Diceraikan hanya karena memiliki anak berkebutuhan khusus membuat Zahra harus hidup terlunta-lunta.
Ia yang biasa hidup mewah harus beradaptasi dengan lingkungan barunya yang merupakan warga masyarakat ekonomi menengah kebawah. Bukan hanya itu Ia juga mulai terbiasa dengan diskriminasi yang mulai di alaminya saat karena anaknya.
Berbagai cibiran dan hinaan mulai akrab di telinganya, hingga suatu saat putranya terancam dikeluarkan dari sekolahnya membuat ia harus menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Boleh Bapak memajang lukisan Zalika?" tanya pria itu
Zalika mengangguk setuju.
"Apa kamu mau membantu bapak menjelaskan makna lukisan mu kali ini?" tanya pria itu lagi
"Sepertinya tidak bisa pak, lagipula dia kan baru tenang aku takut dia tantrum lagi," jawab Zahra
Pria itu kemudian memberikan sebotol air mineral kepadanya, dan Zalika langsung meneguknya
Pria itu kemudian menggandeng lengan Zalika membawa gadis itu ke podium.
Ia segera berdiri di depan podium dan mengambil pengeras suara.
"Hari ini saya baru saja menyaksikan kehebatan seorang Ibu. Seorang Ibu yang kuat dan rela melakukan apapun demi anaknya. Tanpa rasa malu dan meninggalkan semuanya demi fokus pada anaknya saja. Dia begitu kuat bahkan bisa mengalahkan delapan orang pria yang tak sanggup menangkap putrinya. Dari kejadian hari ini saya paham betapa besar kasih sayang seorang ibu, dan sampai kapanpun kita takan bisa membalasnya," ucap Harry membuat semua orang tertegun mendengarnya
Ia kemudian memperlihatkan lukisan Zalika yang hari itu terlihat berbeda dari biasanya. Lukisan yang di dominasi warna hitam itu tampak membuat semua orang penasaran termasuk seorang yang berniat membelinya.
"Apa kalian tahu apa makna lukisan yang hanya di dominasi warna hitam ini?" tanya Harry
Ia kemudian mempersilakan Zalika untuk memberitahukan kepada semua orang makna lukisannya.
Gadis itu mulai menceritakan kesedihannya saat dipaksa seseorang untuk mengkonsumsi camilan yang dilarang oleh ibunya.
Meskipun ia tahu berbahaya jika memakan kudapan tersebut ia tetap memakannya karena si pemberi kue mengancamnya akan menyakiti ibunya jika ia tak menuruti keinginannya.
Demi Ibunya ia harus memakan semua kudapan tersebut meskipun ia selalu bersedih saat memakannya.
Flash back tiga hari sebelum acara pameran Lukisan.
"Kau harus memakannya atau aku akan mencelakai ibumu!"
"Bagaimana kalau mamah tahu?"
"Bukankah kau anak yang genius??. Aku yakin kau pasti bisa melakukan hal itu tanpa ibumu tahu," jawab Delia kemudian memberikan begitu banyak cokelat dan makanan ringan kepadanya.
"Ingat, kau tak bisa mengelabui aku karena aku tahu semua yang kau dan ibumu lakukan. Aku sudah memasang mata-mata untuk mengamati kalian, jadi kalau kau mencoba mengkhianati aku maka aku pastikan ibumu akan mendapatkan akibatnya," ucap Delia kembali mengancamnya
Flashback off
Harry kembali mengambil alih pengeras suara , "Lukisan ini adalah gambaran isi hati Zalika dia begitu sedih kerena harus membohongi ibunya, dan dia juga bersedih karena tahu hal ini akan terjadi," jawab Harry membuat semua orang tercengang Mendengarnya.
"Wah dia benar-benar genius, apa dia seorang peramal juga?"
Saat semua orang sibuk membicarakan ia dan putrinya Zahra segera menggendong Zalika dan membawanya pergi dari tempat itu.
Ia kemudian meninggalkan tempat itu, Zahra mengehentikan mobilnya di depan tempat terapi Zalika.
"Selamat sore Bu Zahra?" sapa seorang front liner begitu ramah.
"Aku ingin bertemu dengan Pak Mul, apa dia ada jadwal terapi hari ini?"
"Sebentar saya lihat dulu jadwalnya,"
Wanita itu kemudian mengecek jadwal mengajar para terapis.
"Hari ini dia free di jam 16.00 sampai jam 17.00,"
"Terimakasih,"
Zahra kemudian segera masuk ke ruangan Pak Mul.
"Sore Lika, apa kabar?" sapa Pak Mul saat melihat Zalika
"Sore Pak Mul, kabarku buruk," jawab Zalika kemudian merebahkan kepalanya di meja
Pak Mul kemudian memberikan beberapa mainan dan membiarkan gadis itu bermain.
Ia kemudian menemui Zahra yang sudah menunggunya.
"Sebenarnya ada apa, kenapa dia jadi seperti ini?" tanya Pak Mul
"Ceritanya panjang, nanti aku akan memberitahu mu setelah aku membereskan semuanya, jadi aku titip dia di sini sementara. Aku akan menjemputnya setelah urusan ku selesai," jawab Zahra
"Baik, aku akan menjaganya di sini,"
Zahra segera berpamitan kepada Zalika sebelum meninggalkannya.
"Tempat ini adalah tempat paling nyaman dan ramah untuk mu sayang, jadi tetaplah di sini selama ibu pergi dan kamu harus nurut sama pak Mul, Ok?"
"Baik mah," jawab Zalika mengangguk
Pada saat bersamaan Delia segera mengupload video detik-detik Zalika membuat onar saar acara pameran Lukisan.
"Masa keemasan mu sudah berakhir sayang, kasian sekali padahal kau anak berbakat tapi sayang karena kelakuan ibumu kau harus menderita seperti ini. Harusnya kau memang tidak lahir ke dunia ini agar tak menghalangi jalanku untuk mendapatkan cinta ayahmu," ucap Delia tersenyum senang saat melihat reaksi para netizen yang membully Zalika.
Tak sedikit dari mereka yang kembali memandang rendah anak itu dan kembali mencacinya.
"Inilah balasannya kalau kau berusaha mengusikku Za!"
*Braakkk!!!
Delia terkejut saat melihat kedatangan Zahra di ruangannya.
"Lihat siapa yang datang?" ucap Delia dengan wajah sinisnya
Tanpa basa-basi Zahra langsung menghujamkan bogem mentahnya ke wajah sahabatnya itu hingga wanita itu mengerang kesakitan.
*Buughhh!!!
"Awww, apa yang kau lakukan anj*ng!" seru Delia begitu marah
"Itu belum seberapa jika di bandingkan rasa sakit yang dirasakan putriku," jawab Zahra
"Wah keren sekali, inilah yang aku suka darimu, kau selalu peka dengan sekeliling mu, tapi sayangnya video itu sudah beredar dan sebentar lagi putrimu pasti akan di keluarkan dari sekolah karena dia bukan anak normal!"
"Sudah ku duga kau adalah dalang dibalik semua ini!" Zahra kembali mendekati Delia membuat gadis itu terus mundur dan menjauh darinya
Zahra mengeluarkan sebuah pisau kecil membuat Delia semakin ketakutan dan menjauh darinya.
"Apa yang kau lakukan Za!" seru Delia begitu takut melihat zahra mengacungkan pisau kearahnya
"Karena kau sudah mengusik hidup ku, maka aku harus menyingkirkan mu. Karena aku tidak suka ada seseorang yang mencoba merusak kebahagiaan keluarga kecilku," Zahra segera menikam pisaunya ke leher Delia membuat wanita itu begitu ketakutan hingga keringat dingin membanjiri wajahnya.
"Hentikan Za!" seru Gading mencoba menghentikannya
"Aku tahu kau pasti sangat kesal karena ulah Delia yang sudah membuat Zalika terluka. Tapi bukan begini cara membalasnya. Jika kau melakukan hal ini maka kau sama saja dengan Delia. Dan kau juga akan membuat Zalika semakin sedih karena harus berpisah darimu jika kau benar-benar membunuhnya," tukas Gading kemudian mengambil pisau dari tangannya
Ia kemudian memeluknya erat untuk meredam emosi dalam diri wanita itu. Sementara itu, melihat Zahra mulai lengah membuat Delia segera melarikan diri dari tempat itu.
"Percayalah padaku semuanya akan baik-baik saja. Aku janji akan menyelesaikan semuanya," imbuh Gading
Pria itu mengusap air mata Zahra yang mulai menggenang di pelupuk matanya.
"Thanks atas perhatianmu Ding," ucap Zahra
Dirga yang terus memperhatikan keduanya tampak kesal saat melihat kedekatan keduanya hingga mengepalkan kedua tangannya.
"Aku tidak akan membiarkan kau menikahi wanita ku, sampai kapanpun aku akan menjadi Zahra hanya milikku. Bagaimanapun caranya aku harus mendapatkan hatinya kembali,"
siapa lagi kali ini yg akan jadi penjahat...??