jadi sangat hening karena mereka berdua mendadak terdiam bingung mau membicarakan apa.
"Joe kamu serius mau berhenti dari perusahaanku? Gak mau nambah waktunya?" Tanya Aciel, itu merupakan keuntungan yang sangat bagus untuk dirinya.
"Apaan sih? Waktu itu ngusir, sekarang ? Sakit yah?" Joe memasang wajah kesal, entah kenapa firasatnya mengatakan kalau itu bukanlah sesuatu keuntungan yang bagus untuknya.
Brak
Suara ada sesuatu yang jatuh, Joe dan Aciel saling pandang. Mereka berdua langsung bangkit dari kursi dan berlari dengan cepat masuk kedalam rumah. Joe dan Aciel membelakkan matanya menangkap Aeleasha terjatuh dari tangga.
"Aeleasha." Pekik Mereka berdua bersamaan, menghampiri Aeleasha.
