Dave Seth Arkana adalah anak dari pemilik kampus swasta yang terkenal di kotanya. Namun Dave tidak memiliki niat untuk menjalankan bisnis pendidikan milik orangtuanya tersebut. Dave lebih memilih bisnisnya sendiri, hingga suatu ketika Ayah Dave sakit keras, yang membuatnya menjalankan kedua bisnis tersebut. Mengawali bisnis pendidikan dengan terpaksa, hingga Dave menemukan seseorang yang menurutnya begitu cantik dan memukau, hingga Dave memutuskan untuk memprioritaskan bisnis orangtuanya demi mengejar cinta ibu dosen tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Hubungan Dave dan Rachel terlihat begitu akrab, bahkan Dara begitu setuju ketika mengetahui jika Dave ada kedekatan dengan Rachel.
“Kak, kakak jangan mainkan Bu Rachel ya?” Sungut Dara.
“Hmm”
“Hmm apa?”
“Iya bawel”
Ting! Ponsel Dave berdering.
“Pak Dave, hari ini ada pembeli rumah akan datang. Terimakasih banyak sudah membantu saya” – Rachel
“Sama-sama Bu Rachel, perlu saya temani?” – Dave
“Tidak Pak, terimakasih banyak” – Rachel
“Untuk rumah baru, saya memiliki beberapa reverensi yang cocok dengan Bu Rachel” – Dave
“Wah, terimakasih banyak Pak” – Rachel
“Dih senyum-senyum” ejek Dara lalu meninggalkan meja makan dan menuju ke kampus.
Dave tidak menjawab ejekan adiknya, dia hanya menatap kepergian Dara lalu kembali fokus dengan ponselnya.
Dara akan mulai magang dalam beberapa bulan, namun ketika semua teman mahasiswanya begitu ingin magang di kantor Dave, Dara justru ingin magang di tempat lain agar dara bisa mengoptimalkan pendidkan yang dia miliki.
“Dar, kamu jadi magang kemana?” – Tanya Lucas kepada Dara.
“Di perusahaan ini, kantornya gak jauh dari rumahku”
“Bukan perusahaan besar”
“It’s okay”
“Good luck ya Dar”
“Thanks Lucas”
Dara melihat mobil Rachel sedang parkir, kemudian dia memperhatikan Rachel yang baru saja turun dari mobilnya, tidak hanya Dara bahkan beberapa mahasiswa lain juga memperhatikan.
“Bu Rachel bodynya aduhai” ucap mahasiswa yang berada tidak jauh dari Dara.
“Kapan ya aku bisa seperti Bu Rachel yang punya badan sebagus itu” batin Dara lalu menunduk lesu.
“Pagi Bu Rachel” Sapa Tio
“Pak Tio, selamat pagi”
“Baru datang ya Bu, tumben”
“Iya Pak, tadi agak kesiangan karena ban mobil saya bocor”
“Oh begitu, nanti ada acara Bu bersama dosen lain juga, kalau Bu Rachel berkenan hadir”
“Pasti Pak, saya akan hadir”
“Terimakasih Bu”
“Sama-sama Pak”
Rachel masuk kedalam ruangan Dosen, dan Tio menuju ruangan Dekan. Cita bergegas mengikuti Tio dan masuk ke dalam ruangan Dekan.
Ceklek!
“Sayang, kamu gak ma uke apartemenku?” Tanya Cita dengan manja.
“Aku hampir ketahuan Anya, sayang. Sekarang dia begitu protektif. Sini”
Cita duduk di pangkuan Tio mengusap lembut dada bidang tersebut, sambil merayu Tio.
“Jangan begini sayang, ini kampus”
“Kamu lama gak enakin aku”
“Aku maunya setiap hari sayang, tapi Anya gak memberi ruang sedikitpun”
Cita bangun dari pangkuan Tio dan duduk di meja yang berada di depan Tio, kaki Cita berada di pengangan kursi kanan dan kiri. Dengan paha yang terbuka lebar, Tio segera mendekat lalu menenggelamkan wajahnya diantara paha Cita.
“Pagi Pak Dave” sapa Leony sekretaris Dave.
Leony begitu terpesona dengan ketampanan Dave, setiap hari dia hanya berhayal seandainya dia bisa menggapai Dave.
“Pak Arga, ini dokumennya”
“Thanks”
“Sama-sama”
Leony bekerja dengan Dave sudah lebih dari lima tahun, dia bahkan mengetahui sisi buruk Dave yang sering bergonta-ganti pasangan. Bahkan Dave tidak segan melakukannya di area kantor. Rahasia tersebut hanya Leony dan Arga saja yang mengetahui, karena ruangan Dave terpisah dengan ruangan direksi dan karyawan.
Dave begitu gelisah karena beberapa hari ini dia tidak memiliki alasan untuk menemui Rachel. Dave akan bertemu Rachel ketika mereka akan mendatangi rumah yang akan dibeli oleh Rachel.
“Alasan apa lagi ya” batin Dave
Toktoktok!
“Pak Edi sudah melakukan transaksi, tinggal Pak Ilham besok buat transaksi mobil” Jelas Arga.
“Carikan alasan yang cocok untuk menemui Rachel”
“Minta aja Dara beli mobil Rachel, terus kamu damping”
“Masuk akal?” Tanya Dave ketus.
“Gak sih”
“Ya sudah cari alasan lain”
Arga mulai jengah ketika menghadapi dave yang mulai jatuh cinta, pasalnya Dave akan begitu merepotkan dirinya.
“Gak ada cara lain, cuma itu”
“Terus kalau Rachel tanya, tahu dari mana Dara?”
“Dari aku”
“Lebih masuk akal lagi kamu yang beli mobilnya Arga” sahut Dave.
“Oke, aku hubungi Pak Ilham untuk membatalkan”
“Cepet”
Arga keluar dari ruangannya lalu segera menghubungi Ilham untuk membatalkan pembelian mobil Rachel. Setelah Ilham menyetujuinya, Arga tinggal menunggu perintah dari Dave.
“Hmm gagal lagi” Gumam Rachel ketika membaca pesan dari pembeli mobilnya.
Cita masuk ke dalam ruangan dosen dengan sedikit berantakan, semua orang heran melihat Cita yang biasanya tampai rapi, kali ini sedikit berantakan.
“Bu Cita baik-baik saja?” tanya Pak Angga.
“Iya Pak, saya dari kamar mandi karena masuk angin sejak semalam”
“Istirahat dulu Bu Cita, jangan di paksa kalau memang sakit” Ucap Elsa.
“Terimakasih Bu”
Diantara banyaknya orang hanya Rachel seorang yang diam saja tanpa merasa kaget ketika melihat Cita dengan sedikit berantakan.
“Chel” bisik Elsa kepada Rachel.
“Hmm”
“Yakin dia masuk angin”
“Elsa, biarin aja udah”
“Kamu ngapain?”
“Ini mau jual mobil”
“Kenapa?”
“Mau ganti mobil aja”
“Orang kaya aku pikir kalau mau mobil tinggal beli, ternyata di jual dulu” Sahut Elsa.
“Siapa kaya?”
“Kamu lah Chel”
“Orangtuaku, aku gak punya apa-apa”
Cita mendengarkan obrolan Elsa dan Rachel, Cita sedikit terkejut jika Rachel ternyata kaya. Karena selama ini Rachel tidak pernah menunjukannya, bahkan dia terlihat biasa saja tanpa di damping barang-barang mewah seperti dirinya.
“Saya baru tahu Bu Rachel kaya, benar-benar down to earth sekali. Salut dengan Bu Rachel” Sahut Cita yang mendengarkan obrolan Elsa dan Rachel.
“Iya Bu, Bu Rachel memang begini sejak dulu” Jawan Elsa.
“Orangtua Bu Rachel bisnis apa?”
“Cuma bisnis kecil-kecilan aja kok Bu Cita, jangan dengarkan Bu Elsa”
Cita hanya tersenyum palsu kearah Elsa dan Rachel. Sedangkan Rachel masih tetap fokus dengan ponselnya karena menawarkan mobilnya.
“Dapat!”
“Apanya Chel?”
“Pembeli”
“Astaga”
Rachel begitu bahagia ketika Arga menginginkan mobilnya, Arga mengatakan jika dia membutuhkan mobil untuk adiknya. Dan karena mobil milik Rachel masih tergolong baru dan pemakaian baru enam bulan, Arga membeli mobil tersebut, meski sebenarmya dia hanya diminta oleh Dave.
“Rachel sudah setuju” Ucap Arga kepada Dave.
“Sore kita ke kampus Ga”
“Oke”
Dave begitu senang karena hari ini dia akan bertemu Rachel dan besok dia akan menemani Rachel untuk memilih rumah barunya.
Ting! Ponsel Dave berdering.
“Pak Dave, bagaimana kalau yang ini?” – Rachel
“Wah, menarik sekali pilihan Bu Rachel, besok kita cek bersama Bu Rachel” – Dave
“Baik Pak, rerimakasih”
“Ini kapan manggil sayangnya, cuma Pak dan Bu saja dari kemarin” Batin Dave
“Arga, kita berangkat sekarang” Ucap Dave lalu Arga segera berdiri dan mengikuti Dave.
Leony sedikit heran dengan sikap Dave akhir-akhir ini, tidak ada perempuan yang datang mencarinya beberapa hari, bahkan suasana hati Dave terlihat begitu baik. Dave yang biasanya jarang meninggalkan kantor, sudah dua minggu terakhir sangat aktif keluar kantor.
“Ada apa sebenarnya” Gumam Leony.