NovelToon NovelToon
The Sun From Valencia

The Sun From Valencia

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kontras Takdir / Romansa / Dendam Kesumat / Cinta Murni
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: dee_put

Kisah tentang pengkhianatan seorang yang kamu kasihi, tentang cinta yang tulus dan takdir yang tak mau memisahkan mereka.

Takdir yang telah terikat sejak mereka kecil, yang akan membawa masa depan kerajaan ini pada kebenaran murni dibalik rahasia yang telah membuat sang raja membenci wanita yang dicintainya.
.
.


Raja terdiam setelah tangan mungil itu menyentuh pipinya. Ia dapat merasakan tangan dingin itu. Hal itu membuat tangan nya yang mencengkeram leher Selir Mina mengendur.

Selir Mina terbatuk keras hingga berlinang air mata. Lehernya bahkan memerah karena cengekeraman raja.

Raja melihat leher itu. Seketika tangannya mengepal. Ia merasa bodoh. Bangaimana mungkin ia tak bisa mengendalikan amarah nya begini. Mina belum boleh mati. Ini belum saat nya.

Mina langsung berlutut dan berbicara tersenggal.
"Ma..afkan ke..lancang..an hamba yang mu..lia" Mina berusaha keras untuk berbicara walau tenggorokannya masih terasa sakit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee_put, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29 - Kehidupan Baru -

Wanita berhanon hitam tersebut sejenak mengusap bibirnya yang masih mengeluarkan darah dari mulut nya. Ia menatap Nona nya. Seseorang yang akan mengubah dunia ini atau seseorang yang akan menjadi kan dunia ini semakin terpuruk lebih dalam dari pada sebelumnya.

“Bibik tidak apa-apa?” Nona muda itu bertanya dengan lembut, paras ketakutan tampak dalam wajah cantik itu.

“A..ku taka pa-apa Nona. Hanya letih setelah bersemedi seharian saja.”

“Apa perlu aku panggil Liana tau Mo-mo bik?”

“Tak perlu Nona. Anda tak perlu melakukan hal seperti itu. saya tak apa”

“Tidak…bibik harus diobati. Mo-mo adalah orang yang ahli dalam pengobatan. Tunggu sebentar ya bik.

Nona tersebut kemudian berjalan menuju dapur mencari sahabatnya Lian dan Mo-mo. Ketika sampai di dapur ia mendengar sedikit pembicaraan antara kedua orang itu.

“Apa anda yankin Nona? Kita harus membawanya pergi dari tempat ini. Terlebih saat ini masih perang antara Jinggara dengan Valencia masih berkecamuk.”

“Iya. Kita harus melakukan hal ini. Aku tak ingin sahabat ku terluka lagi lebih dalam Mo-mo”

Nona muda tersebut mengerutkan keningnya, kebingungan tak paham. ‘apa maksud semua ini?’ batinnya. Ia memutuskan untuk mengabaikan nya sejenak dan meminta pertolongan pada mereka tentang bibik mereka.

“Lian, Mo-mo apa kalian bisa membantu ku? Bibik tiba-tiba saja tadi kelihatan kelelehan dan muntah darah. Mo-mo kamu bisa ilmu pengobatan kan?”

“No—na… ha ten tu nona.”Mo-mo seketika menjadi gagap dan Lian menjadi sedikit tegang.

Lian berusaha menetralkan mimik wajah nya. Ia tersenyum. “Mari kita kesana Nona”

...****************...

Setelah diperiksa oleh Mo-mo ternyata bibik hanya kelelahan saja. Nona muda itu bernafas lega. Lalu dia yang kepikiran tentang perkataan Mo-mo dan Lian tentang dirinya tadi.. Ia penasaran.

“Lian, apa maksud dari perkataan mu yang mengatakan takut aku terluka lebih dalam lagi saat berkata pada Mo-mo?”

Lian dan Mo-mo menegang seketika. Tak menyangka bahwa Nona muda itu akan menanyakan itu. Lian tersenyum kecil.

“Aku hanya tak ingin kamu terluka saja, kita sudah bersahabat sejak dulu. Mungkin kamu melupakannya karena insiden kecelakaan yang kamu alami beberapa minggu lalu dan membuat mu kehilangan ingatan mu. Insiden itu adalah saat kamu menyerahkan dirimu pada upacara Sahde itu.”

Mo-mo berusaha menelaah kembali perkataan nona nya itu. “Iya, ini terjadi karena anda tengah hamil dan sua—mi anda meninggal saat perang. Anda menjadi sakit dan tak menerima kematian suami anda. Sehingga anda memilih menyerahkan diri pada upacara Sahde.”

Nona muda itu sejenak terkejut mendengar perkataan itu. ia tak menyangka bahwa dirinya tengah hamil saat ini dan hampir saja melakukan upacara penyerahan diri kepada dewa untuk menjadi cenayang.

Ia terduduk. Ia mengelus perutnya sejenak.

“Maafkan aku tak memberitahu mu secepatnya sejak kamu sadar dua minggu lalu. Aku hanya tak ingin kamu sedih seperti ini.”

“I—ya Nona… kami hanya ingin anda untuk tidak mengingat kesedihan anda lagi terutama tentang suami anda.”

Suami…

Bahkan, saat ini aku sama sekali tak mengingat wajah suamiku sama sekali… dan aku memiliki anak? Bagaimana mungkin? Apa ini alasan nya mereka tak mau memberitahu namaku?

Nona muda itu terdiam dengan pikirannya saat ini. Ia mengelus perutnya yang masih datar. Ia berjanji akan melakukan hal yang terbaik demi kehidupan anak nya kelak.

...****************...

Setelah kejadian aneh yang terjadi di medan perang saat itu, Perang dihentikan. Perang itu banyak memakan korban jiwa. Korban Jiwa bukan hanya akibat perang antara kedua belah pihak saja. Tetapi juga akibat adanya kejadian alam yang sangat aneh yang menyebabkan tanah terbelah dan memakan korban jiwa yang lebih banyak lagi.

Langit perlahan mulai berangsur kembali menjadi cerah.

Kasim Kang masuk kedalam bilik permandian raja. Sudah beberapa hari setelah perang tiba-tiba dihentikan, raja semakin murka dan menjadi lebih dingin. Bahkan lebih dingin dibandingkan dengan saat selir Mina meninggal dunia.

“Yang mulia, pagi ini anda ada rapat yang harus anda datangi” kasim Kang memberitahu junjungannya itu tentang rapat yang harus di datangi oleh raja karena raja berendam sangat lama dan lebih lama dari pada biasanya.

Raja berdiri dari bak rendaman air hangat nya, terlihat banyaknya bekas luka di tubuh gagah itu, bahkan bekas luka pisau yang masih sangat kentara terlihat di punggung belakangnya. Bekas luka yang ia dapatkan dari perangnya yang masih tertunda dengan Arigrath.

Raja memakai jubahnya, ia menuju aula istana nya. Para menteri menunduk hormat padanya. Raja duduk di singgasana nya.

“Yang Mulia, anda harus melakukan resimen, agar rakyat tidak mempertanyakan lagi tentang perang yang lalu yang mulia.

Seorang menteri memberi masukannya

“Tidak yang mulia, anda tak harus memberi resimen. Anda hanya harus memulai genjatan senjata untuk perang yang tertunda ini yang Mulia, jika kejadian alam yang aneh itu tak terjadi, hamba yakin Valencia akan menang yang mulia”

“Justru, karena kejadian aneh tersebut, kita harus melakuakan resimen.”

“Tidak…”

Dua kubu menteri bertentangan untuk mencapai resimen atau melakukan genjatan senjata. Keributan kecil terbentuk. Raja hanya memasang wajah garang dan dingin. Hingga jendral Maheta yang seperti nya paham atas tatapan raja itu, akhirnya menarik pedang nya dan mengacungkannya ke atas.

“Para menteri diharapkan untuk tenang!!” teriaknya. Lalu Maheta menurunkan pedangnya dan memberi hormat pada raja.

Raja menatap seluruh penjuru aula itu dengan tatapan intimidasi yang sangat dalam.

“Aku akan melakukan resimen dan mengirimkan surat resimen itu kepada seluruh kerajaan yang ikut berperang dalam perang kemarin. Dan jika ada yang menolak resimen tersebut maka Valencia tak akan segan-segan dalam melakukan peperangan”

“Ta… pi.. Yang Muli…”

“Jangan ada yang membantah perintah ku.”

...****************...

Nona muda itu semakin menjadi pendiam, ia menjadi pendiam dari pada yang biasanya. Ia mengelus perut nya sejenak. Saat ini telah ada kehidupan dalam perutnya. Cairan bening tiba-tiba mengalir dari pelupuk matanya. Ya, Dewa. Cobaan apa ini semua? Bagaimana caraku untuk merawat dan mendidik anak ini.

Nona muda tersebut menguatkan dirinya, ia telah mengambil satu keputusan, ia akan merawat anak ini. Ia tak perduli dengan kehidupannya yang lalu.. Yang ia perdulikan saat ini adalah anaknya ini. Justru ia cukup bersyukur, karena tak perlu mengingat masa lalunya yang mungkin saja kelam.

Ia akan melakuakan doa puja bagi anaknya ini di kuil Kwam’in. Ia akan melakukan ritual itu, ia akan ke kota, terlebih perang telah berakhir dan akses untuk ke kuil pasti telah terbuka. Hanya satu hal yang harus ia lakukan, ia harus menemukan cara untuk ke kuil itu.

Nona muda itu menemui bibik nya yang sudah sadar, dan sudah mulai baikan sejak meditasi itu. “Bibik.. boleh kah aku bertanya sesuatu…” wanita muda itu terdiam dan menunduk. Bibik itu yang masih pucat berusaha tersenyum.

“Apakah nona ingin menanyakan tentang bayi nona?” Nona muda itu terperanjat tak menyangka bibik nya itu mengerti maksudnya.

“Ia akan menjadi seorang lelaki yang tangguh dan akan melindungi anda ibunya.”

Nona muda itu tersenyum.

“Aku yakin dia akan menjadi anak yang tangguh. Tun..ggu bagaimana bibik bisa yakin bahwa aku akan melahirkan seorang putra?”

Bibik itu tersenyum, “Aku mendapatkan penglihatan tentang nya Nona”

Nona muda itu tersenyum “Oleh karena itu, bolehkah aku pergi ke kuil Kwam’in bibik?”

Wanita setengah baya itu seketika terdiam beku, ia tak tahu harus mengatakan apa. Ia tak boleh membiarkan hal itu terjadi.

“Alangkah lebih baik, nona tidak pergi dalam masa ini, perang belum terkendali semuanya nona.”

“Ta..pii bik”

“Saya harap nona berkenan mendengarkan permintaan wanita tua ini.”

Setelah mendengarkan hal itu, nona muda itu tak bisa berkelit lagi dan hanya bisa mengangguk mengiyakan saja.

...****************...

Keadaan di dalam istana saat ini, Ratu yang usia kandungan nya semakin bertambah semakin sering tersenyum terlebih karena ia akan melahirkan putra mahkota bagi Valencia ini. Dan bahkan tak akan ada yang bisa mengambil perhatian raja lagi karena Mina telah mati dan setelah ia melahirkan putra mahkota nanti, perhatian raja hanya akan berada pada dirinya saja.

Ratu tersenyum, ia berjalan menuju taman Venusia, taman terindah dan taman terbaik di Valencia ini. Ia melihat matahari pagi dan menyentuh bunga-bunga poeny yang mulai mekar dengan indah nya. Ia sangat bahagia saat ini.

Raja yang melewati taman Venusia seketika tak sengaja bersitatap dengan ratu, ratu tersenyum sekilas, tetapi raja hanya memasang wajah dingin, ratu terluka dengan tatapan itu. Ratu berjalan ke kediamannya, ia berusaha menenangkan dirinya.

“Katakan pada kediaman ibu suri aku akan mengunjungi ibu suri. Aku akan meminta izin untuk keluar dari istana menuju kuil kwam’in”

“Baik Yang Mulia Ratu”

-----------

Nb :

Sahde : Upacara penyerahan diri kepada dewa untuk menjadi seorang cenayang, dengan kata lain hidupnya bukan miliknya sendiri lagi melainkan menjadi perantara dewa

Resimen : Surat perdamaian setelah terjadi nya perang, dimana Valencia tidak akan melanjutkan perang dan antar kerajaan tidak lagi memiliki ikatan baik kerja sama dalam berbagai bidang.

Kuil kwam’in : Kuil permohonan kepada dewi Kwam untuk meminta berkat bagi seorang anak.

1
Mr. ERICK
Ayo semangat lanjut kembali
chysea
tokoh mina diperkuat lah dikit thor, jangan lemah dan g bisa ngapa2in
Ovie Ozmon
ini di gantung y g up up
Ida Lestari
cek cek cek up...
Ovie Ozmon
hey author semangat dong ada yg menanti ini di sini
Ida Lestari
Di tunggu up episode nya author 🥰🥰, semoga author di lancarkan semua urusannya
Ovie Ozmon
lama bgt sih...
Ovie Ozmon
uy lama kali g up up thor
Ovie Ozmon
bagus alfert .. singkirin tuh Ema sama anak yg kurang asem... kurang cuka.. kurang blao...
Ovie Ozmon
selalu nunggu author... tiap waktu senggang nengok mlu, Udeh up belom ye..?...
Ida Lestari
masih menunggu episode selanjutnya
Ida Lestari
lanjut author....,,,semangat
Ida Lestari
luv
Ida Lestari
👍
Ovie Ozmon
author udah 2 hri Kamis ni
Ovie Ozmon
ga lanjut author ko ada pemberitahuan cerita selesai...
Ovie Ozmon
ayo up yg banyak author di tunggu loh
dee_put: terimakasih kk ats dukungannya.. mohon di tunggu yaaa
total 1 replies
Ovie Ozmon
lanjutkan ceritanya semangat rekomen ini novel alurnya g banyak tiponya. sip dah
dee_put: terimakasih dukungannya
total 1 replies
Ida Lestari
tulisannya mantap, satu bab nya panjang banget 👍👍👍
dee_put: terimakasih kk
total 1 replies
Ida Lestari
like, 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!