NovelToon NovelToon
Istri Alvaro Gaza

Istri Alvaro Gaza

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Kembar / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:16.7k
Nilai: 5
Nama Author: c@f

Alvaro Gaza

Perencanaan Pembunuhan.
Di suatu malam, hujan deras di sepanjang jalan, kabut mengelilingi jalan. Seorang pria berjalan sempoyongan memegang perut sebelah kiri. Darah mengalir dari balik tangannya.
Dari sisi lain beberapa preman sedang mengejarnya.
“kemana pria tadi pergi. Cepat kita harus habisi dia. Setelah itu kita akan mendapatkan bayaran atas kematian pria itu.” Ucap salah satu preman.
“bau darah pasti pria tersebut ada di sekitar sini.”ucap preman yang lain.
“cepat cari sampai ketemu.” Ucap ketua preman tersebut.
Semuanya pun berpencar mencari pria yang hendak mereka bunuh.
“dia tidak akan pergi jauh karena kita sudah membiusnya dan menusuk perutnya, dia juga sudah kehilangan banyak darah. Kalian harus menemukannya meski mayatnya saja.” ucap ketua preman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c@f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alvaro Aden Gaza 31

Alvaro Gaza

Di kamar Allen.

“apa semua sudah siap?” tanya Alvaro

“umm semua sudah siap.” Jawab Allen.

“kali ini beri aku kesempatan untuk menebuh kesalahanku yang lalu.” Ucap Alvaro mencium kening Allen.

Keesokan paginya. Allen beserta Alvaro dan Kenzo pergi ke bandara di antar seluruh keluarga.

“hati hati di jalan. Setelah sampai kabari ya.” Ucap Sona.

“iya. Kalian jaga diri baik baik.” Ucap Allen memeluk semuanya secara bergiliran.

“bibi kecil sampai jumpa.” Ucap Kenzo kepada Naumi.

Di pesawat.

“papa Kenzo mau duduk sama mama.” Ucap Kenzo.

“udah Kenzo duduk situ saja ya.” Ucap Alvaro.

“mengalahlah dengan putramu.” Ucap Allen.

“tidak, aku ingin duduk bersamamu.” Ucap Alvaro tidak mengizinkan Kenzo duduk di sebelah Allen.

“Dana apa yang kau lakukan di depan rumahku?” tanya Lili heran.

“tidak ada.” Ucap Dana.

Satu bulan yang Lalu.

“maaf.” Ucap Lili karena menabrak sesorang yaitu Dana kakak Alvaro.

“apa kau bisa mengantrku ke kamar?” ucap Dana, dalam keadaan mabuk.

“di kamar nomor berapa?” tanya Lili.

“laintai 7 nomor 19.” Ucap Dana.

Lili pun membopong Dana menuju kamar yang telah di sebutkan.

“kunci kamar.” Tanya Lili.

“ini.” Dana menyerahkan kartu kamar kepada Lili.

“awalnya aku ingin meninggalkanmu di depan pintu tapi karena keadaanmu seperti ini aku akan membawamu masuk.” Ucap Lili.

Saat hendak meletakkan Dana ke ranjang Lili yang tiba – tiba kehilangan keseimbangannya langsung jatuh tepat di atas Dana.

“apa kau mencoba mengodaku?” tanya Dana.

Lili langsung bangun namun di tahan oleh Dana.

“karena hari ini kau berinisiatif datang aku akan melayanimu.”ucap Dana.

“apa kau gila. Kau terlalu banyak minum. Cepat lepaskan aku.” Ucap Lili meronta.

Namun Dana yang sudah terkena obat bius dia tidak bisa menahannya lagi, Dana menarik Lili ke pelukannya. Dengan keras Lili memukul Dana hingga pingsan.

“kamu kira aku wanita apaan. Meski kau membayarku jutaan aku juga tidak mau. Uh.” Ucap Lili segera meninggalkan Dana.

Keesokan paginya Dana merasa sakit kepalanya karena di pukul oleh wanita yang tidak dia kenal.

“cepat cari siapa yang membawaku kemari.” Ucap Dana kepada asitennya.

“baik boss.” Asisten Dana pergi sambil menahan tawa.

“awas saja aku akan membunuhmu.” Ucap Dana melihat wajahnya di cermin tergambar bentuk kura kura besar di wajah Dana.

“aku akan meminta pertangung jawabnnya.” Ucap Dana sambil menghapus gambar yang ada di wajahnya.

Beberapa hari kemudian asisten Dana telah menemukan keberadaa Lili.

“dia Lili Aga tuan. Hanya orang biasa dia bekerja di rumah sakit Meiren sebagai dokter umum.” Ucap sang asisten.

“baik aku mengerti . tinggalkan filenya di mejaku.” Ucap Dana.

“lihat saja aku akan meminta pertanggung jawabanmu.” Guman Dana.

Dana menemui Lili untuk kedua kalinya.

“baik apa ada yang bisa saya bantu?” tanya Lili.

“tuan?” tanya Lili kepada Dana yang tercengan denga kecantikan Lili.

“mau kah kau menikah denganku?” tanya Dana.

“apa kau gila?” tanya Lili.

“apa kau melupakanku. Aku pria yang kau pukul di hotel bintang. Dan kau mengambar kura kura di wajahku.” Ucap Dana sambil menatap Lili tanpa henti.

Perwata yang mendampingi Lili tertawa kecil melihat tingkah Dana.

“panggilkan satpam.” Ucap Lili.

“baik dok.” Perawat segera menghubungi dokter.

Semenjak saat itu saat waktu luang dan tidak bekerja Dana mulai mengejar dan mengganggu Lili.

“jika kau datang lagi aku akan berteriak.” Ucap Lili.

“berteriaklah. Ini kawasan sudah menjadi milikku.” Ucap Dana.

“aku bisa saja mengusirmu.” Tambag Dana sambil tersenyum.

“baiklah. Aku pergi.” Ucap Lili segera menutup pintu dengan keras. Namun Dana menahan dengan kakinya sehingga kakinya terjepit.

“aah.” Keluh Dana. Sambil memegangi lututnya.

“maaf.” Ucap Lili karena merasa bersalah.

“apa sakit?” Lili membawa Dana masuk ke rumahnya.

“apa kau gila. Kau menahan pintu dengan kakimu. Bagiaman kalau kakimu lumpuh.” Ucap Lili sambil mengobati luka Dana.

“jika aku lumpuh, maka tidak ada yang menikahiku jadi kau harus bertanggung jawab terhadap hidupku.” Ucap Dana.

“jaga ucapanmu. Apa kau mau lumpu?” ucap Lilii menutup mulut Dana dengan jemarinya.

“jika menjadi lumpuh bisa hidup bersamamu aku rela.” Ucap Dana

“ah sakit.” Keluh dana, karena Lili menekan kakinya yang terjepit pintu.

“sakit kecil ini saja kau mengeluh.” Guman Lili.

Sesampainya di apartemen Alvaro.

“kamu istirahatlah aku akan mengurus Kenzo.” Ucap Alvaro.

Allen mengangguk dan masuk ke kamar untuk membersihkan dirinya.

Karena kelelahan, setelah di mandikan Kenzo segera tidur di kamarnya.

“akhinya dia terlelap..” ucap Alvaro mencium kening putranya.

“sayang, sayang.” Panggil Alvaro, mencari di ruang kamar tidak menemukan istrinnya.

Suara di kamar mandi pun sangat tenang tidak ada sudara gemricik air. Alvaro yang khawatir langsung membuka pintu kamar mandi.

Melihat busa air bak mandi yang berwarna merah Alvaro segera berlari dan merik Allen yang sedang berendam.

“apa yang kau lakukan?” keluh Allen menutupi tubuhnya dengan tanga.

“kenpa warna airnya merah?” tanya Alvaro.

“ini bubuk mawar.”jawab Allen.

“kenapa kau menggunakannya? Aku jadi berfikir yang tidak tidak.” Ucap Alvaro sedikit kesal.

“bukannya ini milikmu?” tanya Allen.

“aku mengambilnya di rak itu.” Ucap Allen.

“sepertinya aku harus membeli warna lain.” Guma Alvaro.

Allen yang masih dalam pangkuan Alvaro tanpa pakaina. Alvaro menatap seperti serigala yang mendapatkan mangsa.

“apa yang kau lihat?” tanya Allen, sambil menutui tubuhnya.

“aku akan menemanimu mandi.” Ucap Alvaro langsung ikut masuk ke bak mandi.

“ini terlalu sempit untuk dua orang.” Keluah Allen.

“tidak apa besok aku kan menganti bak mandi yang lebih besar..” ucap Alvaro sambil melempar pakainnya yang basah ke lantai.

Selesai mandi Alvaro mengendong Allen ke kamar dan mengringkan rambutnya.

“aku bisa sendiri.” Ucap Allen sambil malu malu.

“bagiamana layanannku sudah seperti di spa kan?”tanya Alvaro.

“biasah saja.” ucap Allen dengan tersenyum tipis.

“apa masih kurang?” tanya Alvaro.

“apa kau akan memijatku lagi?” tanya Allen.

“tentu saja. kali ini aku akan memijatmu dengan lembut.” Ucap Alvaro mendorong dengan pelan Allen di ranjang.

Alvaro mulai mencium Allen.

“aku sedang hamil.” Ucap Allen.

“aku tau aku akan melakukannya dengan pelan.” Ucap Alvaro.

“aku sudah menahannya tidak melakukan di kamar mandi. Kali ini izinkan aku melakukannya.” Ucap Alvaro kemudian kembali mencium Allen.

Merkepun melakukannya.

Keesokan paginya.

“Kenzo juga mau di peluk mama.” Ucap Kenzo yang masuk ke kamar Allen dan Alvaro.

“Kenzo juga mau di dekap seperti itu.” Ucap Kenzo melihat Allen yang mendekap Alvaro di dadanya.

“sayang kamu sudah bangun.” Sapa Allen.

“tidak boleh. Ini pelukan milik papa. Kenzo di peluk papa saja ya.” Ucap Alvaro melarang Kenzo memeluk Allen.

“papa jahat,” ucap Kenzo dengan kesal.

“sini sayang mama peluk.” Ucap Allen.

Kenzo datang dari samping dan memluk mamanya.

“hallo iya.” Jawab Alvaro yang mendapat panggilan masuk dari rumah sakit.

“dok hari ini ada empat jadwal operasi karena tertunda beberapa hari.” Ucap perawat.

“baiklah aku kan segara kesana.” Ucap Alvaro. Kemudian mematikan telfon.

“apa apa?” tanya Allen.

“aku harus segera bekerja.” Ucap Alvaro.

“kalau begitu biar Aku yang mengantra Kenzo ke sekolah di hari pertamanya.” Ucap Allen.

Kenzo sudah memasuki taman kanak kanak untuk pertama kalinya.

“baiklah kalau begitu.” Ucap Alvaro.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!