Di hari pernikahan yang harusnya menjadi hari yang paling membahagiakan. Justru menjadi hari yang paling menyedihkan untuk Laudrea .
Mempelai pria yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun ini justru menghilang, seorang Daniel Mahotra itu melarikan diri dari pernikahannya.
Demi menjaga nama baik keluarga. Laudrea terpaksa harus menikah dengan putra pertama dari keluarga Mahotra itu.
Akan seperti apa pernikahan Laudrea dengan Firas Mahotra seorang pria yang dingin dan kaku itu menjadi suami Laudrea tanpa adanya rasa cinta?
~yuk ikuti kisah Laudrea & Firas~
Menikahi Kakak dari Calon Suamiku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.dinart, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Dia super heroku
Seorang Laudrea berhasil melompat dari mobil dan menjatuhkan dirinya di atas trotoar jalan. Sementara mobil Firas dan Leon terus melaju dengan pintu belakang dalam keadaan terbuka.
"Aduuuuuuhhh, Ternyata sakit juga ya melompat dari mobil yang sedang melaju. Untung saja trotoarnya ditumbuhi rumput kalo tidak, bisa mati aku karena kesakitan." Rea bergumam sambil terus mengusap siku dan lututnya yang terluka karrna ulahnya sendiri.
"Fir! dia benar benar melompat," ucap Leon Panik dan langsung menghentikan laju mobilnya.
Fir hanya ternganga, ia tidak habis pikir dengan kelakuan nekad dari istrinya. Ia pun langsung keluar dari mobilnya untuk melihat kondisi sang istri. Sama sekali tidak ia sangka jika istrinya benar benar berani melompat dari mobil yang masih berjalan.
"Oh my god Rea, Apa kau tahu jika itu sangat berbahaya!" seru Leon sambil berlari mendekati Rea.
"Sini biar ku bantu." Leon mengulurkan tangannya pada Rea.
Rea menghembuskan nafasnya kesal. Lagi lagi hanya Leon yang mau peduli pada dirinya.
"Tidak usah, kau tidak perlu membantuku," jawab Rea dengan ketus lalu menyetop taksi kosong yang sedang melintas.
Taksi pun berhenti tepat dihadapannya. Namun baru saja Rea mengangkat satu kakinya hendak memasuki taksi tersebut tiba saja tubuhnya terasa melayang ke udara. Rea yang terkejut itu memejamkan matanya sambil berteriak.
"Apa kau tidak bisa jika tidak berbicara sebentar saja," Ucap Firas yang kini sedang menggendong Rea dan berjalan menuju mobilnya.
Rea mendongakkan wajahnya saat mendengar suara Firas yang begitu dekat dengan telinganya.
"Turunkan aku, cepat turunkan aku!" Rea terus memberontak berusaha untuk melepaskan diri dari gendongan Firas.
Namun Firas tidak mempedulikan teriakan yang memekik telinganya itu. Ia semakin mempererat gendongan dan berjalan dengan cepat menuju mobilnya.
"Kita ke rumah sakit sekarang!" titahnya pada Leon yang berjalan mengekor dibelakang Firas dan menuju pada kemudi mobilnya.
Firas mendudukkan tubuh Rea pada jok belakang kemudi lalu mengunci pintu mobil agar wanita yang berada disampingnya itu tidak lagi bisa melarikan diri dari mobilnya seperti baru saja dilakukannya.
"Aku tidak mau ke rumah sakit! Antar aku pulang saja." Rea terus berusaha membuka pintu mobil yang terkunci mati dari pusat kemudi Leon.
"Kau terluka Laudrea," ucap Leon.
"Aku tidak apa apa Le, ini hanya luka kecil dan ini tidak seberapa dengan luka yang ada di hatiku."
Rea mengalihkan pandangannya matanya ke arah luar jendela saat bulir bening mulai merayap turun di pipi mulusnya.
Hatinya begitu sakit saat mengingat perkataan Firas yang mengatakan jika dirinya menghilang bukan karna mencari kepuasan dari luar karna hingga saat ini suaminya itu sama sekali tak mau menyentuhnya.
Ia mengusap kasar bulir bening yang terus menetes tanpa permisi.
Mendengar jawaban wanita disampingnya membuat Firas tersadar jika kata kata yang diucapkannya tadi sudah sangat keterlaluan dan menyakiti hati Rea
"Maafkan aku." Dengan wajah datar tanpa ekspresi dan tanpa tindakan apapun karna merasa bingung entah harus melakukan apa.
Mendengar permintaan maaf dari sang suami justru membuat hati Rea semakin terluka. Air matanya mengalir semakin deras.
"Rea sebenarnya apa yang telah terjadi beberapa hari ini? siapa yang telah membawamu pergi dari resto dengan cara seperti itu?"
Pertanyaan Leon memecah keheningan didalam mobil itu.
"Siapapun dia yang pasti dia telah gagal menculikku!"
"Jadi maksudmu ada seseorang yang menolongmu saat itu?"
"Hemm dia super heroku."
Mendengar kata superhero membuat Firas mengingat gadis kecilnya yang dulu selalu menyebut dirinya adalah super hero banginya.
Tiba tiba ia teringat akan miniatur sepasang pengantin yang ia bawa dari rumah sepupunya itu. Tangannya bergegas merogoh tas miliknya.
Ada
satu kata yang terucap dari hatinya saat mendapati miniatur tersebut masih berada didalam tasnya. Kemudian ia mengusap dadanya tenang.
Dengan miniatur itu ia berharap bisa mengingat kenangan masa kecilnya bersama pangeran impiannya, seperti yang ia baca dari catatan harian miliknya. Ia menyenderkan kepalanya pada bagian kaca mobil seraya terus membayangkan bagaimana sosok pangeran masa kecilnya yang begitu sangat dicintainya itu.
Ia tersenyum getir mengingat dirinya yang sama sekali tidak bisa mengingatnya. Tangannya masih terus berada didalam tas menyentuh benda kecil itu.
Fir
Tanpa sadar kata itu berhasil lolos dari bibir ranumnya dengan tatapan matanya yang kosong dan menerawang jauh.
Mendengar namanya disebut membuat Firas yang sedang asik dengan benda pipih miliknya, sedikit terkejut namun ia hanya memicingkan sudut matanya dan kearah wanita yang saat ini masih melamun.
Leon menatap Rea dari pantulan kaca yang berada di atas kemudinya dengan alis yang mengkerut.
Tanpa mereka sadari kini mobilnya telah memasuki area parkir rumah sakit.
"Turun!" titah Fir pada wanita yang masih saja asik dengan lamunannya.
"Tidak mau!"
"Cepat turun atau aku akan menggendongmu seperti tadi." ancaman Firas berhasil membuat Rea turun dan berjalan menuju ruangan pemeriksaan.
Mereka memasuki ruangan yang dimana didalamnya sudah ada seorang dokter yang merupakan dokter terbaik di rumah sakit itu
"Silahkan berbaring nona, saya akan membersihkan luka lukanya," titahnya.
Rea membaringkan tubuhnya dengan malas.
*
*
*
Disisi lain Daniel sedang berada disebuah Hotel baru saja selesai pertemuan dengan salah satu kliennya.
Saat hendak melangkahkan kakinya dari lobby hotel ia tak sengaja melihat seorang wanita yang sangat ia kenali.
"Sera, siapa yang bersamanya, apa mereka sedang mereka lakukan disini?" Matanya terus mengikuti langkah keduanya.
Namun siapa sangka mereka justru memasuki sebuah kamar VVIP yang biasa ia gunakan saat bersama Sera.
Merasa ada yang tidak beres Daniel pun mendekat kearah kamar tersebut yang pintunya belum tertutup dengan benar sehingga ia bisa mendengar semua yang sedang dibicarakan oleh keduanya.
"Maaf mas, sedang apa disini?" tanya seorang laki laki yang bekerja di hotel tersebut.
"Hustt!" Daniel memberi kode silent kepada pelayan lalu menyodorkan beberapa lembar uang pecahan lima puluh ribuan. Lalu kembali mendengarkan yang sedang mereka bicarakan di dalam kamar.
"Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Daniel?"
"Bisa gak sih ay, kita gak bahas dia saat sedang berdua. Aku sudah sangat muak dengan dia."
"Lalu, apa kau akan menghentikan semua permainan kita begitu saja."
"Bukan itu maksudku hanya saja aku saat ini sedang malas membahas Daniel mengertilah," keluh Sera.
"Tidak bisa Sera kau harus segera menikah dengannya dan mendapatkan semua aset perusahaan dengan memanfaatkan anak kita yang ada didalam perutmu ini," ucap lelaki itu seraya terus mengecupi perut Sera.
"Aku tidak mau menikah dengannya ay, yang aku mau itu menikah dan hidup bahagia denganmu."
"Akan ada waktunya Sera, aku janji aku akan menikahimu setelah kau berhasil mendapatkan semua aset perusahaan keluarga Mahotra. Manfaatkan anak kita sebagai umpannya,"
Tak berselang lama hanya jeritan kedua manusia yang sedang memadu kasih yang ia dengar.
BRAAAAKKK
Pintu terbuka dengan begitu kasar.
"Beraninya kau Sera! Ternyata anak yang ada di dalam kandunganmu itu bukanlah anakku. Pantas saja kau selalu menolak saat aku mengajakmu menikah," ucapnya dengan penuh kemarahan.
"Daniel!" Sera terkejut mendapati Daniel tiba tiba ada didepan kamarnya.
"Dan kau, bajingan! Teman macam apa kau ini ha!"
"Baguslah kalo sekarang kau sudah mengetahui semuanya. Karna aku sudah benar benar muak harus terus berpura pura mencintaimu!".
"He, apa kau pikir lelaki yang bersamamu saat ini juga mencintaimu?"
sungguh mantap sekali
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘