Irhaf, seorang pemuda pemain sepakbola berusia 21 tahun yang bermain di liga 2 Indonesia. Dulu ia pernah dilirik oleh klub-klub besar karena memiliki bakat cemerlang tapi semuanya berubah sejak ia menderita cidera lutut yang parah.
Di suatu malam Irhaf mendapatkan email yang menawarkan kesempatan untuk melakukan uji coba di klub dengan nama yang asing bagi irhaf dan mengaku berlaga di liga 1.
Dan suatu keanehan pun terjadi....
Like dan Komentar jika kalian suka cerita ini...
Setelah sekitar 4 tahun sejak novel terakhir saya di akun lain saya yang udh ilang. akhirnya saya coba bikin lagi.
Masukan dan saran saya terima 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irhaf01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laga Derbi Yang Intens
Tepat sebelum pertandingan dimulai, ASA muncul di pandangan Irhaf dan memberikan misi.
"Misi baru...
Buat semua orang mengingat nama lu di Derbi Pendiri
Ketentuan : Bantu tim meraih kemenangan
Hadiah : 1.000KT (Kinerja Lu di pertandingan ini menentukan hadiah akhir)
Hukuman Kegagalan : mengurangi 2.000 KT"
Melihat misi dari ASA, pikiran Irhaf langsung menajam.
"Membuat semua orang mengingat nama gua? Ya ini panggung gua." gumamnya dalam hati yang semakin membakar semangatnya setelah melihat misi dari ASA.
Pertandingan juga akan menjadi panggung pembuktian atas komentar beberapa orang yang masih menolak untuk mengakui kemampuannya.
Tak lama wasit meniup peluit dan memulai pertandingan. Kali ini Persiray yang memulai kick-off.
Pada pertandingan ini, Persiray kembali menggunakan formasi andalannya 4 - 3 - 3 dengan susunan pemain utama mereka.
Kiper : Gerry
Bek : Edi, Ezi, Ronald, Josep
Gelandang: Hans, Husein, Indra
Penyerang : Joko, Irhaf, Tisna
Disisi yang bersebrangan, Nusasana menggunakan formasi 4 - 2 - 3 - 1 yang merupakan formasi utama mereka.
Dan susunan pemainnya adalah
Kiper : Yosef
Bek : Arsya, Arya, Ruli, Aira,
Gelandang : Unyie, Kurso, Goby, Rano, Reno
Penyerang : Hanafi
Dengan 5 gelandang yang dinamis, 2 gelandang bertahan, Rano dan Reno yang posisinya agak kebelakang. Unyie dan Kurso sebagai gelandang sayap untuk mendukung serangan dari kedua sisi. Serta goby sebagai motor penggerak serangan di posisi gelandang serang.
Nusasana membangun kekuatan di lini tengah yang cukup merepotkan bagi lawan-lawannya.
Biasanya Goby sebagai gelandang serang yang kreatif adalah pilihan utama untuk mengoper bola jika para gelandang bertahan berhasil merebut bola.
Seperti saat menit ke -10, Rano merebut bola dari Husein dengan cara membenturkan tubuhnya ke Husein yang membuatnya kehilangan keseimbangan.
Setelah goby berhasil menguasai bola mengopernya ke Goby yang kemudian membawa bola sambil mengawasi posisi rekan setimnya.
Dia pun mengoper bola ke kiri yang disambut Kurso sambil terus berlari ke depan. Kurso membawa bola hingga ke area pertahanan Persiray dan berniat melakukan umpan silang ke kotak penalti.
Tapi sayangnya bola berhasil dihalangi oleh Edi yang segera melakukan tekel menentukan. Ia dengan tegas menurunkan tubuhnya dan berseluncur dengan kaki yang langsung mengenai bola dan menghentikan rencana Kurso.
Tentu saja Edi tidak bisa mengendalikan tubuhnya dan berbenturan dengan Kurso yang kemudian terjatuh.
Kemudian Edi segera bangun dan mengoper Bola ke Ezi yang dengan sigap mengoper bola jauh kedepan yang menghentikan laju serangan Nusasana dan kini Persiray kembali menguasai bola.
Kurso berusaha melakukan protes kecil ke wasit yang meminta pelanggaran tapi wasit menolak protes nya dan menganggap tekel barusan bersih karena Edi menyentuh bola terlebih dahulu tanpa ada niat mencelakai.
Beberapa suporter tuan rumah mencemooh wasit atas keputusannya tapi permainan masih terus berlanjut.
Di laga yang intens ini, Konfrontasi fisik mulai sering terjadi yang membuat permainan semakin panas.
Pada menit ke - 35, Setelah melihat kondisi gelandang yang kesulitan menguasai bola, Irhaf berinisiatif untuk sedikit mundur ke lini tengah untuk membantu lini tengah yang agak tertekan dengan tekanan dari Nusasana yang secara aktif mengadu fisik saat menekan.
Jika ia hanya menunggu di depan mungkin ia akan kesulitan untuk menerima bola dan terasa seperti di isolasi jika bola terus dipotong di lini tengah.
Mundurnya Irhaf membuat para gelandang memiliki opsi tambahan dalam mengoper bola dan Nusasana juga tidak menduga bahwa Irhaf akan mundur seperti ini.
Setelah ia berhasil menerima bola, Irhaf segera menggiring bola kedepan dan melakukan terobosan.
Irhaf yang postur tubuh nya yang jika dilihat sekilas nampak agak kurus. Tapi dibalik kausnya, tubuhnya dipenuhi dengan otot-otot yang kuat dan mengerikan.
Mungkin banyak dari mereka yang belum melihat selebrasi Irhaf pada laga debutnya saat ia mengangkat setengah bajunya dan memperlihatkan otot-otot perutnya yang eksplosif setelah memenangkan duel udara melawan bek tangguh Perkusa.
Postur tubuh Irhaf yang tak begitu ketara dan tampak kurus membuat Reno mengira ini hanyalah Kacang.
Dia mencoba merobohkan Irhaf yang sedang menggiring bola dengan membenturkan bahunya ke bahu Irhaf.
Reno dikenal sebagai salah satu gelandang bertahan dengan kekuatan tubuh yang kuat dan postur tubuh yang mendukung membuatnya terlalu percaya diri.
Irhaf yang mengetahui niat Reno untuk melakukan konfrontasi fisik sama sekali tidak takut tapi justru sangat bersemangat karena hal ini sering ia lakukan saat berlatih di ruang simulasi ASA yang sering mensimulasikan pertandingan melawan klub-klub besar dari liga Inggers yang memiliki ciri khas konfrontasi fisik yang kuat.
Walaupun ia tidak selalu berhasil memenangkan Konfrontasi fisik melawan pemain-pemain kuat liga inggers dalam simulasi. Poin kemampuan konfrontasi Irhaf juga mencapai 85 poin yang setara dengan pemain diamond terendah jika dilihat dari poin konfrontasi nya saja.
Selain itu integrasi pengalaman Alex juga memberinya pengalaman lebih saat melakukan Konfrontasi fisik.
Reno yang membenturkan tubuhnya dengan Irhaf tidak hanya tidak menjatuhkan Irhaf dan menghentikan terobosan Irhaf, tapi justru membuatnya kehilangan keseimbangan karena tidak siap dan kaget dengan kekuatan Irhaf.
Meninggalkan Reno yang tidak stabil dan terjatuh, Irhaf melanjutkan terobosannya ke daerah pertahanan Nusasana.
Melihat dua bek menutup ruang terobosannya, Irhaf mengoper bola ke Tisna yang datang membantu dari dari sayap kanan lalu Irhaf terus berlari ke area penalti setelah perhatian para pertahanan tertuju pada Tisna.
Tisna berniat untuk melakukan umpan silang tapi ia urungkan setelah melihat kondisi kotak penalti yang sesak.
Ia pun melihat Husein datang dari tengah dan meminta bola. Tisna segera mengoper bola ke Husein.
Husein mencoba mencari ruang dan segera mengoper bola ke Irhaf yang memiliki ruang terbuka.
Irhaf yang menerima bola mencoba untuk menendang bola dari depan kotak penalti.
Tapi saat ia kembali menguasai bola, Arya dan Ruli segera menekannya dari dua arah yang agak membuatnya kewalahan.
Terlebih lagi Ruli merupakan pemain veteran berusia 34 tahun yang pernah bermain untuk tim papan tengah liga Inggers.
Walaupun kekuatannya tidak sekuat puncaknya karena usianya yang tidak muda lagi sebagai pemain sepakbola. Tapi Ia memiliki pengalaman bermain yang kaya dalam menggunakan tubuhnya.
Selain itu Gerakan-gerakan kecil tangannya yang tersembunyi juga membuat Irhaf terganggu. Tapi ia tetap berusaha untuk menahan tekanan dan mencoba untuk melesatkan tendang keras ke gawang karena tidak melihat ruang untuk melakukan umpan.
Bek dan gelandang bertahan Nusasana lainnya berhasil menutup ruang umpan bagi Irhaf yang membuatnya tidak ada pilihan lain.
Sayangnya tendangan kerasnya berhasil ditepis oleh penjaga gawang akibat gangguan dari dua bek yang membuat tendangannya kurang sempurna.
Bola yang ditepis oleh Yosef memantul ke luar lapangan dan menghasilkan tendangan sudut.
Melihat tendangan Irhaf yang gagal masuk ke gawang, para suporter tuan rumah langsung bernafas lega dan langsung menyoraki Irhaf dan menghinanya karena gagal mencetak gol.
Beberapa orang juga memuji kinerja Yosef yang berhasil menggagalkan tendangan keras Irhaf.
Tapi yang mereka tidak tahu, walaupun Yosef terlihat berhasil menepis bola dengan mudah, tidak ada yang tahu bahwa ia mati-matian untuk menepis bola karena ia merasakan rasa sakit dan sensasi panas di tangannya setelah terkena bola keras Irhaf.
Irhaf agak kesal karena gagal mencetak gol ditambah dengan para suporter lawan yang menyoraki dan menghinanya. tapi segera melupakannya dan mengabaikan sorakan suporter lawan.
Dia segera bersiap untuk tendangan sudut ini. Tisna sudah siap di sudut lapangan dan menunggu aba-aba dari wasit.
Di dalam kotak penalti, Irhaf menahan Ruli dan Arya yang selalu menempel padanya dan berniat mengganggu Irhaf.
Tapi Irhaf tetap fokus, tatapan matanya yang tajam menatap bola dan siap untuk melakukan duel udara kapan saja.
Tak lama wasit pun meniup peluit dan Tisna segera mengirim bola terbang menuju kotak penalti tepat ke arah Irhaf.
Irhaf, Ruli, Arya langsung melompat dalam waktu yang hampir bersamaan, Stadion menjadi tegang dan fokus semua penonton tertuju kepada mereka dan menantikan siapa pemenang dari duel udara yang tidak seimbang ini...
....
...
...
Bersambung....
