Raisha (Istri Kedua Tuan Arvan)

Jantung nya seperti di remas saat pandangan mata mereka bertemu bahkan Arvan hanya diam mematung menatap kekasih nya yang begitu cantik dengan gaun berwarna pastel ia terlihat sangat cantik dan ia begitu merindukan gadis tersebut namun sesaat kemudian ia tersadar dari lamunan nya dan merubah ekspresi terkejut nya menjadi biasa saja dalam hati ia mengumpat kenapa ini bisa terjadi. Fuck. Umpat nya dalam hati.

"habis dari mana bang kok baru kelihatan dari tadi" tanya Aditya ia berniat mengenalkan Raisha pada Arvan namun tanpa ia ketahui bahwa mereka sebenarnya memiliki hubungan yang spesial namun hanya mereka yang tau. Arvan menoleh pada Aditya ia benar benar akan memberi perhitungan pada sepupu nya ini nanti karna telah membawa gadis nya kesini kemudian ia menatap Aditya dan Raisha kemudian ia menjawab pertanyaan pria tersebut

"biasa dari ruang kerja, dia siapa kamu dit" tanya lelaki itu dengan dingin sedangkan Raisha hanya diam bahkan dia tak bergeming sedikit pun ia malah pura sibuk dengan sesekali berbincang dengan sepupu yang lain karna ia adalah gadis yang mudah menyesuaikan diri

"dia Raisha bang temen aku, oh ya sha kenalin dia bang Arvan kakak sepupu aku" ucap nya pada Raisha namun gadis itu hanya tersenyum tanpa membalas perkataan Aditya dan sikap melihat sikap acuh gadis nya itu membuat Arvan geram namun ia mencoba menahan nya karna dia tau pasti gadis nya merasa sangat kecewa pada nya dia akan menjelaskan nya nanti agar tidak terjadi salah paham.

Setelah sapa menyapa kemudian mereka bergabung dengan yang lain mereka menghabiskan waktu dengan berbincang hangat kadang sesekali bercanda namun disela duduk nya Raisha ingin berpamitan ke toilet karna ia sudah tidak nyaman dan ia pun melangkahkan kakinya menuju toilet di temani oleh pelayan tanpa ia sadari bahwa Arvan mengikuti nya dari belakang ini adalah kesempatan yang bagus untuk berbicara padanya.

Saat akan memasuki toilet tiba tiba langkah nya dihadang oleh laki laki yang sangat menyebalkan dan buaya ini kemudian ia hanya memutar bola mata nya jengah

"minggir" ucap nya dengan dingin sedangkan sang lelaki tidak bergeming sama sekali ia malah ikut masuk ke toilet tersebut bareng dengan gadis ini

"aku bilang minggir jangan halangi jalan ku" ucap Raisha dengan nada ketus namun lelaki itu begitu bebal

"aku tidak akan pergi sebelum aku menjelaskan kesalah pahaman ini sayang" ucap Arvan menjelaskan

"apa yang perlu dijelaskan mas semua udah jelas dengan sejelas jelas nya, kamu mau apa lagi tanpa kamu jelasin aku juga udah tau mending pergi mas sebelum ada orang tau kalau kita disini" ucap Raisha dengan berlinang air mata dan itu membuat Arvan kelimpungan melihat gadis nya menangis

"sayang aku mohon dengarkan mas dulu, please ya kamu dengerin penjelasan mas biar semua jelas ini hanya salah paham sayang" bujuk Arvan dengan nada yang lembut sedangkan Raisha hanya tersenyum sinis

"cukup mas cukup, aku udah gak mau lagi berhubungan sama kamu, asal kamu tau aku merasa menjadi orang yang paling jahat disini, aku menjadi kekasih dati pria yang sudah beristri dan hebat nya lagi istri nya sedang hamil anak kamu, dimana hati nurani mu mas dimana" ia berbicara sambil menunjuk nunjuk dada lelaki itu, ia begitu kecewa dengan lelaki di depan nya ini

"baiklah kalo begitu kita selesaikan masalah kita besok pagi di apartemen aku akan datang kesana besok dan sekarang kamu pergi dari sini sebelum ada orang yang menemukan kita disini" ucapnya sambil menyuruh pemilik rumah ini untuk pergi, kebalik kan ya.

"baiklah sayang besok mas akan jelasin semua nya" bujuk Arvan lagi dan Raisha hanya diam saja kemudian lelaki itu pun memilih keluar dari toilet tersebut dan tanpa mereka sadari ada seseorang di balik tembok yang menguping pembicaraan mereka.

Setelah berbincang bincang cukup lama dengan keluarga besar Wijaya akhir nya Aditya dan Raisha pun memilih pulang di ikuti oleh keluarga yang lain Arvan hanya mampu memandangi sang kekasih tanpa berani mendekat dia sebenar nya tidak rela gadis nya berdekatan dengan pria lain bahkan mereka tampak terlihat sangat intim tidak peduli dengan orang lain dan membuat pria itu geram dan ia sengaja menjatuhkan gelas yang ia genggam sampai berbunyi nyaring

PYARRR

Raisha yang sudah di ambang pintu pun menoleh begitu juga dengan Adit dan tante Fatma karna kaget termasuk anggota keluarga yang masih berada di sana bahkan mama Winda pun sampai berjingkat kaget

"maaf saya tidak sengaja menjatuhkan nya" ucap nya dengan santai namun tatapan mata nya tertuju pada sang kekasih yang bergandengan tangan dengan Aditya dan sontak saja gadis itu melepas gandengan tangan nya karna ia merasa di tatap begitu tajam oleh pria yang menjadi kekasih nya, sebenar nya dia itu kenapa. Batin Raisha

"kamu gak kenapa napa kan sayang" tanya mama Winda kepada putra nya kemudian ia memanggil pelayan untuk membersihkan pecahan gelas tersebut

"kamu gak papa kan mas gak terluka kan" tanya Vero dengan cemas namun Arvan hanya diam tak menjawab pertanyaan tersebut karna fokus nya hanya pada sang kekasih yang hanya diam tanpa berani membalas tatapan nya kemudian mama Winda pun mulai berbicara

"udah kalian pulang aja ini gak apa apa kok lagian udah terlalu larut malam kalian pasti butuh istirahat" ucap mama Winda yang tak enak dengan para tamu karna ia paham dengan apa yang dilakukan anak nya karna ia tadi tidak sengaja mengikuti putra nya pergi ke toilet menyusul Raisha karna mama Winda melihat gerak gerik sang putra yang mencurigakan jadi ia pun mengikuti nya dan sekarang ia tau siapa wanita yang selama ini sudah menjadi kekasih putra nya.

"ya udah mba kami pamit pulang dulu, selamat malam" tante Fatma di ikuti oleh suami nya dan juga Adit dan Raisha pun pergi mereka seperti sudah satu keluarga saja batin orang orang yang ada disana.

Sedangkan mama Winda hanya mengangguk sebenar nya setelah ini ia akan mengobrol dengan putra nya tentang hal ini.

Setelah seluruh anggota keluarga pamit pulang kini tinggal mereka bertiga sedang duduk di ruang keluarga

"Ve kamu istirahat gih ini udah malem banget sayang kasian bayi kamu kecapean" perintah nya pada sang menantu sedang Arvan sudah berdiri untuk meninggalkan ruang keluarganya mungkin dia akan ke ruang kerja nya untuk mengecek pekerjaan nya

"iya ma Vero memang mau istirahat tapi mama juga harus istirahat ya, dan untuk hari ini aku mengucapkan terima kasih banget sama mama dan juga mas Arvan" ucap Vero namun Arvan tidak peduli dengan pembicaraan tersebut dia dengan santai menuju lantai atas sedang mama Winda pun mengangguk dan memeluk sang menantu

"ya udah sana masuk kamar mu okey" ucap nya kemudian Vero pergi memasuki kamar nya dan saat ini hanya ada mama Winda yang duduk sendiri kemudian ia membuka ponsel nya untuk menghubungi seseorang

"coba kau selidiki wanita yang bernama Raisha"