Istriku! Oon?

Selamat Membaca

Castello Vescovo kini berfungsi sebagai markas utama Conti-Valerius Consortium. Mini Chacha Pramesti dan Eric Alaric Wiguna harus segera merumuskan strategi untuk menghadapi invasi Yakuza yang mengancam jalur pelayaran Mediterania mereka.

Di Ruang Kaca, yang kini telah dilengkapi dengan peta digital global, Eric, Mini, Pranoto, dan Marco berkumpul untuk menganalisis ancaman.

Klan Yakuza yang memasuki Mediterania dipimpin oleh seorang Oyabun bernama Kaito Shima. Kaito dikenal sangat efisien, fokus pada teknologi enkripsi, dan menggunakan metode Bushido modern—kode kehormatan yang kejam—dalam bisnis ilegal mereka.

"Mereka tidak seperti Matriark atau Silvio, Mini. Mereka tidak menginginkan tahta atau kehormatan Italia. Mereka menginginkan Jalur Logistik kita," Eric menjelaskan, menunjuk pada peta yang menunjukkan titik-titik lemah di Pelabuhan Malta dan Sisilia.

Mini, sebagai Signora Capo dan penganut Kode Ketenangan, menolak saran Eric untuk menggunakan taktik Conti lama (menggunakan ancaman fisik).

"Kita tidak akan melawan mereka dengan peluru, Eric. Itu akan menghancurkan fondasi etika yang telah kita bangun. Kita akan melawan mereka dengan apa yang paling mereka takuti: kerugian finansial dan pengakuan hukum," kata Mini tegas.

Mini merumuskan strategi "Jembatan Transparansi":

* Pengamanan Aset: Mini menginstruksikan Marco untuk mengaktifkan lapisan keamanan deep-level pada semua aset legal Conti-Valerius. Jika Yakuza mencoba peretasan atau pencucian uang, sistem akan secara otomatis memicu pelaporan ke regulator internasional.

* Umpan Hukum: Mini memutuskan untuk menggunakan Wiguna Corp. Jakarta sebagai umpan. Wiguna Corp. memiliki koneksi lama di Asia yang kini menjadi target Yakuza. Jika Yakuza mencoba menyerang Wiguna Corp., mereka akan terekspos ke hukum Indonesia dan Asia Tenggara, wilayah yang dihindari Yakuza karena sensitif.

* Diplomasi Kuno: Mini, melalui Pranoto, mencari kontak ke Triad Tiongkok dan klan Ndrangheta lainnya. Mini ingin menciptakan Aliansi Non-Agresi yang mendefinisikan Yakuza sebagai ancaman bersama terhadap stabilitas regional, membiarkan klan-klan ini melakukan pekerjaan kotor secara tidak langsung.

"Yakuza beroperasi dengan kehormatan. Kita akan memprovokasi mereka untuk melanggar kehormatan mereka sendiri dengan menyerang bisnis legal," simpul Mini.

Mini dan Eric mundur ke kamar mereka setelah rapat yang intens. Eric merasa frustrasi. Sebagai Capo Operasional, nalurinya adalah bertarung.

"Aku merasa kita terlalu lembut, Mini," kata Eric, menyandarkan diri di bingkai jendela. "Kaito Shima tidak akan memahami etika atau hukum. Dia hanya mengerti kekuatan absolut."

Mini mendekati Eric, memegang tangannya. "Aku tahu kau ingin melindungi kita, Eric. Tapi inilah ujian terberat kita. Jika kita kembali ke peluru, kita menjadi seperti Matriark. Kita harus percaya pada Kode Ketenangan. Kita harus percaya bahwa hukum dan transparansi adalah senjata yang lebih kuat."

Mini mencium Eric. Mini, dengan ketenangan Valerius-nya, menyalurkan keyakinan kepada Eric.

"Aku butuh dirimu, Eric. Bukan sebagai pembunuh bayaran Conti yang lama, tapi sebagai Capo Operasional yang cerdas. Kau harus mengatur pertahanan fisik di Sisilia tanpa menembak. Kita akan menciptakan 'Zona Netral' yang dijaga dengan teknologi, bukan senjata api."

Eric mengangguk, terpengaruh oleh kekuatan Mini. "Baiklah. Aku akan mengirim tim Marco ke Sisilia. Kita akan menggunakan drone dan AI untuk memantau pergerakan mereka. Tapi Mini, kau harus bersiap. Jika Yakuza menyentuh Wiguna Corp., kau harus pergi ke Jakarta."

Beberapa hari kemudian, Marco memberikan laporan buruk: Yakuza telah mengambil alih sebuah kapal kargo kecil di dekat Pelabuhan Malta dan menggunakannya untuk menyelundupkan barang-barang teknologi. Ini adalah show of force pertama.

Yang lebih mengkhawatirkan: Klan Yakuza telah mengirimkan agen ke Jakarta, menyamar sebagai investor asing, dan mulai mengumpulkan informasi tentang Wiguna Corp.

"Mereka tahu Wiguna Corp. adalah aset berharga," kata Pranoto. "Tapi mereka tidak tahu bahwa wiguna Corp. adalah umpan kita."

Pranoto mengungkapkan bahwa ia telah mengaktifkan jaringan kunonya di Asia. "Aku telah mengontak Ratu Merah di Singapura. Dia adalah pemimpin Triad Tiongkok yang sangat kuat. Dia bersedia membantu kita melawan Yakuza, tetapi dia meminta imbalan: akses eksklusif ke jalur logistik Conti-Valerius di Italia Selatan."

Ini adalah pertukaran yang berbahaya—membawa Triad masuk ke wilayah Italia.

Mini menatap Eric. "Kita akan menerima kesepakatan itu. Kita butuh sekutu di Asia. Tapi aku akan pergi ke Singapura untuk bernegosiasi sendiri dengan Ratu Merah. Eric, kau harus tetap di Italia dan mengamankan Sisilia dari Kaito Shima. Aku akan menjadi Signora Capo di Timur."

Eric memandang Mini, bangga sekaligus khawatir. Mereka harus berpisah untuk pertama kalinya sejak menikah.

"Baiklah, Mini. Tapi bawa tim keamanan terbaik. Dan ingat, kau adalah Signora Capo yang sah. Jangan biarkan Yakuza meremehkanmu," pesan Eric.

Mini mengangguk. Dia kini harus memimpin negosiasi berbahaya di Singapura untuk menjamin keamanan klan mereka.

BERSAMBUNG.

Mini akan bernegosiasi langsung dengan Ratu Merah Triad di Singapura, sementara Eric menghadapi Yakuza di Sisilia! Akankah Kode Ketenangan Mini berhasil di tengah intrik Asia yang kejam? Dukung terus kisah Eric dan Mini, Signora Capo dan Capo barunya, dengan Like, Comment, Share, dan Vote! Terima kasih banyak atas dukungan Anda!