My Sexy Secretary

Jennie sama sekali tak bisa duduk dengan tenang. Berdampingan dengan Aneeq, pun tidak ada Ziel di antara mereka, entah kenapa benar-benar membuatnya merasa was-was. Tangannya sedari tadi sudah berkeringat dingin, tetapi sebisa mungkin dia menyembunyikan itu semua dari Aneeq.

"Ca, mana berkas yang harus dia pelajari?" tanya Aneeq pada asistennya yang tengah mengemudi, Caka melirik Aneeq dari balik kaca spion.

Dia meraih tas yang berisi berkas-berkas di atas dasboard. Lalu menyerahkannya pada Aneeq. Pria itu segera meraih dan membuka tas tersebut, lalu menatap ke samping, di mana Jennie terlihat duduk dengan gusar.

"Nona Jennie," panggil Aneeq, dan Jennie langsung berjengit karena terkejut.

"Eh iya, Tuan. Ada apa?" tanya wanita itu, wajah gelisah Jennie tidak dapat disembunyikan, Aneeq dapat melihat itu dengan jelas, tetapi dia tidak mau membahasnya, dia suka kalau lawannya merasa lemah seperti ini, sudut bibirnya terangkat tanpa Jennie sadari.

"Kamu harus mempelajari ini, nanti duduklah di sampingku, dan berikan apapun yang aku minta," jelas Aneeq dengan mimik wajah serius, ingin membuat wanita ini percaya bahwa dia pun bisa bersikap profesional.

Jennie mengangguk patuh, dan menerima lembaran kertas itu dengan tangan yang sedikit gemetar. "Baik, Tuan. Aku akan mempelajari semuanya."

"Itu bagus, kamu memang harus serba bisa," timpal Aneeq, sebuah kalimat yang terasa ambigu di telinga Jennie, tetapi dia tidak mau lagi berpikir yang tidak-tidak.

Selama perjalanan itu, Aneeq menjelaskan panjang lebar, agar Jennie benar-benar mengerti akan tugasnya. Karena selain memiliki tubuh yang proporsional, Aneeq juga butuh wanita yang memiliki otak cerdas, dan beruntungnya Jennie memiliki itu semua.

Tidak salah kalau Aneeq memilih wanita ini menjadi sekertarisnya.

Dalam waktu kurang lebih tiga puluh menit, mereka sampai di depan gedung tinggi pencakar langit, gedung yang tak kalah besar dengan milik Aneeq.

Mereka langsung masuk dan naik ke ruang meeting. Di mana semua orang sudah menunggu. Aneeq berjalan dengan gagah, sementara Jennie senantiasa berada di samping pria tampan itu.

Kita lupakan sejenak Caka yang berjalan paling belakang. Dia tidak ingin merusak tatanan barisan. Membuat Aneeq dan Jennie terlihat sangat serasi, mereka berdua masuk dan langsung disambut dengan ramah.

Beberapa orang sedikit tercengang, karena baru beberapa Minggu lalu Aneeq membawa sekertaris barunya. Namun, kini pria itu membawa wanita yang lain lagi, bahkan jauh lebih cantik dan seksi.

"Selamat pagi, Tuan Aneeq," ucap salah satu dari mereka, dan Aneeq tersenyum sambil membungkukkan badan tanda hormat. Dia langsung duduk di tempat yang tersedia, bersama dengan Jennie di sampingnya.

Setelah semua orang berkumpul, pembahasan pun dimulai, Jennie beberapa kali kerepotan, karena sebagai pembuka Aneeq lah yang memberikan penjelasan tentang perencanaan produk yang akan mereka launching. Bentuk kerja sama dari perusahaan-perusahaan besar di ibu kota.

"Jangan terburu-buru, santai saja. Tidak akan ada yang menggigitmu," bisik Aneeq sedikit bercanda, karena sedari tadi Jennie tampak begitu gugup, hingga membuat beberapa pekerjaannya terasa menegangkan.

Dan itu semua bukan cara kerja Aneeq, pria itu lebih suka bersikap santai, tetapi apa yang dia jelaskan langsung jatuh pada inti yang mereka rencanakan.

Mendengar itu, Jennie pun mengangguk. Pipinya bersemu merah, merasa malu. Tak dipungkiri dia memang benar-benar gugup, takut salah memberikan materi yang akan Aneeq bahas.

Dan karena itu pula, Jennie melihat sisi lain dari seorang Aneeq. Wanita itu menatap sang tuan dengan tatapan yang berbeda. Saat bekerja pria itu terlihat lebih tampan, apalagi mimik wajah Aneeq yang serius, benar-benar terlihat mempesona.

Diam-diam Jennie mengukir senyum, mengagumi ketampanan dan kecerdasan Aneeq yang sebelumnya tidak pernah terlihat oleh matanya.

Cih, ternyata dia bisa bersikap seperti itu juga. Kukira dia hanya pria mes*um yang memikirkan ukuran bok*ong dan dada.

*

*

*

Gosah mesem-mesem, Jen. Ntar si anaconda pengen ngap-ngap lagi, inget puasa 🤣🤣🤣