NovelToon NovelToon
AFTER FIVE YEARS

AFTER FIVE YEARS

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Pernikahan Kilat / Cerai / Beda Usia / Pelakor / Mengubah Takdir
Popularitas:29.6k
Nilai: 5
Nama Author: yaya_tiiara

Sassy Savannah menempelkan kepalanya di kaca jendela kereta, yang akan membawanya kembali ke tanah kelahirannya. Lima tahun bukan waktu singkat, untuk mengubur kenangan yang telah terjadi. Apalagi harus kembali berhadapan dengan orang dari masalalunya, yang hingga saat ini masih bersemayam di lubuk hatinya paling dalam. Rasanya malas harus kembali bertemu dengan mantan suaminya, yang mencampakkannya dengan semena-mena.
Aidan Darma Saputra, lelaki yang dicintainya sekaligus di bencinya. Dia telah menorehkan sebuah kesakitan, juga sekaligus kebencian dalam jiwanya. Hanya karena sebuah aduan tidak berdasar yang di tuduhkan padanya, dia dengan teganya mencampakkan dirinya.
Dengan kekuatan yang tersisa, Sassy bisa keluar dari istana yang mengurungnya selama ini. Berbekal tekad kuat dan dorongan semangat dari ke dua orangtuanya, Sassy melanjutkan hidup jauh dari lelaki yang di cintainya sekaligus orang yang mematahkan harapannya bisa bersanding hidup bersama sampai ajal memisahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Rumit

Tidur Sassy semalam tidaklah nyenyak, ketika mendengar ucapan Rian. Semalam kakaknya pergi ke club, untuk menemui salah satu kliennya. Tetapi di sana ia menjumpai Bian, tengah memeluk seorang wanita. Seketika hati Rian panas, dan memberikan bogem mentah ke pipi tunangan adiknya.

Sassy memang yang mengijinkan Bian pergi ke club, bertemu dengan teman-teman lamanya. Andai kejadiannya seperti ini, maka ia menyesal memberi ijin pada lelakinya. Namun Sassy harus berpikir jernih, ia tidak mau asal menerima laporan dari Rian. Siapa tau? perempuan itu hanyalah orang mabuk, yang iseng memeluk Bian. Karena di tempat hiburan malam, lelaki maupun perempuan sama-sama menegak minuman keras.

Dan Sassy juga mewanti-wanti kakaknya, agar tidak memberitahu kedua orang tuanya. Ia ingin masalah ini mereka berdua yang menangani, perlu tanpa melibatkan para tetua.

Seperti biasanya setiap bangun pagi, ia akan membuka gorden rumah dan jendela kaca. Tetapi pagi ini, ada yang tak biasa. Di depan pagar rumahnya, sudah terparkir kendaraan yang amat sangat di kenalinya. Mobil Pajero sport hitam milik Bian. Buru-buru ia memutar anak kunci, dan membukanya. Sambil berjalan melewati kebun bunga milik ibunya, Sassy mencoba menerka kedatangan Bian. Pasti ada hubungannya dengan kejadian semalam, yang membuat Rian kalap.

Pintu mobil bagian kemudi terbuka, terlihat wajah Bian yang agak bengkak.

"Mas Bian!" pekik Sassy keras, ia terkejut melihat sudut bibir Bian yang terluka. "Kenapa seperti bocah sih?" sungutnya kesal.

"Aku gak tau, tiba-tiba Rian nyerang aku" jawab Bian meringis, ketika tangan Sassy memegang wajahnya.

"Enggak mungkin? Mas Rian sembarangan mukul orang kalo gak terpaksa, atau Mas Bian yang membuat kesalahan."

"Entahlah, aku juga gak ngerti. Mungkin? aku seperti berada, di waktu dan tempat yang salah" ucap Bian pasrah.

"Kita masuk ke dalam, gak baik berdiri di halaman rumah. Aku ingin cerita yang sesungguhnya, tanpa di bumbui kebohongan."

"Baiklah, tapi bagaimana dengan Rian? Apa dia menginap di sini?"

"Mas Rian pulang, setelah memberitahu kejadian di club. Dia memukul sahabatnya, yang ketahuan selingkuh. Ku pikir siapa teman Mas Rian itu? ternyata kamu orangnya, tunangan ku sendiri." ucap Sassy tersenyum miring.

"Maaf, tapi aku gak bermaksud begitu. Kejadiannya cepat sekali, sampai aku gak menyadarinya."

Rian memilih duduk di teras rumah, ketimbang di dalam. Sambil menunggu Sassy yang beranjak ke dapur, untuk membuat minuman. Tidak begitu lama yang dinanti sudah datang dengan nampan di tangannya. Dua cangkir minuman panas yang masih mengepulkan asapnya, tersaji di hadapan mereka berikut kudapan ringan.

"Silahkan Mas" ucap Sassy sambil menaruh cangkir di depan Bian.

"Makasih sayang" balasnya cepat.

"Jadi, bagaimana kejadian sebenarnya?" tanya Sassy, ia menaruh nampan di bawah meja.

"Seperti yang kamu tau, aku pergi ke club atas undangan Steve dan teman-teman yang lain" Bian menjeda kalimatnya, ia ingin melihat reaksi tunangannya. "Di sana sudah berkumpul mereka dengan pasangan masing-masing, termasuk seorang wanita yang duduk di sebelah ku. Ia mendapat tugas menemani aku, untuk menuangkan minuman. Tetapi karena perempuan itu mulai bertingkah aneh, aku mulai jengah dan bermaksud meninggalkan club" lanjutnya lagi.

Bian mengambil cangkir kopi, dan menyesapnya pelan. Ia merasakan tenggorokannya hangat, setelah meminum kopinya. Dengan hati-hati, di letakkannya kembali cangkir porselen tersebut. Bian melihat Sassy hanya diam mendengar ceritanya, entah percaya atau tidak. Kemudian ia melanjutkan kronologi kejadiannya, sampai akhir tanpa ada yang di tutup-tutupi. Setelahnya Bian merasa lega, karena telah menyampaikan kebenaran.

"Ya, pantesan Mas Rian kalap. Kamu dengan perempuan lain, dan kelihatan mesra di club" ujar Sassy, setelah Bian selesai bercerita.

"Aku maklum, karena Rian gak ngelihat awal kejadiannya" balas Bian pasrah. "Aku gak butuh penilaian orang lain, yang terpenting kamu percaya sama aku."

"Aku ingin percaya di sini" ucap Sassy menunjuk kepalanya. "Tetapi di sini" lanjutnya menepuk dadanya dengan telapak tangan. "Masih ragu-ragu."

"Aku akan buktikan lewat tingkah laku, bukan dengan kata-kata."

"Baiklah, sekarang pulanglah Mas" pinta Sassy lembut. "Ku lihat Mas Bian kurang tidur" lanjutnya, menatap wajah Bian yang kuyu dan terdapat kantung mata di bawahnya.

"Iya, Mas semalam tertidur di mobil" kata Bian sambil menguap.

"Kenapa gak masuk aja?" tanya Sassy heran.

"Aku takut ganggu orang rumah, dan membuat keributan di malam buta. Kalo gitu Mas pamit, ya. Salam buat Ayah dan Ibu, dan permintaan maaf buat Rian."

"Heum!"

Bian menyalakan mesin kendaraannya, lalu melambaikan tangan berpamitan pada Sassy yang berdiri di depan pagar rumahnya. Rasa kantuk yang mendera, membuatnya menjalankan mobilnya pelan. Hampir satu jam kemudian, Bian sampai di apartemennya. Dan yang membuatnya bertambah kesal, adalah penampakan di depan pintu apartemennya. Diana dengan wajah pucat dan rambut awut-awutan, berdiri bersandar di unitnya.

"Bian, kamu harus bantu aku" Diana sudah mengeluarkan suaranya, sebelum Bian bereaksi mengusirnya. Ia memegang tangan Bian yang berdiri kaku, menatap wajahnya.

"Enggak cukup buat kamu, membuat ku dalam kesulitan" ucap Bian sinis. "Aku babak belur di hajar Rian, karena kesalahan pahaman. Jangan kamu tambahi lagi, dengan masalah mu dengan kekasih gila mu itu."

"Kemana lagi? Aku harus minta tolong, sedangkan Kinan entah berada di mana? Yang terpikirkan oleh ku hanya apartemen kamu, sebagai tempat perlindungan" ucapnya menghiba.

"Dan aku akan jadi samsak tinju Rian lagi, kalau begitu!?"

"Jangan bilang siapa-siapa, cukup kamu dan aku yang tau."

"Hah! Jangan memperumit keadaan, Diana. Di sini aku sudah terdesak karena masalah semalam, jangan kamu tambahi lagi dengan persoalan kamu. Lebih baik kamu pulang, diskusikan apa yang menjadi beban mu pada kekasih mu. Dengan begitu, dia akan merasa di anggap keberadaannya."

"Bicara memang mudah, tetapi sulit untuk mempraktekkannya" ujar Diana. "Tolonglah sekali ini saja, aku hanya butuh tidur beberapa jam. Setelahnya, aku akan menginap di apartemennya Kinan. Please Bian!"

"Oke, jangan lama-lama. Aku juga perlu tidur, gara-gara semalam. Kamu bisa tidur di sofa, kan!?"

"Dimana saja, yang penting menghindar sementara dari Daniel."

Bian meninggalkan Diana, ketika sudah memberi perintahnya. Ia sendiri memasuki kamar tidurnya, untuk mengistirahatkan tubuhnya serta pikirannya.

     ****

Sassy yang merasa kasihan dengan tunangannya, segera membuatkan makan siang. Ia berencana mengantarkan ke apartemennya, kebetulan Sassy pernah di ajak ke sana dan Bian memberikan nomor kombinasi unitnya. Setelah berdandan ala kadarnya, ia mengeluarkan motor maticnya. Berpamitan pada ke dua orangtuanya, lalu melesat meninggalkan rumah.

Tiba didepan unit apartemen Bian, Sassy segera menekan angka kombinasinya. Pintu terbuka lebar, dan ia segera memasukinya. Keadaan ruangan terlihat sepi, ia segera ke dapur untuk menyimpan bawaannya.

Sassy melangkahkan kakinya pelan-pelan menuju kamar tidur Bian, ia hanya ingin melihat keadaan tunangannya. Ia segera membuka handle pintu, dan mendorongnya agar terbuka. Ruangan kamar terlihat gelap, gegas ia membuka gorden dan jendela. Seketika ruangan menjadi terang, dan udara segar memasuki kamar.

Di amatinya tempat tidur ukuran king size, yang berada di tengah-tengah ruangan. Di sana terlihat Bian yang tertidur pulas, sambil memeluk seseorang. Hati Sassy terasa remuk, menyaksikan tunangannya tidur dengan wanita lain. Entah siapa? Karena posisi wanita itu, membelakanginya. Dengan amarah tertahan, ia merenggut paksa selimut yang menutupi keduanya.

"Bajingan!" teriak Sassy marah.

Bian yang mendengar teriakkan Sassy, segera bangun dan terperanjat melihat wanita yang tidur di sampingnya.

"Sayang, ini bukan seperti yang kamu pikirkan!" Bian meloncat dari tempat tidur dan mengejar Sassy yang berlari keluar. Ia lupa tidak mengenakan pakaian, hanya celana bokser yang menempel di tubuhnya. "Oh shit!" makinya keras, menyadari keadaannya. "Sassy, jangan pergi. Tunggu penjelasan dari ku!"

"Aku gak butuh pembelaan mu, bukti sudah ada di depan mata" ucap Sassy sembari berhenti di depan pintu lift. "Selamat, karena kamu berhasil memperdaya aku."

Bian hanya mampu menatap pintu lift yang tertutup, membawa sepotong hati yang terluka karena ulahnya. Ya, bila ia tidak mengijinkan Diana menginap di apartemennya, mungkin kejadian ini tidak akan membuat Sassy marah?

'Oh malang sekali nasib ku' gumamnya pilu.

     ****

1
Rohmi Yatun
ni mana lanjutannya yaaa... /Sweat/
Nana Tulipa
Hati² Bian, cobaanmu datang di awal pernikahan😃
Rafika Adami
ditingal kapok bian
Holipah
cepat banget Thor jngn bkn gara2 bian
Holipah
ada pelakor baru lgi ky nya
Holipah
makan tuh terong letoy🤣🤣
Holipah
si tua kasih karma dong Thor
Holipah
udh rianty miskin kn si tua itu nnti mna mau si pelakor nempel
Holipah
dua racun
Holipah
bkn nyesel si tua itu Thor
Holipah
bikin senjata si tua letoy Thor 😅 tua2 g ada ahlak
Holipah
tua2 g pada tau diri karma karena menyakiti menantu mu & pitnah jga
Putu Suciptawati
nah siapa lagi yg datang cari pak hendra? aidan kah? bs tambah stres thu aidan kalo lihat sassy dan bian disana
Putu Suciptawati
kinan kah calon ibu tiri aidan?
skyvanita iriani
bian laki2 yg plin plan tdk bisa tegas sama diana.
Duwi Rosadah
males dengan karakter bian.. jadi males baca
Putu Suciptawati
kapok kamu bian🤭🤭
Putu Suciptawati
aidan sama diana aja deh😂😂
Putu Suciptawati
betul thu sassy jangan terlalu mencinta ntar pas dia pergi ga terlalu sakit rasanya
Titin Hartanti
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!