Dean Benicio dan Janella Winkler adalah sepasang suami istri yang saling mencintai.
Karena sebuah penyerangan, Jane yang tengah hamil besar harus berpisah dengan Dean. Tak lama kemudian sebuah kabar membuat Jane hampir kehilangan anak-anak yang dikandungnya. Dean dikabarkan meninggal, Rex sang asisten pribadi pun juga tidak kabarnya.
5 tahun berlalu, Jane bersama anak kembarnya datang kembali ke kota tempatnya dulu tinggal. Jane ingin mengenalkan kenangan Dean kepada Ethan dan Emma.
Tapi saat sedang berada di taman, Jane melihat Dean yang sang duduk di sana. Jane menggandeng kedua anak kembarnya berlari menghampiri Dean. Jane langsung memeluk Dean tapi sebuah kalimat membuat Jane tersentak.
" Kamu siapa?"
Bukan hanya itu yang membuat Jane terkejut, datangnya seorang wanita dan anak kecil yang memanggil ayah pada Dean semakin membuat Jane bingung.
" Jika itu adalah Daddy kita maka tidak ada yang boleh memanggilnya ayah," ucap Emma dan Ethan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Kembar 29
Hari itu Jane tidak berangkat ke perusahaan. Tapi tak berselang lama Joy datang ke rumah. Awalnya Jane meminta untuk Dean beristirahat, akan tetapi Dean juga menginginkan untuk bertemu Joy. Siapa tahu dengan melihat Jane berbicara dengan Joy dapat membuatnya mengingat sesuatu. Dean sungguh ingin segera mengingat tentang masa lalu nya itu. Rasanya begitu menyiksa saat dia tidak tahu tentang apapun.
" Ada apa Joy?" tanya Jane. Saat ini mereka sedang duduk di ruang kerja.
" Ini soal pertemuan itu Nyonya," jawab Joy sambil melirik ke arah Dean. Dean duduk sedikit lebih jauh dari kedua oran itu, dia tidak ingi mengganggu jalannya pembicaraan yang sepertinya penting.
" Katakan saja, dia mungkin juga belum memilik ingatan itu. Saat ini aku lah yang akan menggantikannya untu posisi pemimpin Magna Arbor."
Joy mengangguk mengerti, meskipun Dean sudah kembali tapi melihat kondisi Dean sangat tidak memungkinkan untuk Dean datang ke pertemuan. Joy kemudian menjelaskan bahwa pertemuan itu ternyata diajukan menjadi besok malam. Jane tentu tidak masalah, apa yang dia rencanakan sudah ia selesaikan. Beberapa racun itu sudah selesai. Jane bahkan sudah menempatkan di sebuah senjata yang siap digunakan.
" Tidak masalah Joy, semua sudah beres. Kita akan berangkat. Mereka tidak tahu kan kalau ita akan datang?" tanya Jane memastikan. ia memang sengaja tidak memberikan informasi mengenai kedatangan Magna Arbor dalam pertemuan itu. Magna Arbor yang sudah tidak mengikuti pertemuan selama 5 tahun ini akan datang sebagai kejutan.
" Tidak Nyonya, tidak ada yang tahu soal kita. Apakah akan menggunakan identitas baru, atau tetap menggunakan nama Janella van Winkler?"
Jane terdiam sejenak. Pertanyaan Joy, membuatnya mendapatkan sebuah ide. Dia tidak akan menggunakan nama Jane. Ia akan menggunakan nama samaran yang baru untuk comeback nya kali ini.
" Pakai identitas baru, Magna Arbor tidak akan jadi kartel narkoba lagi. Aku sudah membuat keputusan bahwa kita tidak akan menjual obat-obatan terlarang. Kita akan meniggalkan itu. Fokus kita berubah menjual senjata dan juga racun. Tujuanku salah satunya adalah para wanita, ada racun khusus bagi mereka untuk menghukum para pria hidung belang."
Glek!
Joy menelan saliva nya dengan susah payah. Ia bisa merasakan aura menakutkan dari Jane. Sungguh hampir mirip dengan Dean waktu itu, kejam dan dingin.
" Ba-baik Nyonya, lalu nama apa yang akan Anda gunakan nanti?"
Jane hanya tersenyum, sepertinya dia tidak akan mengatakannya untuk sekarang ini. Joy yang melihat senyuman Jane bukannya senang tapi malah merinding, senyuman itu sungguh membuatnya takut.
Dean sedari tadi hanya melihat saja interaksi antara jane dan Joy, ia juga bisa melihat bahwa Jane begitu kuat. Sorot mata Jane seperti memberikan penekanan pada orang yang ditatapnya.
" Sangat cantik, jantungku berdetak hebat saat melihatnya. Apakah aku jatuh cinta kepadanya," gumam Dean lirih. Mungkin ini yang dinamakan jatuh cinta untuk kedua kalinya dengan orang yang sama. Dean terus mengamati Jane yang berbicara dengan Joy. Ia semakin terpesona saat melihat Jane yang serius.
" Baiklah Nyonya, saya akan mempersiapkan kepergian kita besok malam."
" Ya, siapkan setidaknya 10 orang, tidak usah banyak-banyak. Ku rasa cukup jika hanya untuk bersua dengan teman-teman lama."
Joy berdiri lalu membungkuk memberi hormat kepada Jean lalu pergi dari ruang kerja di kediaman Benicio itu. Selepas Joy keluar, Dean menghampiri Jane. Dia duduk di kursi depan Jane duduk.
" Apa kalian mau pergi, pergi kemana, bolehkan aku ikut bersama mu?" tanya Dean, ia merasa khawatir sekarang terhadap Jane.
" Ya, ada sebuah reuni. Tidak, kamu tidak bisa ikut. Bukan tidak bisa, tapi belum bisa. Tunggu kamu pulih baru semua ini akan kembali padam"
Dean mengerutkan alisnya, dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Jane. Tapi nalurinya mengatakan bahwa dia harus patuh dan menurut oleh ucapan wanita yang merupakan istrinya itu.
" Jane, bolehkah aku melakukan sesuatu untuk membuatku mengingat semua tentang Kita?"
" Lakukan semua yang kamu mau, aku tidak akan memaksamu untuk langsung mengingat. Ini bukanlah hal yang mudah, 5 tahun kamu diracuni, akan butuh waktu yang lumayan untuk kamu bisa kembali pulih."
Jane berucap begitu tenang, mengingat apa yang dikatakan oleh Dokter Arthur bahwa kondisi Dean memang tidak baik. Semakin dia berusaha untuk mencari mengenai ingatannya maka dia akan semakin merasakan sakit pada bagian kepala. Jane tentu tidak tega saat melihat Dean kesakitan. Rasa sakit yang Dean terima seperti tidak tertahankan. Meskipun Jane tidak mengalaminya sendiri tapi ia bisa melihatnya dan ikut merasakan.
" Ya, aku mengerti. Maaf jika apa yang aku lakukan ini akan membuatmu marah."
Dean beranjak dari duduknya dan kini dia mendekati Jane. Tanpa banyak bicara dan basa-basi, Dean langsung meraup bibir Jane. Bukan hanya sekedar kecupan, Dean mulai menyesap bibir lembut Jane. Ia bahakan menekan tengkuk Jane agar ciuman itu semakin dalam.
Jane membelalakkan matanya, ia tentu terkejut saat mendapatkan bibir Dean yang mendarat di bibirnya. Awalnya ia menahan dada Dean dengan tangan, tapi tangannya melemah, Jane sekarang malah sudah memeluk Dean.
Bohong jika dia tidak merindukan ciuman itu, bohong jika dia bilang bahwa tidak menikmati setiap sesapan demi sesapan yang Dean berikan. Pun begitu dengan Dean, ia merasakan perasaan cinta dan sayang yang sangat familiar. Ciuman itu membawanya kerasan nyaman, bahkan Dean mulai menginginkan lebih.
" Aku mencintaimu Jane," lirih Dean setelah ia melerai ciuman mereka. Dean menatap wajah Jane dan menerobos masuk ke mata Jane yang baginya sangat indah. Ia bisa melihat rasa cinta di sana tapi Dean merasa ada sebuah keraguan yang juga menyelimutinya.
Jane memalingkan wajahnya ke samping untuk menghindari tatapan mata Dean.
" Ada apa, kamu apakah sudah tidak mencintaiku lagi?" tanya Dean dengan gelisah.
" Bu-bukan tidak mencintaimu, aku tentu masih mencintaimu. Tapi saat ini hatiku sedikit ragu, aku harus memastikan sesuatu."
Jane berdiri lalu meninggalkan Dean sendirian di ruangan kerja itu dengan perasaan yang tidak bisa ia jelaskan. Tapi satu hal yang pasti, dia tidak merasakan sakit kepala saat sebuah kenangan tentang cuman itu hadir di memori otaknya. Ciumannya bersama Jane sangat familiar dan tentu saja ia yakin sering melakukannya dengan Jane.
" Aku pasti akan bisa mengingatnya kembali. Kamu adalah wanita yang aku cintai, aku yakin kamu adalah satu-satu nya wanita yang menempati hati dan pikiranku jane. Dan aku pasti akan menghilangkan keraguanmu padaku."
Jane setelah keluar dari ruang kerja langsung menuju ke dapur, ia mengambil air dingin dari kulkas dan menenggaknya hingga tandas. Padahal cuaca begitu dingin, tapi ia merasakan dirinya sangat panas. Ciuman Dean membuatnya seperti ini.
" Sial. mengapa reaksiku seperti ini. Huh, tidak bisa. Aku harus memastikan dulu apa yang terjadi selama 5 tahun ini."
Jane bergumam pelan, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat saat kembali mengingat ciuman dari Dean. Tidak bisa ia pungkiri bahwa ia menginginkan lebih yang bukan hanya sekedar ciuman.
" Jane, please, jangan aneh-aneh. Otakmu jangan kemana-mana," gerutu Jane.
TBC
ilang ingatan dll
semoga sukses selalu