NovelToon NovelToon
Maple Blue

Maple Blue

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: atps0426

Ini adalah kisah lanjutan dari Radio Maple. Pertemuan kembali antara Biru dan Langit setelah sepuluh tahun lamanya. Jadi kalau kalian belum baca Radio Maple, baca dulu ya.

(Bukan untuk anak dibawah Umur, mohon minggir cari yang lain saja ya)

"Aku ingin menunjukkan padamu, jika tidak semua pernikahan berakhir dengan perceraian" ~ Langit.

"Aku ingin dunia tau, kamu adalah laki-laki terbaik diantara yang terbaik. Aku ingin semua wanita cemburu karena perlakuan mu padaku" ~ Biru

"Cinta sejati itu benar-benar ada. Menghabiskan waktu hanya untuk menunggu satu wanita" ~ Dewa

"Mendapatkanmu adalah obsesi terbesar dalam hidupku" ~ Nando

"Jika kau percaya padaku, kau akan menceritakan suka duka mu. Berbagi segala perasaanmu padaku dengan nyaman" ~ Jingga

"Aku tepati janjiku untuk selalu bersamamu hingga tua nanti" ~ Kenzo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atps0426, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MB - Hadirnya Michelle

Sepulang dari rumah sakit...

"Mau aku masakan sesuatu? Kamu pasti lapar kan"

"Aku mau kamu Biru" jawab Langit menahan tangan Biru yang hendak menuju dapur. Ia melumat bibir istrinya dengan penuh semangat.

Langit menyudutkan Biru ke meja, ia mendudukkan istrinya diatas meja makan.

"Lang, kamu yakin?"

"Dokter bilang tidak apa-apa, lagipula mana mungkin aku bisa tahan tanpa menyentuhmu sayang" ujar Langit yang sudah membuka pakaian istrinya. Ia melahap salah satu pu ting Biru dan meremas yang lainnya.

Biru merasakan darahnya mendesir hebat, ia mengelus kepala Langit dengan perlahan. Langit membuka pakaiannya hingga telanjang, ia mendekap Biru sesaat sebelum menurunkan istrinya dari atas meja. Pemuda itu membalikkan tubuh Biru perlahan sambil memegangi perutnya. Ia juga tak mau anaknya terluka nantinya.

"Ngghh... Sangat enak, sudah berapa lama kita tidak melakukannya" gumam Biru.

"Hm... Sekitar tiga bulan? Semenjak hamil kamu selalu menghindar bersentuhan denganku. Biarkan aku bergerak perlahan"

"Arrgghh... Mmh... sayang, aakkhhh" erang Biru.

Pemuda itu mengelus punggung istrinya, ia juga mengelus perutnya yang sudah mulai berisi. Langit menegakkan tubuh Biru, ia meremas gunung kembarnya dengan perlahan. Biru melemas dalam dekapan Langit. Pemuda itu menggendong istrinya masuk kedalam kamar. Bahkan tubuh Biru juga semakin berat.

"Aku berat ya" gumam Biru.

"Kan ada dua nyawa dalam tubuh kamu sayang"

"Tapi nanti kamu gak suka aku lagi"

"Mana mungkin, istirahat dulu kita lanjut lagi ya, pembalasan" bisik Langit seraya mencium pipi istrinya.

Biru tertawa kecil dan mendekap suaminya, ia bangun dari tidurnya kemudian duduk diatas tubuh Langit. Biru menggerakkan tubuhnya perlahan, Langit terus mengelus paha istrinya.

"Ugghh... Aku takut Lang, Jingga bilang itu sangat menyakitkan. Bagaimana jika aku tidak bisa menahan rasa sakitnya? Aarghh.. Nggh... Ahh.. ahhh" ucap Biru seraya mendongakkan kepalanya.

"Istriku kan kuat, aku yakin kamu bisa. Memuaskan aku saja kamu pandai, apalagi melahirkan anak kita"

"Gombal, ugghhh... Bagaimana bisa ini sangat menusukku, biarkan aku dibawah" pinta Biru.

Langit perlahan menukar posisi mereka, ia memegangi pinggang Biru dan menggerakkannya perlahan. Biru kembali meremas sprei, ia bergejolak penuh kenikmatan. Gadis itu menjadi lelah setelah beberapa saat, Langit pun berbaring disampingnya. Langit mencium wajah Biru beberapa kali, ia mengatakan sangat mencintai istrinya itu.

"Hidupku akan hancur jika aku kehilangan mu lagi Biru" bisik Langit. Ia mengelus rambut Istrinya yang tertidur di bawah selimut. Perlahan mata Langit mulai terpejam karena mengantuk.

Tengah malam, Biru terbangun karena haus. Ia menyibakkan selimut dan memakai kembali pakaiannya. Gadis itu menuju dapur dan mengambil segelas minuman. Baru beberapa saat Biru menenggak minuman, ia merasakan tangan Langit memeluknya dari belakang. Biru teringat kembali tentang malam pertama mereka hari itu. Rasanya seperti akan terulang kembali.

"Mau minum sayang?"

"Maunya kamu , minum susu kamu aja gimana?"

Plakkk...

Biru menepuk dahi Langit, pemuda itu tertawa dan mendekap istrinya erat.

"Sayang, kalau misalkan ada teman aku mau menginap beberapa hari disini boleh tidak?" Tanya Langit seraya memainkan jemari Biru.

"Cewek atau cowok?"

"Cewek, teman kuliah ku di luar negeri. Gimana sayang? Kalau gak boleh juga gak apa-apa, nanti biar dia nginep di hotel aja"

"Terserah" jawab Biru ketus.

Suara tawa Langit tiba-tiba menggelegar, ia sebenarnya sudah menolak tapi temannya itu memaksa agar Langit menanyakan dulu ke istrinya. Padahal Langit bukanlah pria yang akan membuat istrinya cemburu. Namun ia sesekali ingin Biru cemburu, karena istrinya sangat manis ketika sedang marah.

"Oh jadi gitu? Sekarang ada cewek lain yang gak bisa kamu tolak permintaannya? Jahat ya kamu, aku sudah menduga, pasti gara-gara aku udah gak cantik lagi kan? Ya udah terserah kamu, sebel aku sama kamu" sentak Biru kemudian pergi menuju kamarnya.

Langit ikut menghampiri istrinya, ia memeluk Biru yang bersembunyi dibawah selimut.

"Gak ada cewek lain sayang, aku cuma mau kamu cemburu. Lagian kalaupun kamu mengijinkan, aku bakalan nolak kok. Kamu itu ratuku, tugasku membuat iri para wanita pada ratuku. Itulah tugas raja yang sesungguhnya" jelas Langit mencoba membujuk Biru.

Namun ia lupa jika saat ini hati istrinya sangatlah sensitif. Biru tak menggubris ucapan Langit, ia benar-benar marah dan kesal saat ini. Langit jadi merasa bersalah, ia tak mau terjadi sesuatu pada istri dan anaknya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, kini Langit harus mencari cara untuk mengembalikan mood istrinya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Pagi menjelang .....

Biru tengah membuat sarapan seperti biasanya, Bunda dan Ayah berkunjung untuk memeriksa keadaan menantu bungsu mereka. Nenek juga tengah mencuci begitu juga Kakek yang menyapu halaman rumah Biru.

"Suamimu masih tidur?" Tanya Bunda.

"Iya Bund, dia pasti lelah ini kan akhir pekan" jawab Biru.

Ditengah perbincangan mereka, terdengar suara pintu diketuk. Semua orang menoleh ke arah pintu rumah yang terbuka lebar. Seorang gadis berdiri di depan pintu sambil tersenyum.

"Cari siapa ya?" Ujar Biru menghampiri wanita itu.

"Hai, gue temannya Langit yang mau menginap disini. Langit sudah bilang kan?" Jelas wanita itu dengan senyumannya.

Raut wajah Biru langsung berubah, ia masih tersenyum namun jelas terlihat jika itu dipaksakan. Biru mempersilahkan wanita itu untuk masuk dan duduk di ruang tamu. Ia juga menyuguhkan minuman serta camilan untuk teman Langit.

"Oh iya nama gue Michelle, teman dekat Langit saat kami kuliah diluar negeri. Dulu kami tinggal di apartemen yang sama, sering ke club bareng, menghabiskan waktu bersama" curhat Michelle begitu bangga.

Bunda mendekati mereka dan duduk di sofa, beliau menanyakan beberapa hal kepada Michelle. Pertanyaan Bunda membuat Michelle merasa tak nyaman.

"Tante ini Bunda nya Biru ya?" Tanya Michelle.

"Iya kenapa?"

"Ahh, tidak apa-apa. Saya hanya kasihan pada Langit, dia pasti bekerja keras untuk memenuhi tuntutan kalian. Karena kedua orangtua saya tentu tidak akan merepotkan Langit. Dia sangat polos hingga kalian bisa menipunya, ah maksud saya memanfaatkannya sebagai menantu"

Bunda menarik tangan Michelle dan mengusirnya keluar rumah. Gadis itu mencoba memberontak dan mengancam akan mengadukan perilaku buruk ini pada Langit.

"Kalian benar-benar menyebalkan, aku akan mengatakan perilaku buruk kalian pada Langit" sentak Michelle yang bangun dari lantai.

"Bilang saja, saya tidak takut" Tantang Bunda.

"Dia pasti akan mempercayai ku, dia akan menceraikan istrinya dan mengusir kalian. Dasar tidak tau diri" pungkas Michelle mencoba mendial nomor Langit.

Bunda menghadang di depan pintu dengan garang, sedangkan Ayah menenangkan menantunya yang terkejut dengan ocehan Michelle.

"Aku tidak mengerti Ayah, apakah mereka tinggal bersama di satu apartemen? Apakah mereka memiliki hubungan? Karena cewek itu Langit semalam memohon agar temannya dibiarkan tinggal disini. Mereka pasti lebih dari sekedar teman kan Ayah" cecar Biru dengan tatapan mata yang tak fokus.

Ayah mengelus kepala menantunya itu, beliau mengatakan jika Langit sangat mencintai Biru. Tidak ada wanita lain dalam hidup Langit selain menantu bungsunya ini. Bunda meminta penjaga memastikan agar Michelle tidak lagi masuk ke halaman rumah Biru apapun alasannya.

1
Rinjani Putri
hallo KK author salm knl ijin titip bintang dikaryamu yuk saling follow dan mendukung ya
Efi Ana
wah sahabat yg patut di buang ke laut ini nadin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!