Kiara, adalah gadis sebatang kara. Dia bekerja sebagai Pramusaji di sebuah restauran ternama. Dia bekerja banting tulang untuk melunasi hutang ayahnya seorang bandar judi yang telah di tipu dan terlilit utang. Ibunya sakit-sakitan. Ketika seorang istri CEO perusahaan mengajaknya kerja sama. Yaitu menikah dengan Suaminya Agam, karena Dia Mandul. Dan Kiara akan mendapatkan uang, berapa pun Dia mau, asal bisa melahirkan anak laki-laki pewaris perusahaan Agam. Usia mereka yang terpaut 20 tahun itu membuat Kiara ragu. Namun Dia yang slalu mendapat teror dari bandar Narkoba lainnya pun tak bisa lagi menolak takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nana shin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malu hingga Merona
Kiara masih asik mandi di dalam Bathub, dia juga menutup matanya untuk merasakan relaksasi air hangat tersebut. Dia tidak menyadari, ada sepasang mata menatapnya tajam, kemudian orang itu pergi meninggalkan kamar mandi Kiara tanpa menyapa Kiara terlebih dahulu.
Kiara baru sadar ketika mendengar suara tapak kaki di lantai.
"Siapa yang masuk?" lirih Kiara. Sambil membuka matanya dan menatap pintu kamar mandi yang sedikit terbuka.
"Siapa ya?"
Dengan tergesa-gesa Kiara pun bangun dan menyelesaikan mandinya, kemudian dia menyusul keluar, namun dia tidak melihat siapapun di luar.
"apa kamar Ini berhantu? Bukankah kamar Ini adalah kamar tamu sebelum aku tempatin? bisik hatinya.
Tok tok tok
"Nona Kiara, makan malam sudah siap," panggil Bibi yang ada di luar kamar.
"Jam berapa ini?" Kiara menatap jam dinding yang ada di kamarnya.
"Baru jam 05.30 kok makan malam?" tanya Kiaraheran sendiri.
Setelah Kiara selesai berdandan Ala kadarnya, dia pun keluar dan menuju dapur.
"Nona, silahkan makan sendiri, Tuan Agam dan Nyonya Clara sudah duluan," ucap Bibi.
"Mereka sudah makan?" tanya Kiara.
"Iya, Tuan Agam dan nyonya Clara sudah makan tadi, Apakah Tuan Agan tidak mengatakannya pada Nona?" tanya bibi.
"Mengatakan apa Bi? aku belum bertemu kok sama Tuan Agam?" heran Kiara.
"Loh? kok nggak ketemu? barusan kan Tuan Agam ke kamar Nona? Kenapa tidak bertemu? tanya Bibi Tuhan Agam ke kamarku tanya bibi heran.
"Tadi dia ke kamar?" Kiara kaget.
"Iya, Nona. Beliau juga masuk ke kamar Nona. apakah kalian tidak bertemu?" tanya bebek lagi Oh begitu ya Bi aku tadi sedang Bibi.
"Oh Astaga!" kaget Kiara.
"Ada apa Nona?" tanya Bibi.
Ketika Kiara kaget dan menyadari kalau yang tadi membuka pintu kamar mandinya adalah Agam. Dia sangat panik, wajahnya berubah menjadi merah merona.
"Oh tidak apa-apa. Baiklah, aku akan makan," ucap Kiara.
Kiara pun makan sendirian di meja makan. Namun sepertinya dia juga melamun, ternyata dia memikirkan apa yang terjadi saat dia mandi tadi.
"Ya Tuhan ..., pasti Tuan Agam sudah melihat aku saat mandi tadi. Aduh ..., kenapa aku bod*oh sekali? kenapa aku lupa menutup pintu?" lirih hati Kiara,
Bahkan Kini dia hanya mengaduk-aduk nasinya saja dengan sendok, membuat Bibi heran.
"Apa yang terjadi Nona, Nona sakit? kenapa tidak dimakan Nona?" ucap bibi.
"Oh tidak, iya, aku akan makan, Bibi boleh pergi kok, aku bisa bersihkan sendiri nanti," ucap Kiara.
Kemudian Kiara pun melanjutkan makannya, sementara bibi pergi membersihkan beberapa piring kotor, setelah selesai, Bibi pun pergi ke kamarnya, untuk beristirahat sejenak sebelum maghrib tiba.
"Pasti Tuan Agam sudah melihat aku saat mandi. Haduh ..., aku malu sekali. Kenapa aku begitu ceroboh?" ucapnya.
Setelah 15 menit berlalu. Kiara pun sudah menyelesaikan makannya. Dia berjalan menuju wastafel dan mencuci piringnya sendiri. namun dia masih membayangkan yang terjadi tadi, saat dia mandi dan Agam masuk ke kamar mandi tersebut.
"Kiara, kalau sedang mencuci piring itu jangan melamun, kalau piringnya pecah kamu bisa terluka," bisik seseorang di telinga kanannya.
Kiara pun menoleh dan seketika pipi Kiara menempel di pipi seseorang yang sedang berbisik di telinganya tersebut.
"Tu_tuan?" gugup Kiara, saat menyadari yang ada di belakangnya itu adalah Agam.
Ternyata Agam kembali ke dapur, untuk memastikan Kiara sudah makan atau belum? sepertinya Agam benar-benar memperhatikan Kiara sekarang, memperhatikan dalam diam. Agam pun mundur karena tiba-tiba saat aroma sampo Kiara tercium, dia pun memilih mundur untuk merendam hasratnya yang kini meluap.
"Apakah sudah makan? tanya Agam.
" Sudah Tu_ eh Bang," ucapnya.
"Baguslah, kalau kau ingin sesuatu, kau jangan sungkan, ambil saja apa yang ada di rumah ini, karena ini adalah rumahmu. Kau berhak untuk mendapat apapun fasilitas di rumah ini, karena kau sekarang adalah istri mudaku," ucap Agam.
"Apakah aku juga boleh mengambil hatimu? bisik hati Kiara. Namun semua itu hanya ada di dalam hati Kiara, tentu saja Kiara tidak berani mengatakan itu kepada Tuannya tersebut.
Kiara pun juga tidak tahu kalau sebenarnya Agam juga sudah menaruh hati padanya.
"Kenapa kamu menatapku begitu?" tanya Agam.
"Oh, tidak, baiklah, aku bisa sendiri kok."
"Oh iya, kenapa kau tadi lama sekali di kamar? Bukankah aku sudah bilang padamu, kalau mulai hari ini, kau yang akan melayaniku di meja makan, karena kau adalah istriku, tapi kenapa kau tidak keluar kamar?" tanya Agam, pura-pura tidak tahu apa yang terjadi tadi, dia juga berpura-pura tidak tahu kalau Kiara sedang mandi.
"Tuan? apakah Tuan tadi ke kamarku?" tanya Kiara.
"Ke kamarmu? untuk apa aku ke kamarmu? buang-buang waktu saja!" ucap Agam gengsi mengakui kalau sebenarnya memang dia lah yang tadi masuk.
Bahkan dia juga membuka kamar mandinya saat Kiara mandi.
"Oh... begitu ya?" bingung Kiara.
"Baiklah. Malam ini aku akan tidur di kamarmu. Jadi aku harap kau jangan terkejut kalau nanti tiba-tiba aku ada di sisimu," ucapnya.
"Iya Tuan_ eh Bang."
Agam pun sedikit tersenyum, kemudian pergi meninggalkan dapur, sementara Kiara hanya menatap pundak suaminya itu tanpa berkata apapun lagi.
Di kamar atas, Agam sudah masuk ke kamarnya, dan Clara terlihat sedang berbaring di ranjangnya.
"Jadi kapan Mas akan memulai hubungan dengan Kiara? lebih cepat lebih baik Mas, kalau terlalu lama. Bagaimana kita tahu kalau itu Kiara itu subur apa mandul sepertiku?" ucap Clara.
"Malam ini, malam ini aku akan memulainya," ucap Agam.
"Malam ini?"
Kini malah Clara yang merasa kaget atas jawaban suaminya itu, padahal sebelumnya Agam sangat menolak keras berhubungan dengan Kiara.
"Iya, malam ini, kenapa? Bukankah kau ingin kami melakukannya lebih cepat? dan itu lebih baik." ucap Agama.
"Oh ya, tentu saja," ucap Clara mencoba tenang dan tidak panik.
"Ya Tuhan ..., apa yang harus aku lakukan? apakah aku sanggup membayangkan mereka sedang tidur berdua? Tapi demi pewaris perusahaan Agam. Aku harus bisa, aku pasti bisa, semangat!" ucapnya dalam hati sambil mengangkat tangannya sendiri.
"Clara? ada apa? aneh!" ucap Agam saat melihat reaksi Clara yang sambil angkat-angkat tangan segala.
"Oh tidak apa-apa Mas, aku cuma senang. Akhirnya kau bisa menerima wanita pilihanku," ucap Clara.
"Jadi kau sungguh ingin aku bersama wanita itu? apa kau tidak akan menyesal?" tanya Agam.
"Mas, ini hanya sementara, jadi jangan kau ulang pertanyaan yang sama seperti itu, ini demi kamu dan juga aku, setelah wanita itu melahirkan, dia juga harus pergi dari rumah ini," ucap Clara.
"Tapi bagaimana kalau wanita itu tidak mau pergi dari rumah ini? dia kan Ibu dari anakku juga?" ucap Agam.
"Mas Apaan sih? itu kan sudah perjanjian dari awal," ucp Clara merasa tidak suka.
"Udahlah, aku mau membersihkan diri dulu," ucap Agam.
"Oh ya Mas, nanti kalau sudah Mas ituan, balik lagi ke kamar ini ya!" ucap Calra.
"Ituan apaan sih?" tanya Agam.
Agam pura-pura Tidak mengerti, padahal dia sudah tau arah,pembicaraan,Clara.
Bersambung...
ayo kak mampir lagi ke tempatku yuukkk 😅