Bait-bait Doa Ustadz Khalid

Raka menjadi sosok yang dingin hampir setiap hari ia uring-uringan saja saat di kantor ataupun di rumah nya. Bahkan selepas dari kantor ia hanya menuju bar, dan Marsha hanya sebagai pelampiasan saat dirinya pulang.

Karena sangat cinta Marsha tak peduli apapun yang di lakukan Raka, berharap dirinya cepat hamil dan Raka bisa berubah. Raka masih selalu saja saat tidur mengigau menyebut nama Aulia.

Sungguh sakit hati Marsha saat mendengar nya, tapi bagaimana pun juga itu sudah menjadi resiko untuk nya mau menikah dengan Raka. masih beruntung ia tak jadi di madu oleh Raka, ia menjadi istri satu-satunya Raka.

Bersabar hanya itu yang bisa Marsha lakukan, sebenarnya Marsha ini orang baik. Tapi karena cinta nya di khianati oleh Raka ia jadi seperti itu dengan Aulia pernah memarahi Aulia.

Seperti biasa Raka akan pulang di malam hari, bau alkohol menyengat di hidung Marsha. Marsha membantu Raka melepas sepatunya, dan dasi yang ia pakai.

Masih beruntung Raka tak main perempuan di luar sana, ia hanya melampiaskan dirinya dengan minuman beralkohol. Dan sebagai pelampiasan nafsu Marsha lah sosok istri nya yang ia tiduri.

Raka langsung tertidur jika sudah lelah dan puas dengan pelampiasan nya. Beruntung malam ini Marsha tidak menjadi sasaran Raka, ia selalu dengan kasar melampiaskan hasratnya kepada Marsha.

_

Satu minggu sudah pernikahan Khalid dan Aulia, seperti yang Khalid katakan mereka akan tidur bergantian tiga hari di rumah ayah dan tiga hari di rumah Abi. Kini mereka sudah kembali di rumah Barra lagi.

Aulia sudah bersiap untuk berangkat ke butiknya dan Khalid berangkat kampus untuk mengajar. Mereka sarapan bersama sebelum berangkat.

" Nak sudah mau ke butik apa sudah ngga lelah lagi." tanya Alira menyiapkan sarapan untuk semuanya.

" iya umi kasihan yang lain kalau tidak di bantu." ucap Aulia ia juga menyiapkan sarapan nya untuk suaminya.

" Tapi jangan terlalu lelah, biar anak-anak yang mengerjakan semua nya kamu ngecek barangnya saja"

". Iya umi Aulia tidak akan lelah."

" Jika mereka ingin cepat minta selesai kan desainnya lebih baik kamu jangan terima, umi tak mau kamu lelah ". Barra dan Khalid tersenyum, umi alira sangat protektif sekali kali ini.

Meskipun Aulia bukan menantunya saat dulu alira sudah sangat sayang padanya. Di tambah sekarang menjadi menantunya ia makin sayang saja.

" Ikut sarapan dulu Rahes." Rahes baru datang, ia tinggal di pesantren.

" iya umi terima kasih".

" apa sudah sarapan tadi nak."

" belum umi." Rahes nyengir dan Khalid mencebik.

Rahes emang biasa sarapan di rumah Khalid namun ia malu ada Aulia di sana. JAdi ngga bisa ganggu Khalid, Rahes berusaha bersikap manis. Ah Rahes kebiasaan...

_

Rahes menghentikan mobilnya tepat di depan butik milik alira, kini butik itu sudah sepenuhnya alira serahkan kepada Aulia. Alira ingin istirahat menemani emak dan Abah di rumah.

Khalid turun mengantar Aulia dulu ke butik, sudah ada beberapa pegawai yang datang lebih pagi dari nya. Khalid lalu pamit, Aulia salim terlebih dahulu.

" Pulang dari kampus aa langsung ke pesantren ya ada jam di sana juga."

" iya, jangan lupa makan ". ucap Aulia, Khalid pun tersenyum senang Aulia perhatian dengan nya.

". Kamu juga istirahat jika lelah dan jangan lupa makan siang, tadi sudah bawa bekal". Aulia mengangguk. Khalid berlalu tapi dirinya balik lagi ke dalam.

" ada apa." tanya Aulia heran.

" belum di kasih upah". ucap Khalid.

" upah apa." Aulia tak mengerti ia ingat jika dirinya tadi sudah Salim, lalu apa lagi yang Khalid harapkan dari seorang istri nya.

Tiba-tiba Khalid mendekat ia mencium kening Aulia, Aulia kaget ia tak enak dengan anak-anak lain yang kini pasti mereka melihat adegan itu. Khalid nyengir ia mengusap kepala Aulia lalu mengucapkan salam.

" makasih ya, assalamu'alaikum..."

" wa'alaikumsalam". ucap Aulia tertegun, Aulia mengulas senyum memandangi punggung suaminya yang berjalan cepat menuju mobil.

Rahes yang tak sengaja melihat pun menelan ludahnya, rasanya ustadz itu makin bucin saja sama istrinya.

" sudah tadz, harusnya tadi Rahes yang minta upah kan. Rahes yang Anter mbak Aulia." seketika Khalid menoel kepala Rahes.

" bosan hidup kamu hemmm..."

" eh ngga bos ustadz, sory." Rahes nyengir, ia tak mau dapet bogem dari Khalid.

Meski seorang ustadz Khalid juga jago bela diri, di masa masih mengenyam pendidikan di madrasah Khalid sudah sabuk hitam ikut taekwondo.

" sudah ayo jalan, nanti terlambat lagi " Rahes menginjak gasnya membuat Khalid terkejut kaget.

" Rahes, mau minta saya pecat."

" ngga ustadz, Rahes tak sengaja serius bohong." Khalid mendelik Rahes nyengir saja.

Aulia masih senyum-senyum saja saat masuk ke dalam butik, karyawan yang lain juga menyimpan senyum baper melihat adegan suami istri tadi.

Usil tapi romantis juga khalid, lama-lama sepenuhnya Aulia bisa luluh.

_

" mbak ada pesanan dari butik Syafa tiga puluh potong gamis batik Twill modern yang mba Aulia desain kemarin." ucap Naina pegawai butik.

" Kita hubungi dulu penjahit nya dan cari bahannya baru kita bisa kasih jawaban ". ucap Aulia ia mulai membuka laptopnya melihat pesan masuk untuk butiknya.

" baik mba akan saya sampaikan ke mereka jika kita masih cek bahan bakunya." kata naina masih sibuk mengecek barang keluar hari ini.

" waktu saya libur ada kendala tidak."

" Alhamdulillah tidak mba, hanya ada satu orang yang mengembalikan barang nya katanya tak seusai keinginan mereka,". Ungkap Naina.

" ibu ayun pastinya, ibu itu memang begitu ribet kata umi. Ya sudah tak apa hanya satu insyaallah kita akan di gantikan dengan banyak pelanggan lagi". Semuanya tersenyum.

Aulia kemudian masuk, ia ingin menyelesaikan desain yang ia buat sebelum dirinya menikah. Desain itu hanya iseng saja ia membuat gaun pesta, syar'i tapi lebih kalem tak begitu terlihat norak.

_

Raka berhenti di depan butik, ia sebenarnya tidak tau jika Aulia sudah mulai bekerja atau belum namun dirinya menunggu berharap Aulia sudah masuk kerja.

Raka melihat Khalid saat masuk ke dalam kampus ia berfikir jika Aulia ada di butik. Raka sebenarnya ingin marah menemui Khalid, kenapa bisa menikahi calon istrinya. dan Aulia dengan mudah langsung menerima sosok Khalid tanpa adanya rasa cinta.

Raka memukul-mukul setor mobilnya dengan perasaan begitu menyesal. Menyesal karena dirinya sendiri sudah mengkhianati Aulia. Hanya demi kekuasaan dan harta, bahkan keberadaan Marsha sekarang hanya ia gunakan sebagai pelampiasan.

Raka tidak mau tidur bersama Marsha jika ia sudah pada puncak hasratnya ia menyuruh Marsha pergi dari kamarnya. Raka lebih nyaman tidur seorang diri, Marsha pun pasrah apapun yang Raka lakukan.

__